22. Kencan

2.3K 303 20
                                    

Sisa jam pelajaran terakhir, di habiskan oleh Fadil hanya untuk memikirkan obrolan nya dengan Sheila tadi. Ia tengah mencoba untuk menelaah lebih jauh maksud ucapan gadis itu.

Entah mengapa, ia merasa kalau semua ucapan gadis itu tadi ada maksud terselubung kepada dirinya. Sheila seperti sedang ingin menegaskan sesuatu padanya. Tapi apa?

"Kalau ke gue ?"

Tiba-tiba saja pertanyaan Sheila itu terlintas di fikiran nya kembali. Gadis itu menanyakan tentang dirinya sendiri pada Fadil. Setelah mengatakan tentang perasaan nya pada Zahra.

Ia menoleh pada Sheila, gadis itu terlihat mengerjakan tugasnya dengan serius. Dengan tangan kiri menopang dagu dan tangan kanan sibuk menulis. Sesekali gadis cantik itu menoleh ke papan tulis. Namun, tiba - tiba saja Sheila menoleh padanya, membuat Fadil terkejut dan langsung menunduk pada buku nya lagi.

Fadil tersenyum sendiri, dan juga merasa malu karena ketahuan memperhatikan anak dara orang. Ia juga mendadak merasa kalau pipinya mulai menghangat sendiri.
Sedangkan di meja nya, Sheila hanya menatap heran pada Fadil.

"Entar pulang sekolah, Erfan ngajak gue nonton. Menurut loe gimana ?"

Fadil langsung menggelengkan kepalanya sendiri saat pertanyaan itu muncul kembali. Membuatnya kembali melirik pada Sheila yang kebetulan menoleh padanya. Gadis itu mengerutkan dahi padanya. Fadil hanya mengulum senyum kecil.

Dan mereka berdua hanya melakukan itu saling lirik satu sama lain, dan kemudian akan meledek juga satu sama lain. Kelakuan mereka persis seperti anak kecil saja.

"Sheila " seorang cowok berdiri di pintu kelas, saat bel pulang sudah berbunyi dan guru yang mengajar sudah keluar.

Fadil ikut menoleh pada cowok tersebut. Tidak asing, dia adalah salah satu anak tim Basket. "Loe di tungguin Erfan, di parkiran " ujarnya lagi, setelah Sheila mengangguk baru cowok itu pergi.

"Loe janjian sama Kak Erfan ?" Tanya Salsa setelah selesai membereskan barang-barang nya.

"Iya " jawab Sheila, namun ujung matanya melirik pada Fadil yang sudah lebih dulu keluar dari kelas bersama Romi dan Nara. Ia langsung mendengus kesal sendiri.

"Jadi, sekarang udah beneran mau sama Kak Erfan ?" Tanya Loli dengan nada menggoda ketika mereka menyusuri koridor.

Sheila tidak menjawab, ia hanya mengindikkan bahu nya dengan malas. Ia masih berharap, kalau Fadil akan melarang nya dan mengajak nya pulang bersama, misalnya. Tapi, cowok itu tidak peka sama sekali.

***

"Sheila "

Erfan sedikit berlari menghampiri Sheila yang akan menuju mobil. Sheila hanya menoleh sebentar, dan berhenti ketika ia akan sampai ke mobilnya dan melihat seseorang sudah berdiri di samping mobil nya seolah sedang menunggu sang pemilik.

"Shei, soal ajakkan gue tadi gimana ?" Tanya Erfan,

Sheila yang melihat Fadil, sedikit tersenyum. Kemudian menoleh pada Erfan.

"Sorry Kak, aku udah janji duluan sama Fadil " jawab Sheila.

Erfan menoleh pada cowok yang sudah berdiri di samping mobil Sheila. Fadil berdiri dengan santai sambil memainkan ponselnya. Erfan hanya bisa mengangguk, tidak bisa lagi memaksa.

"Yaudah deh, lain kali aja kalau gitu " ujar Erfan. Sheila hanya mengangguk saja. Cowok itu pun pergi, dan Sheila berjalan menghampiri Fadil yang sudah menyimpan hp nya ke dalam saku celana nya.

"Ngapain ?" Tanya Sheila dengan ketus.

Fadil mengulum senyum manis nya, ia melihat Erfan yang sudah masuk kedalam mobil sendiri setelah gagal mengajak Sheila pergi.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now