08 -

2.5K 291 12
                                    

Fadil mengantar teman-teman nya hingga kedepan gerbang. Zaki sudah lebih dulu izin pulang sejak satu jam yang lalu. Hingga saat ini menyisakan Nara, Sheila dan Salsa.

"Kalian bareng ?" Tanya Fadil, pada Nara dan Salsa.

Kedua nya saling melirik satu sama lain. Nara lebih dulu mengindikkan bahu nya sambil mengalihkan perhatian ke lain arah.

" Iya lah, mereka kan serumah " ujar Sheila.

Fadil melirik pada Sheila, kemudian kembali pada Nara. Ia memang tau kalau ibu nya Nara adalah asisten rumah tangga keluarga nya Salsa. Tapi, tidak tau kalau keduanya serumah.

"Yaudah, hati - hati ya. " Ujar Fadil pada keduanya.

"Kita pamit ya, Thanks buat undangan nya Dil. " Ucap Salsa dengan ramah.

Fadil mengangguk sambil mengulum senyum nya. Di saat bersamaan Khadijah dan keluarga nya juga keluar untuk pulang. Membuat Nara melirik pada perempuan cantik itu.

"Bangdek, Cek Bil pulang dulu ya " ujar seorang wanita cantik, yaitu Adik dari ayah nya Fadil. Dan Ibu dari Khadijah.

"Eh, iya Cek. Hati-hati " ujar Fadil. Mereka mengangguk. Perhatian Fadil kembali pada Nara dan Salsa.

"Nara !" Seru Fadil, membuyarkan lamunan Nara yang terus memandangi kepergian Khadijah yang sudah masuk kedalam mobil bersama dengan keluarga nya.

"Eh, gue balik ya. Thanks undangan nya " ujar Nara, mulai salah tingkah kembali.

Fadil hanya mengangguk, dan Nara pun berlalu bersama dengan Salsa yang terlihat sedikit bete. Entah, mengapa ia pun tidak tau.

"Ngapain kamu masih di sini ? " Tanya Fadil, mendelik pada Sheila.

"Cih.. " desis Sheila malas, dan berbalik untuk pulang kerumah nya. Tapi, Fadil langsung menahan lengan gadis cantik itu.

"Apaan sih!" Ketus Sheila menghempas tangan nya. Fadil hanya terkekeh geli sendiri.

"Baru jam sepuluh lho " ujar Fadil melihat jam di pergelangan tangan nya.

"Terus ?" Masih dengan nada ketusnya.

"Tadi, aku gak liat kamu makan di dalam. Kenapa? Makanan nya gak enak ya ?"

"Liat muka loe, gue udah kenyang !!" Ketus Sheila lagi. Ia kembali akan berlalu pergi. Tapi, Fadil lagi-lagi menahan lengan nya. "Apa lagi sih!? Tadi loe ngusir gue!"

"Ya Ampunnn.. sensi banget mbak. Becanda kali " ujar Fadil dengan begitu santai.

"Ck, mau lo apa sih?"
"Temenin gue liat-liat sekitar sini, " ujar Fadil.

"Ma.les!" Ucap Sheila, dan langsung berbalik pergi meninggalkan Fadil.

"Sheila, bentar doang! Hey.. " ujar Fadil. Tapi, sama sekali tidak di perdulikan oleh Sheila. Membuat Fadil menghela napas berat nya. Dan kemudian malah menggeleng kepala sambil tersenyum sendiri.

***

Nara dan Salsa tiba di rumah, besar yang ada di ujung jalan utama perumahan komplek yang sama dengan Rumah Fadil dan Sheila. Mereka berdua memasuki pekarangan rumah, Nara langsung memilih untuk menuju jalan setapak yang ada di samping rumah besar milik keluarga Salsa.

"Nara " panggil Salsa, saat Nara berbelok.

"Iya " saut Nara menoleh pada Salsa. Sikapnya begitu sopan dan hormat pada Salsa. Mungkin karena Salsa adalah anak dari majikan nya. Ya, ibunya Nara adalah seorang asisten rumah tangga.

"Aku beneran gak suka sama sikap kamu yang terus ngeliatin sepupunya Fadil tanpa kedip kayak tadi " ujar Salsa to the point.

"Maaf " jawab Nara, canggung.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now