60 : Best Enemy

238 32 0
                                    

  Sheila menuruni tangga rumahnya dengan santai, dia melihat sang Mama baru saja pulang dari menjemput adiknya dari sekolah. Membuatnya langsung menghampiri dan menyalami beliau.

"Buat kakak mana?." Tanya Sheila pada Aries yang sedang menikmati es krim nya.

"Enggak ada, ini di kasih Kak Abay." Jawab adik nya menghindari es krim menjauh dari dirinya.

  Ia hanya mendelik, lalu kembali beralih pada Mamanya.

"Aku keluar ya Ma, hari ini mau menemani Fadil ke rumah sakit." Ujarnya berpamitan.

"Iya, hati-hati." Jawab Sheira.

  Dia pun kemudian melangkah keluar rumah, berjalan menuju mobilnya yang sudah di panaskan tadi olehnya. Setelah mengeluarkan mobil dari carport nya, ia kemudian langsung menuju rumah Fadil. Dan menemukan cowok itu baru saja keluar dari dalam rumah.

"Kamu sendirian?." Tanya Sheila menghampiri Fadil.

"Iya, Akashi hari ini harus masuk sekolah barunya." Jawab Fadil.

"Tante Dee, mana? Mau pamitan." Ucapnya setelah mengangguk atas jawaban Fadil barusan.

"Lagi jemput Puput, aku cuma sendirian di rumah tadi."

  Dia kembali mengangguk, lalu kemudian mengajak Fadil untuk segera berangkat.

  Kondisi kedua kaki Fadil sekarang sudah semakin membaik. Cowok itu sudah tidak lagi menggunakan tongkat untuk berjalan, walau cara berjalan nya masih pincang sebelah. Dia juga rutin menemani kekasih nya itu terapi, dan chek kondisi nya ke dokter ahli tulang. Semua sudah baik-baik saja. Tidak ada yang perlu di khawatir kan.
Hanya saja, akibat dari cidera yang di alami Fadil membuat cowok itu untuk waktu lama tidak di izin kan untuk bermain Sepak Bola.

"Kamu udahan packing nya?." Tanya Fadil saat mereka di tengah perjalanan menuju rumah sakit.

"Udah kok." Jawab Sheila lagi. "Kamu jadi Ke Belanda?."

"Jadi." Jawab Fadil mengangguk.

"Akashi gimana? Dia kan baru masuk sekolah."

"Gapapa kok, dia ada Tante nya sekarang. " Ujar Fadil dengan sedikit lega. Pasalnya, setelah beberapa waktu lalu mengantar Akashi pulang. Ternyata adik dari almarhumah Mamanya Akashi juga tinggal bersama Kakek William. Beliau juga memiliki anak laki-laki bernama Elang, yang seumuran dengan Akashi.

"Dia enggak papa kamu tinggal?."

"Awalnya sih dia kekeh mau ikut, tapi Tante Mila bisa ngebujuk. Apalagi dia kan sekarang baru masuk sekolah juga di Jakarta. Beliau punya anak laki-laki yang seumuran juga dengan Akashi." Sheila mengangguk saja.

  Tiba-tiba ponsel Fadil berbunyi di tengah obrolan. Cowok itu langsung mengambilnya dan melihat siapa yang menelfon.

"Mama." Kata Fadil seolah memberi tau dirinya.

Ia hanya mengangguk dan membiarkan Fadil berbicara dengan Dee yang menanyakan keberadaan kekasihnya itu.

***

   Pemeriksaan rutin Fadil berjalan dengan baik. Dokter mengatakan jika kondisi kaki nya juga sudah sangat baik. Hanya menunggu pemulihan, cowok itu juga tidak perlu terapi di rumah sakit lagi. Bisa sambil terapi sendiri di rumah.
Pemeriksaan nya juga tidak berlangsung lama, hanya satu jam dan kemudian mereka memutuskan untuk kencan di sebuah pusat perbelanjaan.

  "Mau makan dulu?." Tanya Sheila memarkir mobil di basement Mall.

"Boleh." Jawab Fadil melepaskan setbelt nya. "Kamu mau makan apa?."

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now