13 - Kisi kisi

2.2K 273 6
                                    

"FADILLLL !!"

"FADILL !!"

Sheila dan Nara berteriak secara bergantian. Sehingga terdengar saling bersautan.
Masih terus berusaha mencari Fadil yang entah ada di mana sekarang.

"Tunggu !" Nara menyela, ketika mereka ada di dua jalur berbeda arah.

"Kenapa Nara ?" Tanya Pak Bondan mencoba untuk tidak panik.

Nara menunjuk pada papan penunjuk arah. Menurut nya ada yang aneh dengan penunjuk arah nya. Sheila dan yang lain juga ikut memandangi penujuk arah tersebut.

"Pak, se ingat saya penunjuk itu ke arah kanan. " Ujar Nara, ia menoleh ke arah kanan. Dan yakin kalau seharusnya memang kesana. Tempat di mana ia lalui untuk mencapai post tiga.

"Shei, loe sama Salsa dan Pak Bondan ke kanan. Biar gue ke kiri " ujar Nara.

"Tunggu! Mana bisa kita pisah gini. Kalau loe ikut ngilang gimana ?" Tanya Salsa.

"Enggak tenang aja, " jawab Nara dengan yakin.

"Tapi -" belum juga Salsa menyelesaikan protes nya. Tiba-tiba Nara mengeluarkan sebuah spidol yang tadi ia pakai untuk menulis nama regu pada sebuah karton.

Salsa pun akhirnya mengangguk. Dan sedikit tenang, saat mengerti dengan maksud Nara.

"Yaudah, kamu hati-hati Nara. Sebelum gelap kamu harus kembali ke camp, ada atau tanpa Fadil " ujar Pak Bondan.

Nara mengangguk, ia kemudian langsung berlalu menuju ke arah kiri. Dan yang lain ke arah kanan.

Jalanan yang masih lebat, semakin membuat nya yakin. Kalau penujuk arah itu memang seharusnya kekanan. Ia mencoba berfikir positif mungkin angin yang mengubah nya.

"FADILLLL !" Ia memanggil nama itu dengan suara keras. Terus berjalan melewati tanaman liar. Sesekali ia akan memberi tanda pada Batang pohon agar nanti mudah untuk kembali ke camp.

Semakin lama, Nara semakin masuk kedalam hutan.

Dan berakhir di sebuah jurang. Membuat Nara terkejut, bukan jurang dalam. Tapi sesuatu di bawah sana cukup membuat nya khawatir. Tiba-tiba saja ia bergerak cepat untuk bersembunyi di balik sebuah pohon besar.

Jurang itu tidak terlalu dalam, dan tidak curam juga. Di bawah sana, ada dua buah mobil Jeep, dan sekolompok orang-orang bertubuh besar.

Dan satu di antara mereka adalah seorang laki-laki muda. Yang ia prediksi kan mungkin seumuran dengan kakak laki-laki nya Salsa, yaitu Akbar. Pria itu terlihat masih muda, dan dalam keadaan di sekap. Ia sama sekali tidak menyangka kalau akan mengalami hal seperti ini. Dan membuatnya bingung akan apa yang harus ia lakukan.

"Nara!"

Nara langsung terkejut bahkan nyaris berteriak saat ia menoleh kebelakang. Tapi, Untung saja orang yang memanggil nya itu langsung membekap mulut nya.

"Sstttt " Nara mengangguk, orang itu melepaskan bekapan di mulutnya.

"Fadil " ucap Nara sedikit berbisik. "Loe kemana aja, semua pada khawatir tau gak!"

"Aku nyasar, dan sampai sini " ujar Fadil, ia mengindikkan dagu ke bawah. "Untung kamu datang, jadi aku punya bantuan "

"Maksud loe ?"

"Laki-laki itu, dia Bang Azka !"
"Loe kenal?"

"Iya. Sahabat Abang ku. Kita harus nolongin Bang Azka " ujar Fadil dengan tatapan tajam pada beberapa orang bertampang sangar di bawah sana.

"Tapi, kita gak mungkin bisa lawan orang -orang badan besar itu. " Ujar Nara.

"Tapi, kita harus nyelametin bang Azka "

Fadil & SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang