56 : Kamu Yang Selalu di Hati

217 34 0
                                    

Pagi-pagi sekali, Mama Dee sudah bangun dan hal pertama yang ia lakukan adalah keluar kamar. Berjalan menuju kamar Fadil. Ia takut, kalau semalam hanya lah mimpi.
Tapi. Saat membuka pintu kamar Fadil. Ia menemukan anak itu masih terlelap di atas kasur. Membuat nya lagi-lagi meneteskan air mata haru nya.

Ia melangkah masuk dan mendekati ranjang anak nya. Duduk di tepi kasur, memandangi wajah lelap anak nya yang telah lama hilang, kini telah kembali pulang.
Tanpa di instruksi, tangannya langsung terjulur menyentuh wajah Fadil. Ia mengulum senyum kecil, binar mata yang sangat bahagia.

"Ma " Fadil terbangun, dan langsung menatap Mamanya. Membuat Sang Mama sedikit terkejut.

"Mama ganggu ya ?" Tanya nya tidak enak.

Fadil mengulum senyum, cowok itu menggeleng. Dan kemudian beranjak untuk duduk bersandar di kepala ranjang. Ia memandangi Mama nya dengan penuh kerinduan. Sudah sangat lama, dan ia baru bertemu sekarang.

"Maaf, Fadil baru bisa pulang sekarang " ujar Fadil dengan rasa bersalah.

Mama Dee mengangguk, tidak kuasa menahan air matanya bahagia.

"Mama kangen " bisik nya. Anak nya itu tersenyum. Ia meminta Mamanya agar duduk lebih dekat sehingga ia bisa memeluk wanita itu untuk melepaskan rindunya.

"Fadil juga " jawab nya, dengan nada bergetar.

Mama Dee memeluk Fadil dengan erat. Menenggelamkan wajah nya dalam dada anak nya. Ia benar-benar sangat merindukan Fadil, dan sangat bersyukur akhirnya semua perasaan dan firasatnya benar. Fadil, masih hidup. Dan sekarang tengah bersamanya. Setelah ini, ia akan selalu menjaga anak nya itu. Tidak akan membiarkan hal serupa kembali terjadi. Ia tidak lagi sanggup untuk kehilangan Fadil.

Sedangkan di depan pintu, Rezky mengulum senyum haru nya. Ia sendiri juga sangat merasa lega. Anaknya telah kembali, dan ia dapat belajar satu hal, bahwa ikatan seorang ibu terhadap anak memang sangat lah erat. Membuatnya, jadi merindukan Mamanya.

"Ayah " panggil Putri yang baru bangun tidur.

Rezky menoleh,dan langsung menggendong anak nya.

"Siap-siap nya sama Ayah aja, yuk. " Ujarnya membawa sang anak kembali ke kamar.

"Adek, gak mau sekolah ya. Mau sama Bang Adek " ujar Putri dalam gendongan nya.

"Eh, ayah gak pernah ngajarin bolos sekolah ya. Lagian. Pulang nanti masih bisa main sama Bang Adek. " Ujar Rezky, membawa anaknya ke kamar mandi.

"Tapi..."
"No!. Ayah gak suka anak ayah bolos sekolah. Mau, nanti gak naik kelas?"

Putri langsung cemberut, gadis kecil itu menggeleng. Pertanda tidak mau. Dan kemudian mulai mandi, sedangkan Rezky kembali ke kamar untuk menyiapkan baju sekolah dan perlengkapan lain nya milik Putri.

***

Putri berlari menuju gerbang rumah nya. Membuka pintu gerbang dengan sekuat tenaga. Namun, terhenti saat melihat Sheila yang baru saja memasukkan koper kedalam bagasi mobil.

"Kak Shei..!" panggil Putri, dan langsung berlari menghampiri Sheila.

"Pagi Puput.. " sapa Sheila dengan senyum manis. "Mau sekolah ?"

Putri mengangguk, ia menoleh kebelakang. Melihat Mama nya yang tengah memanaskan mobil.

"Pagi Shei, udah mau berangkat ?" Ujar Dee, menyapa.

"Iya Tante " jawab Sheila tidak bersemangat.

Sheira muncul dari dalam rumah, menyapa tetangga nya dengan ramah.
"Kak, Bang Adek udah pulang lho "

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now