61

206 30 0
                                    

Perasaan canggung mulai menyelimuti mereka berdua semenjak perjalanan pulang, karena mereka sama-sama tau. Kalau yang tadi itu mulai melewati batas nya. Dan sepanjang perjalanan pulang juga, tidak ada yang memulai percakapan.
Sampai mereka tiba di rumah, Fadil turun dari dalam mobilnya. Dan mulai mencari cara agar tidak terus seperti ini.

"Shei." Akhirnya dia mulai membuka suara.

Gadis cantik dalam balutan casual itu menatapnya. " Aku mau minta maaf, soal yang tadi."

Sheila sedikit terkejut mendengarnya, lalu kemudian gadis itu mengulum senyum. Menganggukkan kepala, ia mendekat dan menatap lebih lekat pada Fadil.

"Gapapa kok, aku juga minta maaf." Ujarnya benar-benar tidak sama sekali menyalahkan Fadil.

"Yaudah, kamu masuk gih." Ucap Fadil lagi.

Keduanya pun berpisah, Fadil langsung menuju ke rumahnya. Sedang kan Sheila langsung memilih untuk masuk kedalam rumahnya. Dengan segala perasaan yang campur menjadi satu.

Bahkan ia sampai terkejut ketika menemukan Salsa di kamarnya.

"Sa!." Kagetnya.

Salsa yang tadi sibuk rebahan sambil membuka-buka majalah fashion milik sepupunya itu menatap dengan dahi mengernyit bingung. Apalagi dengan sikap Sheila yang seperti orang salah tingkah.

"Sa, gue mau cerita deh." Dan kerutan di dahi Salsa semakin dalam.

"Apa?."

Sheila naik ke atas kasur, mengambil bantal dan memeluknya. Salsa juga ikutan duduk. Karena, merasa jika mulai serius.

"Hubungan Lo sama Nara, gimana?."

"Tadi Lo yang mau cerita kan?." Tanya Salsa.

"Udah, jawab aja." Kata Sheila.
"Baik kok. Kenapa sih?." Jawab Salsa akhirnya.

Ia mengangguk sendiri, menatap kosong pada lantai kamarnya. Lalu menghela napas beratnya.

"Lo.. Lo.. sama Nara pernah, kissing gak?." Salsa langsung terkejut sendiri mendengar pertanyaan yang bersifat sangat pribadi itu.

"Pertanyaan Lo apa deh.." Salsa malah terlihat salah tingkah. Membuat Sheila langsung bisa menebak.

"Lo tau kan, Fadil baru balik. Lo tau dong, rindu yang menumpuk. Kalau ketemu gimana? Pasti bawaan nya pengen dekat terus. Nempel terus, apalagi baru balikkan sehabis putus." Jelas Sheila yang masih memberi tanda tanya terhadap Salsa.

"Jadi... Ya.. gitu..."

"Apa sih, Lo enggak jelas banget.!"

Sheila menghela napas berat, dia memeluk bantal nya lebih erat bahkan sampai menyembunyikan setengah wajahnya membuat Salsa curiga.

"Shei.! Bilang enggak?! Atau gue bilang Om Ares, kalau ciuman sama Fadil.!"

"Eh! Jangan!!" Respon Sheila terlalu cepat, membuat Salsa langsung bisa mengambil kesimpulan.

"Jadi benar? Kalian ciuman?.."

"Lebih, dikiiiit.. doang."
"Lebih dikit?."

Sheila mengangguk. Kemudian langsung menyembunyikan semua wajahnya dalam bantal. Dia malu banget sekarang.

Salsa masih mencerna, kemudian langsung terkejut. Dan reflek menarik bantal itu.

"Lo Making Love sama dia? Tidur?."

"Enggak!." Jawab Sheila mendelik. "Enggak sejauh itu." Lanjut Sheila. "Ya.. kalau enggak di pantai, mungkin bisa kesana. Tapi, enggak sejauh itu. Sumpah deh!."

Salsa langsung tercengang. Tidak percaya kalau Fadil yang ia kenal cowok baik-baik dan polos. Ternyata bisa khilaf juga.

"Kita cuma kebawa suasana doang, sumpah. Tapi, sial nya gue malah ketagihan. Murahan banget ya, gue." Jelas Sheila dengan nada lemas.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now