52

171 21 1
                                    

Satu Tahun Kemudian.....

"Abang!."

Satria menoleh dan langsung mengulum senyum manis saat melihat Sheila yang ternyata benar-benar datang di hari ke lulusan nya. Laki-laki tampan itu langsung berpamitan pada teman-teman nya dan menghampiri Sheila.

"Hai." Sapanya dengan senyuman manis.

"Selamat ya, Bang." Kata Sheila menyerahkan buket bunga yang dia beli.

"Makasih ya, Shei." Jawab Satria menerim bunga itu dan kemudian memeluk Sheila dengan erat.

Sheila hanya mengangguk, dan ikut memeluk Satria. Si Abang ke sayangannya sejak dahulu.

"Btw, kamu sama siapa.?" Tanya Satria setelah melepaskan pelukan hangat itu.

"Sama Kak Rama, tuh." Jawabnya menunjuk ke arah lain. Dimana seorang laki-laki seumuran dengan Satria sedang mengobrol dengan orang tua Satria.
Sadar di perhatikan, Rama langsung melambaikan tangan dan kemudian menghampiri mereka setelah berpamitan.

" Congratulation, Bro." Ucap Rama memeluknya.

"Thanks."

Sheila mengulum senyum tipis, dua laki-laki seumuran itu selalu terlihat akrab. Meski telah pisah jarak hampir dua tahun lebih karena Rama memilih untuk berkuliah di luar negeri.

Dia menatap sekitar, menyapu pandangan pada keluarga Satria yang datang ke Bandung, karena sidang kelulusan. Entah apa yang dia cari, padahal dia sendiri tau jika tidak akan menemukan sosok yang sampai sekarang sangat di rindukan.

"Shei, kamu juga selamat ya. Lulus dengan nilai terbaik. Dan juga berhasil dapet beasiswa kuliah di Amerika." Ujar Satria berhasil mengalihkan perhatian nya.

"Makasih Bang." Jawabnya langsung menguasai diri sendiri.

Setelah sidang dan juga merayakan kelulusan Satria. Ia dan Rama juga di ajak untuk ikut makan bersama.
Satria lebih banyak mengajak ngobrol dirinya selama mereka bersama.
Tidak, tepatnya sejak setahun ini Satria lebih sering mengajaknya mengobrol. Terlihat benar-benar ingin menghibur dirinya.

Dia sadar betul akan hal tersebut. Entah apapun alasan nya, dia tau jika sebenarnya Satria juga sangat merasa kehilangan.

"Shei, mau bantu Abang beres-beres kosan?." Tanya Satria padanya.

"Boleh." Jawab nya mengangguk. "Kapan Abang akan kembali ke Jakarta?." Tanya Shela kemudian.

"Mungkin lusa."
"Wisuda nya, kapan?."

"Akhir bulan depan." Jawab Satria masih dengan setia menatapnya. "Kamu kapan berangkat?."

"Masih lama kok, cuma kayaknya wisuda Abang aku enggak bisa datang." Jawab Sheila kemudian. "Masih ada beberapa berkas yang harus aku urus nanti. Bulan depan aku ke Amerika."

Satria mengangguk saja. Kemudian mereka pun mulai larut dalam obrolan ringan. Sesekali ikut nimbrung dengan yang lain.

***

Rezky menghela napas berat saat masuk ke kamar dan tidak mendapati istrinya disana. Dia pun urung masuk, memilih untuk naik kelantai dua, menuju ke kamar Fadil. Karena yakin, jika di sana lah istrinya berada.

"Ayah."

Beliau menghentikan langkah yang baru saja tiba di lantai dua hendak berbelok ke kamar paling ujung. Putri berdiri di depan pintu kamarnya dengan muka mengantuk.

"Dek, kenapa belum tidur?." Tanya Rezky menghampiri si bungsu.

"Enggak bisa tidur." Jawab Putri lemas.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now