01 - Teuku M. Fadil

4.4K 307 9
                                    

Dzuhur baru saja berakhir, semua siswa dan Siswi SMA N 7 Banda Aceh keluar dari dalam mesjid yang jaraknya hanya puluhan meter saja dari sekolah.
Semua tampak ingin cepat kembali ke sekolah. Ada yang terburu-buru dan ada juga memilih santai karena tidak sedang di buru waktu.

Salah satu nya adalah Fadil, siswa kelas sebelas.

Cowok dalam seragam putih abu-abu itu berjalan dengan santai menuju luar. Duduk di teras, di anak tangga terbawah untuk mengenakan kembali sepatu nya. Karena, hari ini ia lupa membawa sendal nya. Sehabis ia bawa pulang kemarin.

"Fadil !"

Seru seorang perempuan, membuat perhatian Fadil yang tadi fokus mengikat tali sepatu nya. Cowok tampan tampan itu menoleh dan kemudian mengulum senyum manis nya. Sehingga memperlihatkan lesung pipi nya.

"Zahra " ucap nya, berdiri dan berjalan menghampiri perempuan bertudung putih tengah memeluk tas mukena nya. "Belum balik ?"

"Belum, Zahra nyari Fadil. " Ujar gadis cantik nan manis itu pada Fadil.

"Ada apa ?" Tanya Fadil, sambil melangkah bersama menuju sekolah mereka.

Jalanan di siang hari sedikit sepi, itu karena letak lokasi sekolah yang tidak di pinggir jalanan raya.
Keduanya menyebrangi jalan dengan santai, berjalan di sisi kiri. Sungai dengan air rendah mengalir dengan tenang.

"Kata Andre, Minggu depan tim sepak bola sekolah kita bakal ketemu SMK 2, ya ?" Tanya Zahra.

Fadil menoleh sebentar pada Zahra, ia kemudian mengangguk. Suara motor terdengar melewati mereka. Angin sejuk mulai menerpa, pepohonan membuat siang hari tidak panas malah terasa sejuk.

"Iya" jawab Fadil. "Kenapa ?" Tanya Fadil kembali, sembari menoleh pada Zahra dan melihat raut wajah gadis itu berubah cemas. "Takut ya, kalau kejadian setahun lalu ke ulang "

Zahra sedikit terkejut, karena cowok itu dapat menebak kecemasan nya. "Iya " jawab Zahra pelan.

Lagi, Fadil mengulum senyum nya. Ia memandang kedepan. Membalas sapaan teman-teman nya yang lebih dulu tiba di sekolah dan bergegas pulang.

Setelah melewati jembatan, berbelok ke kiri dan menyebrangi jalan. Keduanya masuk ke pekarangan sekolah.

"Tenang aja, tahun ini pasti aman " ujar Fadil.

Zahra mengamininya dengan suara pelan. Keduanya berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelas sebelas yang berada di sisi selatan jika dari arah pintu masuk.

"Mau langsung pulang ?" Tanya Zahra ketika mereka tiba di kelas, dan Fadil mengambil tas nya yang ada di meja bagian paling sudut.

"Iya, nanti sore juga ada latihan. Zahra pulang sama siapa ?" Jawab Fadil, dan kembali bertanya ketika ia menghampiri Zahra.

"Di jemput, "
"Oh, oke deh. Kalau gitu, Fadil duluan ya. " Ujar Fadil berpamitan.

Setelah mendapatkan jawaban. Cowok itu langsung berlalu. Zahra masih memandangi kepergian Fadil yang tengah berjalan melintasi lapangan basket. Menuju motor bebek yang telah di modifikasi dengan begitu keren.

"Liatin teros, sampe tipis kulit nya si Fadil. Ra "

Seruan itu mengembalikan perhatian Zahra. Dan langsung menoleh pada si pelaku.

"Nadya " gumam nya dengan sedikit malu. Bahkan muka nya sudah terlihat kemerahan.

Nadya, si pelaku cuma tertawa meledek. Kemudian menoleh pada Fadil yang sudah berlalu dengan motor nya.

"Itu cowok gak ada peka nya, ya? Mungkin Allah lupa ngasih kali ya, waktu dia lahir " celoteh Nadya.

Zahra hanya mengulum senyum tipis. Keduanya berjalan menjauhi kelas. Menuju gerbang sekolah mereka untuk pulang atau menunggu jemputan lebih dulu.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now