38 - Rumor

1.8K 253 23
                                    

Rencana cerita ini gak akan panjang,
Paling banyak dua puluh Chapter..
Eh, malah di luar dugaan, dan sekarang saya malah tidak tau bagaimana cara untuk menamatkan cerita ini.. huft


@@@


Perkelahian antara Nara dan Noah menyebar dengan cepat. Entah merek mendapat berita dari mana, padahal jelas yang melihat kejadian itu hanya Sheila, Salsa, Romi dan juga Zaki. Namun, gak ada yang tidak mungkin untuk lambe nya SMA Bintang.
Dinding seolah berbicara di sekolah tersebut.

Tapi, yang menjadi berita paling hot bukan lah masalah perkelahian Nara dan Noah, atau Fadil dan Nara. Melain kan...

"Gue benar-benar gak yakin, masa sih ?"

"Tapi, gosip yang di post lambe sekolah kita itu selalu akurat. "

"Rasanya sangat tidak mungkin "

"Fadil dan Noah ? "
"Tapi, bisa jadi sih. Mereka berdua kan dekat banget tuh "

"Gue pernah liat Fadil setia banget nungguin Noah yang lagi di hukum Pak Bondan. Karena bolos jam pelajaran. "

"Bener tuh, gue juga pernah liat mereka berdua pelukkan di ruang musik "

Dan berbagai omongan lain nya, membuat Sheila dan teman-teman nya jadi gerah sendiri kadang.

"Ini kenapa sih?" Tanya Fadil, saat ia baru sampai di sekolah bersama dengan Noah.
Ia melirik teman-teman sekolah nya menatap nya dengan aneh. Begitu juga dengan Noah, sahabat nya itu dengan santai merangkul dirinya sambil menatap aneh pada orang-orang sekitar.

"Gue rasa, merek ngomongin kita deh "bisik Noah di kuping Fadil.

Dahinya mengerut heran, tapi tidak terlalu mau ambil pusing. Terus berjalan menyusuri koridor sekolah, sampai di lantai dua mereka berdua berpisah.

"Nih " Fadil menyodor kan sebuah kotak makan pada Noah.

"Oo.. so sweet banget sih.. Bangdek, perhatian banget " ujar Noah seolah tersipu.

"Cih, dari Mama. " Lanjut Fadil dengan malas.

"Duh! Calon mertua perhatian banget!" Seolah di sengaja, Noah berkata dengan nada sedikit besar. Sehingga mencuri perhatian anak kelas sebelas yang sedang lewat atau mengobrol di koridor.

"Sakit loe ya, udah ah, gue kelas dulu" ujar Fadil mulai mumet. Bentar lagi, mungkin bisa gila dia kalau terus meladeni sahabat nya itu. "Hm, satu lagi. Obat, jangan lupa minum " pesan nya, sebelum kemudian berbalik menuju ke kelasnya.

"Siap, Bebeb!!"

Fadil hanya menggeleng, dan kemudian masuk kedalam kelasnya.

***

Sheila dengan santai duduk di meja nya, tengah sibuk memeriksa beberapa proposal untuk melakukan acara perpisahan kelas tiga nanti, yang sebentar lagi akan lulus.
Namun, bisikkan beberapa anggota OSIS yang berada di ruangan yang sama dengan mencuri fokus nya.

"Kasian Kak Sheila, cuma jadi pelarian aja ya. Padahal Kak Shei, kurang apa coba ?"

"Namanya juga homo, kalau udah belok, cewek secantik apapun gak akan ngaruh "

Fadil & SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang