29 - Friendship

2.2K 267 26
                                    

"Loe mau tetap lanjutin permainan ini ?"

Sheila yang sedang duduk di tepi ranjang Salsa, bertanya pada sepupu nya yang tengah duduk di meja belajar. "Loe pernah dengar senjata makan tuan ?" Lanjut Sheila.

Salsa langsung menatap tidak suka pada ucapan itu.

"Semua akan baik-baik aja, Noah itu bukan Nara, jadi gue gak akan kemakan semua rayuan dia. Loe tenang aja " ujar Salsa dengan santai.

Sheila memandangi Salsa dengan lekat, dan kemudian menghela napas beratnya.

"Lagian, gue heran. Kayak gak ada cowok lain aja. Model Nara banyak, Sa"

"Model kayak Fadil juga banyak, tapi loe malah setia nungguin dia sampai sekarang !" Balas Salsa.

"Itu beda, !" Ketus Sheila. "Buktinya, dia balik ke gue " lanjut nya dengan sombong.

"Loe tau kan Nara gimana ?" Ujar Salsa dengan nada lemas.

"Nara itu pengecut, Sa. Loe sadar dong, begini aja dia udah nyerah, gimana nanti kedepan nya ? Dia gak berani buat merjuangin loe. Itu tandanya ia gak cinta sama loe!!" Kesal Sheila.

Salsa menghela napas beratnya, menatap keluar jendela kamar nya. Apa yang di katakan Sheila mungkin benar. Cinta Nara padanya memang tidak sebesar cinta nya pada Nara. Atau, mungkin laki-laki itu memang tidak sampai mencintai.

Memikirkan itu membuat hatinya seperti di jepit.

"Well, Noah gak buruk kok, dia sahabat nya Fadil. Jadi, bisa lah di harapin "

"Loe dengar kan semua informasi dari Loli. ? Loe mau gue jadi korban playboy itu !"

"Setiap orang pasti mau berubah, Sa. "Jelas Sheila.

Salsa tidak lagi menjawab, ia memilih masuk kedalam kamar mandi. Meninggalkan Sheila yang menghela napas lelah sendiri. Dalam hati ia sungguh kesal dengan Nara. Dan juga kebodohan sepupu nya itu. Kalau dia di posisi Salsa, sudah jauh-jauh hari ia melupakan cowok pengecut seperti Nara.

Ting

Sebuah notif chat dari hp nya, membuat perhatian Sheila beralih. Ia meraih hp nya dan membuka notif tersebut. Dan dalam sekejap, senyum nya langsung mengembang. Semua fikiran nya tentang percintaan sepupu telah menguap entah kemana.

Mr.Nyebelin : Minggu nanti jalan yuk, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.

***

Huh huh huh huh
Hah hah hah hah

Suara deru napas tidak teratur terdengar samar-samar. Di ruangan olah raga yang ada di rumah Fadil. Di tas tridmil , Fadil tengah berlari dengan kecepatan sedang. Keringat sudah membasahi kaus tanpa lengan nya.

"Salsa itu beda ternyata " suara Noah terdengar.

Fadil menoleh pada sahabat nya yang sedang duduk menonton kegiatan nya.

"Maksud nya ?" Tanya Fadil, tidak paham.

"Sifat nya "
"Ya,. Hah. Namanya juga manusia.huh. huh. " Jawab Fadil dengan napas tersengal.

" Tapi, gue suka " Fadil mendengus pada sahabat nya itu. Ia menyudahi olah raga nya. Noah melempar handuk pad-nya, yang di terima dengan baik.

Saat mereka keluar dari dalam ruang olah raga, terdengar suara mesin mobil yang berhenti di depan rumah nya.

"Ada tamu kayak nya " ujar Noah, mengikuti Fadil yang menuju keruang depan.

"Mami " seru Fadil, saat melihat seorang wanita turun dari mobil tersebut. Ia langsung di sambut dengan pelukkan hangat.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now