24. Membenci ku

22.3K 3.2K 211
                                    


Awas! cerita ini dapat menimbulkan emosi berkepanjangan.

●●●

Jungkook tetap diam di balik bilik kamar mandi dan mengunci pintu nya agar tidak ada yang curiga kalau ia berada di dalam. Pria manis itu tetap diam duduk di atas closet sambil mendengarkan percakapan tentang ujaran kebencian dari senior nya.

Jungkook juga sempat mengira kalau senior nya akan melakukan hubungan intim dengan pria di dalam kamar mandi, tapi semua itu salah besar. Saat ini bahkan Jungkook masih mendengarkan perbincangan tidak bermutu.

Kenapa kau membenci Jungkook? Aku rasa dia pria yang cukup pintar pantas saja melakukan interview dengan Jung Yerin.

Cih, aku tidak suka Jungkook. Baru menjadi karyawan baru di perusahaan ini sudah sombong dan merasa dapat melakukan segala nya. Kau tidak tau bagaimana aku bekerja keras dengan perusahaan majalah ini dapat tumbuh besar seperti ini.

Begitukah? Aku rasa dia orang yang cukup baik.

Kau hanya belum tau saja. Dia itu pria yang buruk. Kita lihat saja bagaimana sikap nya selama di perusahaan ini. Ah, mari keluar sebelum pria lain masuk sini aku kan hanya menumpang ke kamar mandi karena kamar mandi wanita sedang di perbaiki.

Jungkook tetap diam hingga suara pembicaraan hilang tergantikan dengan suara pintu kamar mandi yang tertutup. Pria manis itu menghela nafas dan membuka bilik kamar mandi. Jungkook segera keluar dari sana takut kalau Irene akan mencari nya dan memerlukan bantuan nya.

●●●

"Jungkook, kau lama sekali di kamar mandi." Ucap Irene setelah pria manis itu kembali.

"Biasa orang imut harus lama di kamar mandi." Jawab Jungkook tersenyum sambil menampakan gigi kelinci nya yang lucu.

Irene kembali berbicara pada Jungkook tentang project wawancara dengan Jung Yerin dan sungguh kedua nya terlihat sependapat dan sangat humble satu sama lain. Kedua orang berbeda jenis kelamin itu masih sibuk berbincang hingga kedua nya berhenti berbicara saat sosok wanita dengan suara sepatu hak tinggi yang terdengar di penjuru ruangan kedua orang yang sedang berbincang itu.

"Irene, bagaimana perkembangan project mu?" Tanya wanita cantik itu menatap tak suka pada Jungkook yang berada di sebelah Irene.

"Berjalan dengan baik. Jungkook banyak sekali membantu ku, Senior Haneul." Jawab Irene santai.

"Aku berharap wawancara kali ini berhasil tidak gagal seperti sebelum - sebelum nya. Jika gagal maka rekan mu pantas di salahkan." Jawab Haneul membuat Irene mengerut bingung.

"Bagaimana bisa hanya rekan ku? Bukankah ini project ku dengan Jungkook? Jika ini gagal maka kami akan menanggung bersama mencari artis lain untuk wawancara. Aku bingung bagaimana cara kerja mu Senior Haneul." Jelas Irene sedangkan Haneul hanya melipat tangan nya sombong.

"Ini sudah resiko. Aku sempat bilang cari rekan yang lebih berpengalaman bukan anak baru yang masuk ke perusahaan majalah ini karena koneksi." Sinis Haneul membuat Jungkook menatap wanita dengan baju kerah rendah dan make up tebal itu.

"Apa maksud mu dengan koneksi, Senior? Aku melakukan serangkaian kegiatan mulai dari wawancara dan tes masuk. Aku masuk ke sini karena layak bukan karena koneksi apapun." Jawab Jungkook sedangkan Haneul tertawa kecil.

"Kau kira aku bodoh hingga dapat percaya akan semua ucapan mu. Bahkan kau sangat di benci oleh ayah dan kakak mu Jeon Eunha. Kau itu anak yang memalukan dan tidak berguna hingga ayah mu tidak ingin kau bekerja di perusahaan majalah, jadi wajar saja aku berpikir kalau kau kesini hanya karen koneksi dari keluarga mu." Haneul mendorong bahu Jungkook. "Bahkan kakak mu sendiri bercerita padaku kalau kau itu adalah orang tidak berguna. Pembawa sial dalam keluarga dan menyusahkan Eunha saja. Aku kasian sekali pada Eunha karena harus terus mengalah padamu." Ucap Haneul dan Jungkook hanya diam tanpa menanggapi, toh semua itu tidak benar.

Perfect Husband -vk✓Where stories live. Discover now