06 - Teman Baru

2.6K 307 22
                                    

Emosi dan kemarahan Fadil masih belum hilang ketika ia dan Nara mampir untuk membeli es campur yang mangkal di pinggir jalan. Nara sengaja mengajak Fadil untuk minum es campur langganan nya, sekedar untuk mendinginkan emosi Fadil yang masih kerasa banget sejak dari sekolah barusan.

"Udah lah, Dil. Cuekin aja " ujar Nara, setelah menyeruput es campur nya.

"Cuekin,? Gak bisa gitu Nar. Kalau terus di diemin maka bakal naik ke kepala tau gak !" Ujar Fadil tidak terima. " Aku bukan orang yang hanya bisa diam kalau udah ada yang nyari ribut kayak gini " lanjut nya menyendokkan es campur nya.

Nara memandangi Fadil sejenak, kemudian menggeleng kan kepalanya. Ia memandangi jalanan yang cukup ramai sore ini berlalu lalang di depan mereka.

"Terus apa yang mau loe lakuin ?" Tanya Nara, kembali menoleh pada Fadil.

"Pertama gue mau cari dulu pelaku nya " ujar Fadil, ia kemudian menegak es campur nya yang tersisa sedikit lagi hingga habis.

"Cara nya ?"
"Nar, sekolah kita kan sekolah elit udah pasti ada cctv di setiap sudut sekolah kan ?'

"Toilet gak " saut Nara, juga ikut menghabiskan minuman nya. Fadil mendelik mendengar itu.

"Tapi, parkiran kan pasti ada " ujar Fadil, meletakkan gelas di sebelah tempat duduk nya.

Nara hanya mengindikkan bahu nya saja, ia kemudian melihat Fadil mengeluarkan hp nya. Dan, kesan pertama Nara adalah hampir sama dengan Loli. Dari merek hp yang di gunakan Fadil, ia sudah bisa menebak kehidupan teman barunya itu.

Ting

Fadil memainkan alis nya pada Nara ketika tidak lama kemudian sebuah notif masuk. Ia langsung membuka chat masuk. Dan setelah itu mulai mengotak - ngatik nya kembali.

Nara ikut mengintip pada layar hp Fadil yang mulai menampilkan rekaman cctv.

"Kok bisa ?" Tanya Nara, cukup terkejut. Karena, Fadil dengan begitu mudah bisa mengetahui rekaman itu.

Jelas itu akan sangat tidak mungkin, bagi orang luar bisa melakukan hal tersebut. Terlebih Fadil, baru dua hari menjadi siswa di SMA Bintang. Kecuali, Fadil memiliki orang dalam.
Namun, Fadil hanya mengulum senyum penuh misteri.

"Oke, mari kita lihat siapa pelaku nya " gumam Fadil tidak sabar.

***

"Sheila pulanggg " seru Sheila dengan nada suara lemas.

Gadis cantik itu langsung membanting tubuh nya di atas sofa panjang setelah mengambil remot tivi.
Mamanya muncul dari tangga bersama dengan seorang bocah laki-laki yang masih berumur lima tahun. Dan menghampiri Sheila yang sedang fokus menonton.

"Shei, ganti baju dulu " ujar Sheira, melintasi sofa tempat Sheila duduk.

"Tau nih, pulang sekolah bukan nya ganti baju, mandi biar wangi " timpal bocah laki-laki yang memiliki wajah yang begitu imut dan sangat menggemaskan.

Sheila mendelik pada anak laki-laki itu. Kemudian beranjak duduk dengan tegak.

"Kamu, jangan coba-coba menceramahi kakak ya" ujar Sheila mendelik.

Anak itu juga ikut mendelik, dan kemudian ia duduk di atas pangkuan Sheira yang juga ikut menonton.

"Mama, Kak Shei, susah kan di kasih tau. Gak kayak Kio " celoteh anak itu. Membuat Sheira mengangguk sambil tersenyum gemas.

"Iya, Kio kan anak paling penurut, makanya Mama sayang " ujar Sheira memeluk anak bungsu nya itu.

Sheila hanya bisa menghembuskan napas kasarnya. Membuat Kio, adik laki-lakinya itu tertawa senang.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now