09 -

2.4K 302 19
                                    


Seorang anak kecil menaiki anak tangga rumah nya. Dengan langkah kecil dan juga sangat hati-hati ia mulai menaiki satu demi satu anak tangga menuju lantai dua. Setelah berhasil, ia berlari menuju salah satu pintu kamar yang ada di bagian paling sudut koridor.

Sheila Room

Tertulis, di papan yang menempel di pintu sebagai hiasan.

Tok Tok Tok.

"Kak Sheiii !!" Panggil nya dengan nada suara pelan.

Tidak ada jawaban, membuat tangan mungil itu kembali mengetuk pintu kamar kakaknya itu.

"Kak Sheiii.. kata Mama suruh temenin Kio beli jajan !" Seru nya, kali ini dengan suara sedikit meninggi.

Kio, terus mengetuk bahkan sampai ia menggedor pintu kamar kakak nya itu.

Cklek

"Apa sih, berisik!" Omel Sheila dengan nada malas.

Kio mendengus malas, Sheila melirik di tangan kanan adik nya itu. Ada selembar uang seratus ribu.

"Kawanin Kio, beli jajan. Suruh Mama " ujar Kio menunjukkan uang yang di berikan oleh Mamanya tadi. "Di kasih Mama "

Sheila menghela napas berat. Tapi, mau tidak mau ia juga harus menemani adik nya itu untuk keluar. Sebelum Kio semakin bawel. "Yaudah, kamu tunggu di depan. Kakak mau ganti baju "

Dengan senyuman lebar, Kio mengangguk kuat. Dan setelah itu langsung berlari untuk menunggu di luar saja.

Sheila membawa adik nya ke mini market depan komplek. Menemani Kio memilih segala jajanan favorit nya. Ia hanya memilih satu cup es krim,dan kemudian memilih duduk di meja yang ada di depan mini market. Dan membiarkan Kio sendiri yang berkeliling. Bagi nya itu sudah biasa, lagian sudah sering ia membawa Kio ke sini. Jadi, tidak perlu takut adik nya kesasar di dalam.

"Kak Sheila !"

Sheila langsung menoleh, dan senyum nya merekah saat melihat Putri yang menghampirinya bersama dengan Mamanya. Tapi,mendadak senyum nya hilang saat melihat seorang cowok yang menyusul di belakang keduanya. Siapa lagi kalau bukan Fadil.

"Shei, sendirian aja. " Sapa Dee pada Sheila.

"Engga kok, Tante. Shei, sama Kio. Cuma dia nya lagi di dalam belanja " jawab Sheila, melirik ke dalam minimarket. Ia bisa melihag adik nya sedang berdiri di depan rak jajanan ciki. Tengah memilih sendiri.

"Oh, Tante kedalam dulu ya. " Pamit Dee.

"Eh,iya Tante "jawabSheila dengan sopan dan ramah. Ia mendelik saat Fadil melintasi nya dengan lirikkan menyebalkan seorang Fadil.

"Mau di temenin gak?" Tanya Fadil
"Thanks, tapi gue lebih baik sendiri dari pada di temenin sama cowok nyebelin kayak Lo!"

Fadil hanya mengindikkan bahu nya, kemudian memilih berlalu masuk kedalam untuk menemani sang Mama yang akan berbelanja sebentar.

Tidak lama kemudian, Dee kembali keluar bersamaan dengan Kio. Embuat Sheila langsung bangun dari duduk nya dan membantu adik nya.

"Udah ?" Tanya Sheila, ia melirik pada dua kantung plastik di tangan adik nya. Membuatnya langsung mengambil alih.

"Kio, pinter ya belanja nya. Sampe penuh gitu " ujar Dee mengusap kepala Kio.

"Iya dong, Kio kan mandiri, gak kayak kakaknya manja !" Celetuk Fadil, tiba-tiba.

"Ngaca ya" balas Sheila.

Dee hanya bisa mengulum senyum nya, mereka pun berjalan bersama untuk pulang.
Fadil yang melihat Kio yang mulai kelelahan, ia berinisiatif untuk menawarkan diri menggendong nya.

"Kio, sini Abang Fadil gendong. Capek ya ?" UjarFadil pada anak itu.

Kio menoleh pada Sheila sejenak, seolah tengah meminta izin. Tapi, sang kakak terlihat tidak ingin menanggapi. Membuat Kio mendengus, dan menyetujui tawaran Fadil.

"Kak Sheila, itu galak. Abang jangan deket-deket " bisik Kio, saat mereka berjalan pulang.

Mendengar itu sontak membuat Fadil tertawa.

"Bener! Abang setuju sama Kio " jawab Fadil.

