26 - Sulit Di percaya...

2.3K 263 17
                                    

Malam sudah sedikit larut ketika Fadil dan Sheila berjalan pulang sambil bergandengan tangan. Dengan langkah santai kedua nya menyusuri jalanan komplek, tanpa suara apapun dari keduanya. Hanya terdengar suara langkah kedua nya yang seirama.
Namun, mereka berdua sering melirik satu sama lain dan kemudian malah senyum-senyum sendiri. Dengan raut muka malu-malu pula.

"Salsa !"

Suara itu menghentikan langkah keduanya. Dan langsung menatap pada sumber nya.

Tidak jauh dari keduanya berdiri, sekitar puluhan meter mereka melihat Nara dan Salsa yang sepertinya sedang bertengkar.

"Apa ?!" Sheila sangat bisa merasakan kemarahan dalam intonasi sepupu sekaligus sahabatnya itu. Bahkan dengan tatapan tajam itu.

"Soal foto-foto dan gosip itu, aku-"
"Loe gak perlu jelasin apa-apa. Toh, ga ada urusan nya sama gue kan ? Emang ada hubungan apa sampai loe harus repot-repot menjelaskan semua itu?"

Ujar Salsa dengan telak, Nara sampai terdiam membeku di tempat. Hingga akhirnya ia menghela napas berat.

"Iya, loe benar. Kita gak lebih dari majikan dan anak pembantu. " Kata Nara dengan lirih dan senyuman kecut.

Salsa meremas tangan sendiri, raut wajah nya semakin menunjukkan kemarahan dan kekesalan nya.

"Terus aja " ujar Salsa dengan dingin. Nara menatap Salsa dengan heran. "Terus aja loe merasa begitu, teruslah jadi seorang pengecut, Nara!! " Setelah mengatakan itu Salsa langsung berlalu pergi begitu saja meninggalkan Nara yang membeku dan terkesiap.

Fadil dan Sheila saling memandang satu sama lain, sebelum akhir nya memutuskan untuk menghampiri Nara.

Bugh

Tanpa basa basi Sheila langsung mendorong Nara dengan kuat. Hampir saja cowok itu jatuh jika tidak menjaga keseimbangan nya. Dan itu membuat Nara kaget bukan main.

"Udah puas!!" Ketus Sheila dengan nada marah. Nara masih dalam mode terkejut dengan kehadiran Sheila yang tiba-tiba. "Terus lah nyakitin Salsa, setelah loe ngegantung dia selama ini. Dan sekarang loe puas udah nyakitin dia!!"

"Shei, gue.."

"Dengar!!" Sela Sheila dengan tajam dan. Dingin. Kalau sudah seperti ini maka aura Sheira, sang Mama sangat kental terasa dalam diri Sheila. " Ini bukan sekedar ancaman belaka, gak peduli secinta apapun Salsa sama loe! Mulai sekarang, gue orang pertama yang bakal nentang loe sama Salsa.dan loe!! " Ia bahkan sampai menunjuk pada Nara. "Jangan pernah lagi deketin Salsa.!!"

Fadil sampai menelan ludah nya sendiri, melihat kemarahan gadis yang baru beberapa menit yang lalu menjadi kekasih nya. Bahkan sorotan mata itu terlihat tidak main-main sama sekali.

"Kalau loe berani, deketin Salsa lagi, gue bakal ngancurin loe Nara " lanjut Sheila seolah belum puas. Kemudian ia menoleh pada Fadil.

"Ayo pulang !" Ajak nya, Fadil langsung terkesiap.

"Emm.. kamu duluan aja, aku ada perlu sama Nara " ujar Fadil dengan sangat hati-hati. Kan gak lucu, baru jadian masa udah ribut hanya gara-gara hubungan orang.

Sheila menghela napas kasar, ia mengangguk dan akhirnya memilih pamit lebih dulu untuk menyusul sepupunya. Ia yakin, Salsa pasti kerumah mencari nya.

***

Dua cowok tampan yang sudah akrab akhir-akhir ini duduk berdampingan di pinggir jalan. Kedua sama-sama dalam diam. Fadil, sengaja memberi waktu untuk Nara tenang lebih dulu. Walau ia sendiri sangat penasaran dengan masalah Nara dan Salsa.

"Dil, kalau loe di posisi gue. Apa yang bakal loe lakuin ?" Tanya Nara, tiba-tiba memecah keheningan.

"Maksud nya ?"

Fadil & SheilaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt