[70] Heart

2.5K 332 221
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lagi baca 😘😚😙😗 ga edit ya ngantuk w :"

Pamela's POV

Aku meninggalkan Harry sendiri dipintu Rumah Sakit, berjalan cepat dan Aku masih bisa mendengar suara tawanya dari ujung sana. "Hei, Ibu biji jeruk, jangan marah," ujarnya dan meraih pinggangku lalu memeluknya, dia membukakan ku pintu lalu menyuruhku masuk.

Dia masih terkekeh geli, memutari mobil dan memasukinya. "Hai biji je---"

"Jika Aku Ibu biji jeruk, berarti kau Ayah biji jeruk," ujarku dan Harry mengangguk.

"Kita keluarga Biji jeruk," ujarnya dan Aku terkekeh kecil lalu memukul lengannya.

"Dia tidak akan menjadi Biji jeruk dua minggu ke depan, pasti Tubuhnya membesar," ujarku dan Harry menoleh, menyalakan Mesin Mobil dan mulai menjalankannya keluar dari parkiran.

"Jadi apa?" tanyanya.

"Sebesar Blueberry?" tanyaku dan Harry mengangguk.

"Ibu Blueberry," ujarnya lagi dan Aku mencubit lengannya.

"Ini anakmu, jahatnya kau menyebutnya dengan nama buah-buahan," ujarku dan Dia terkekeh lalu mengangguk.

"Ya sudah, berarti Anak Harry Styles, begitu?" tanyanya dan Pipiku memerah, lalu mengangguk.

Aku membuka kotak Kue keju yang terletak tepat didepanku, Harry secara spontan tertawa kembali membuatku cemberut. "Kenapa? Kau tidak suka Aku makan?" tanyaku dan Harry menggeleng.

"Aku ingat sekali saat dulu kita baru kenal, kau susah makan. Uhm, maksudku kau jarang memakan camilan seperti ini," ujarnya dan Aku mendecak.

"Aku gendut ya? Aku tau semenjak Keanu kemarin badanku belum terurus sempurna dan sekarang Aku hamil lagi," ujarku dan Harry menggeleng.

"Kau seksi, lihat beberapa bagian tubuhmu membesar," ujar Harry membuatku menatapnya tajam, lalu merengek.

"Pasti lenganku besar, perutku juga, pipiku juga membesar, iyakan?" tanyaku dan Harry menggeleng.

"Bukan itu, maksudku uhm-- benda yang kemarin Aku minum... dengan Bokongmu," ujar Harry membuatku mengalihkan pandanganku darinya.

"Kau bohong," ujarku dan Harry tertawa. "Kan, kau pasti berbohong."

"Tak apa, kan yang membuat kau seperti itu Anakku," ujarnya dan Aku menoleh padanya, memajukan bibir bawahku mengejeknya, tanda ia beromong kosong.

Lalu Aku mengalihkan pandanganku pada Jalanan, salju mulai menghiasi pohon pohon, namun beberapa daun belum mengering membuatku berasumsi jika Salju tebal belum akan datang, membuatku bersyukur. Karena jika salju tebal datang, pastinya akan susah untuk keluar Rumah. Kau harus setidaknya mengerok Salju untuk jalan keluar Mobilmu. Mobil pasti akan susah hidup karena Mesinnya seperti membeku, Aku juga benci musim dingin karena jika Aku keluar dari rumah sebentar saja, maka Aku akan langsung menggigil.

"Pamela?" panggil Harry dan Aku menoleh padanya.

"Ya?"

"Tadi malam Ayahmu menelfon ku, bahwa dia tau jika Kau hamil anakku. Lalu dia berkata jika Perusahaannya sedang di titik terendah dan meminta bantuan dana dariku," ujar Harry dan tiba-tiba jantungku berdegup kencang.

"Lalu?" tanyaku.

"Aku mungkin akan memberinya Dana walaupun Aku sudah memutuskan kerja sama bersama Perusahaan Ayahmu," ujar Harry membuatku memegangi tangannya.

"Tidak usah," ujarku dan Harry mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?"

"Jangan. Bi-biarkan saja Ayahku berusaha sendiri," ujarku dan Harry tersenyum.

Cruel [H.S]Where stories live. Discover now