"Shei, Minggu depan ikut camping juga ya " tanya Dee pada Sheila.

"Iya Tante, itu emang acara tahunan sekolah " jawab Sheila berjalan di samping Dee.

"Camping nya di mana? "
"Di hutan lah Ma, masak di kebun binatang sih " celetuk Putri yang sangat tau kalau Mama nya suka cemas kalau berjauhan dengan Fadil, Abang nya.

"Di puncak Tante. " Jawab Sheila.

"Lumayan jauh juga ya, " ujar Dee, melirik anak nya di belakang.

"Kak, Mama khawatir anak cowok nya hilang. Gak mau banget jauh-jauh sama anak manja nya itu" ujar Putri pada Sheila.

"Memangnya Fadil manja ?"
"Banget!" Jawab Putri. "Pernah nih, waktu itu Abang ada turnamen bola di luar daerah. Cuma seminggu, Mama sampai sakit karena kangen sama Abang adek " jawab Putri.

Sheila melirik ke belakang, Fadil terlihat biasa aja dengan cerita Putri tidak terlihat keberatan atau malu. Malah Mamanya yang tersipu malu. Membuat Sheila mengulum senyum nya.

Tidak terasa mereka sudah tiba dirumah. Kio malah tertidur dalam gendongan Fadil. Membuat Fadil harus mengantarnya kerumah. Sheila sempat menolak,ia masih sanggup menggendong adik nya sampaj rumah. Tapi,Dee memaksa. Membuat Sheila akhirnya menyerah.

"Assalamualaikum " ujar Fadil, memberi salam ketika masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam " jawab Sheira dan Ares yang tengah menonton di ruang santai.

"Eh,Fadil. Masuk " ujar Ares, ia langsung bangun dan menghampiri Fadil saat melihat anak bungsu nya tertidur. "Maaf ya, jadi ngerepotin" ujar Ares mengambil alih anak nya.

"Enggak kok, Om " jawab Fadil sopan.

Ia melirik Sheila yang dengan cuek langsung berlalu begitu saja. Meneruh belanjaan adik nya di atas meja dekat Sheira duduk.

"Kalau gitu,Fadil pamit pulang dulu. Om , Tante " pamitnya.

"Eh,gak mau minum dulu.duduk dulu yuk,kita ngobrol " ujar Ares.

"Makasih Om. Tapi,udah malam. Besok kan sekolah. Lain kali aja kita ngobrol nya Om "

"Yaahh..yaudah lah. makasih lho udah nganterin anak Om Ares" ujar Ares. Fadil mengangguk dengan sopan. Ares beralih pada Sheila. "Kak, Tolong anterin Fadil kedepan"

Sheila mendesah lelah,tapi ia tetap menurut. Dan berjalan mengantar Fadil hingga depan teras rumah nya.

"Bisa kali,muka nya ceria dikit. Kusut banget " ujar Fadil menyindir.

Sheila hanya memutar malas bola matanya, menatap Fadil dengan bosan. "Kenapa sih, kayak nya benci banget ngeliat gue ?"

Sheila mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan itu. Ia menatap lekat pada Fadil. Kenapa, tiba-tiba cowok di depan nya menjadi baperan.?

"Kita kenal dari kecil, tapi udah lama pisah. Dan ketemu lagi, sikap kamu masih sama aja setiap sama aku. Kenapa sih ?"

"Biasa aja, gue emang kesemua orang gini " jawab Sheila.

"Ke Abang ku, enggak ? Ke Nara kamu juga lebih manis "

"Kenapa loe tiba-tiba jadi baper ?"
"Bukan gitu, aku cuma heran aja. " Jawab Fadil. "Masih dendam ya sama aku?"

Sheila menatap lekat pada Fadil, kemudian menghela napas berat. "Shei !"

Gadis itu langsung terkesiap, dan mundur saat tiba-tiba Fadil melangkah maju mendekati nya. Dan, dengan sorotan mata yang aneh menurut nya. Fadil menatapnya dengan begitu lekat, seolah sedang menebus dirinya.

Fadil terus maju, mata nya bertemu dengan mata Sheila. Semakin dekat, hingga Sheila terpojok di dinding. Saat itu lah Fadil menunduk, dan Sheila langsung reflek ikut menunduk. Gerakkan itu seolah seperti slowmotion.

Fadil menyunggingkan senyum nya. Melihat Sheila gugup, dan bahkan ia bisa merasakan kalau gadis itu mendadak jadi tegang.

"Goodnight Sheila "

Fadil pun langsung berlalu kemudian. Meninggal kan Sheila yang sedikit terkejut.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now