45 - The End

2.8K 279 24
                                    

Dugh dugh

Dugh.. dugh.. citt Citt..

Suara pantulan bola dan decitan tapak sepatu terdengar di ruang indoor lapangan basket.
Ada Noah yang tengah bermain bola basket sendirian.

Ia hanya melakukan drible dan lay up. Atau shooting.
Semua pergerakkan itu ia lakukan dengan teratur dan juga santai. Jadi, ia tidak akan terlalu lelah atau menguras kerja jantung nya yang memang lemah.

Cklek

Suara pintu masuk terbuka, Fadil muncul dari sana dengan menenteng tas ransel nya.

"Sendiri ? Loe gak latihan bola ?" Tanya Noah dengan napas sedikit terengah-engah. Namun, tidak menghentikan kegiatan nya.

Fadil hanya mengangguk, ia berjalan mendekati Noah dan memilih duduk di luar garis tree point. Mengamati kegiatan Noah.

Noah cukup handal bermain si bola orange itu. Bahkan bisa di katakan jago, sahabat nya itu memiliki bakat alami di olah raga tersebut. Cuma, karena jantung nya lemah jadi, Noah kadang hanya bermain iseng aja. Pernah, ia keras kepala ikut pertandingan. Saat sekolah menengah pertama dulu.
Dan melajukan latihan yang cukup berat. Dan sahabat nya itu berakhir di rumah sakit selama satu Minggu.

"Gimana Sheila ?" Tanya Noah, ikut duduk di samping nya.

"Gimana apa nya ?" Fadil malah bertanya balik.

Noah berdecak kesal. " Kalian gimana ? Udah baikkan?"

"Boro-boro " jawab Fadil dengan malas. " Makin parah , iya "

Noah mendengus malas. "Kalian berdua sama-sama keras kepala. Egois, dan gak ada yang mau ngalah "

"Justru itu, gue mulai ngerasa kalau kami emang gak cocok buat jadi pasangan " jawab Fadil.

Noah menoleh cepat padanya, menatap sahabatnya dengan lekat.

"Gue sayang sama dia, banget malah. Tapi, gak tau kenapa kayak berat banget gtu " curhat Fadil menatap kosong pada lantai di depan nya.

Naoh menghela napas beratnya. "Kasih waktu aja dulu buat kalian berdua "

Fadil menggeleng, membuat Noah menghela napas berat.

"Fadil, kalian masih muda tau gak. Jadi masih labil buat hubungan serius. Jadi, santai aja. Nanti kalau udah sama-sama -"

"Gak ada kata nanti lagi, Noah. Dan gak akan pernah ada kata kita lagi buat gue sama Sheila " sela Fadil dengan tajam.

"Jodoh mana tau, kan?" Gumam Noah mengindikkan bahu nya.

"Gak bakal!" Jawab Fadil kesal. Membuat Noah langsung menoyor kepalanya.

"Emang nya loe Tuhan, apa!! Kalau Allah, sudah berkehendak gak ada yang mustahil, Dil. Jangan kan jodoh, bumi kalau Allah mau belah, ke belah. Bro " ceramah Noah.

Fadil mendelik sebal, ia memilih untuk tidak terlalu memperdulikan nya. Untuk sekarang, saat ini, detik ini. Ia tidak akan lagi kembali pada Sheila. Tidak akan pernah, ego nya tidak mau membiarkan itu terjadi.

"Bodo ah, gue pokok nya mau move on! Titik.." cakap nya dengan tegas dan kesal.

"Terserah, asal loe jangan tiba-tiba datengin gue, terus merengek karena Sheila jadian sama Erfan " ujar Noah kembali bermain.

"Bodo amat!" Jawab Fadil, memilih tiduran.

Ia sudah capek memikirkan Sheila, bahkan gadis itu semakin hari semakin dekat dengan Erfan. Ia tidak akan melarang, bukan hak nya lagi. Dan ia juga tidak akan berusaha untuk merecoki kegiatan pedekate nya Erfan kali ini.
Yang ia fikirkan sekarang adalah memastikan Erfan bukan cowok brengsek.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now