40 - Retak

2K 267 9
                                    

Cklek

Sheila menutup pintu kamar dengan punggung nya, jantung nya masih berdebar cepat. Perasaan nya semakin terasa menggebu. Jemari lentik nya menyentuh bibir nya. Bahkan, ia masih bisa merasakan ciuman barusan yang mereka lakukan.

Itu adalah ciuman pertamanya. Dan Sheila merasa, kalau dia telah terbang tinggi dalam sekejap.
Bahkan, ia sampai sulit untuk bernapas.
Semua terasa indah.

Ia tersenyum sendiri, dan kemudian pipinya memanas entah untuk keberapa kali nya malam ini. Berjalan menuju tempat tidurnya, berbaring telentang menghadap langit kamar. Lagi, bayangan dimana Fadil mencium nya dengan penuh perasaan melintas. Membuatnya malu dan tersipu sendiri.

Damn!
Gue benar-benar mulai gila.
Fadil menuhi pikiran gue sekarang. Ujar Sheila dalam hati.

Sheila mulai salah tingkah, mengambil guling dan memeluknya dengan kuat. Ingin berteriak kencang sekarang juga. Tapi, ini sudah malam. Bisa di lempar keluar ia sama Papanya, jika berteriak malam-malam begini.

Tidak jauh berbeda dengan Fadil, cowok tampan itu berjalan dengan santai, namun senyum yang terus merekah lebar di wajahnya. Ia menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan bersiul kecil.

"Dor!"

"Allahuakbar!!" Kaget Fadil, saat Noah tiba-tiba muncul di depan wajah nya.
"Noah,! Kampret loe!" Cerca nya.

Sedangkan si pelaku hanya tertawa ringan, dan mengikuti Fadil masuk kedalam kamar.

"Lagi seneng, ha ?" Tanya Noah, ketika melihat Fadil masih terus tersenyum.

Sahabat nya itu tidak menjawab, hanya menoleh padanya dan tersenyum semakin lebar.
Mereka menaiki tempat tidur, dan sama-sama menatap langit kamar.

Dan untuk sesaat kamar Fadil sepi, tidak ada yang membuka suara sama sekali. Mereka tengah sibuk dengan fikiran masing-masing.

"Oya, gue ketemu Salsa tadi, di Indomaret depan " ujar Noah tiba-tiba.

Fadil menoleh padanya, "terus ?"

"Dia udah jadian sama Nara " kata Noah dengan senyum lebar di wajahnya. "Misi gue sama Salsa berhasil! Si Nara itu emang harus di pancing tau gak!" Lanjut Noah dengan exaited.

Namun tidak dengan Fadil, cowok itu beranjak bangun dan duduk memandangi Noah. Membuat Noah mengernyit heran.

"Gue penasaran, sama satu hal " ujar Fadil pada Noah.

Noah ikut duduk menghadap Fadil, menatap Fadil dengan heran dan juga was-was.

"Apa ?"

"Kok loe baik banget sih, sampai mau bantu Salsa sampai segitu nya. Untung nya apa buat loe ?" Ujar Fadil dengan pandangan menyelidik.

"Yang ada loe hampir mati kemarin lusa " lanjut Fadil lagi.

"Udah kepalang ngucap janji gue sama Salsa " jawab Noah dengan santai.

Fadil diam, mencoba menerima jawaban itu. Ia menatap Noah dengan lekat sejenak. Seolah tengah mencari sesuatu di mata sahabat nya itu. Kemudian mengangguk, dan kembali tidur.

Janji ?

Fadil memejamkan kedua matanya. Mencoba untuk tidur.

Janji emang harus di tepati. Karena, janji adalah sebuah hutang.

"Kenapa, kamu sampai rela ngelakuin ini ? Bahaya Noah!!" Fadil bertanya dengan lirih tapi penuh penekanan.

"Gue udah janji sama loe! Dan gue gak mau saat gue mati nanti, belum bisa nepatin janji itu. Gue gak mau di kejar-kejar sama loe di akhirat nanti " jawab Noah dengan nada bercanda.

Fadil & SheilaWhere stories live. Discover now