31 - Mewujudkan keinginan kamu

1.9K 279 16
                                    

"Fadil "

Ia baru saja keluar dari lapangan saat Salsa memanggilnya. Cewek itu terlihat menatap nya dengan lekat. Oh, tidak. Bukan padanya, melainkan pada cowok di samping nya. Yaitu Nara.

"Salsa, nyari aku ?" Tanya Fadil dengan heran. Apalagi, ia tidak melihat Sheila sama sekali.

"Hm " gumam Salsa mengangguk. Fadil menoleh pada Nara.

"Kita duluan ya, ketemu di warung Mpok Eli entar " ujar Nara, yang seolah mengerti. Walau sebenarnya ia sendiri penasaran dengan Salsa yang tiba-tiba mencari Fadil, di tambah lagi tanpa Sheila.

"Ah, iya" jawab Fadil.

Setelah kepergian rekan tim nya, Fad kembali menoleh pada Salsa. Gadis itu tampak tengah memandangi kepergian Nara. Dengan tatapan sedih tentu nya.

"Salsa " panggil Fadil, untuk menyadarkan gadis itu yang tampak melamun.

"Ah, ya. Sorry. " Ucap Salsa sedikit kaget. Kemudian ia kembali fokus pada Fadil. "Gue mau ngomong sama loe, ini tentang Noah "

Fadil menaikkan satu alisnya, tidak mengerti dengan maksud Salsa. "Oke, kenapa sama Noah ?"

"Dil, loe kan sahabat nya Noah, jadi tolong kasih tau tuh cowok buat menjauh dari gue !"

"Eh.. mana bisa. Itu kan hidup Noah. Lagian, bukan nya kamu yang memulai duluan ?!"

"Tapi, ini sudah di luar batas !" Kesalnya.

Fadil terkekeh pelan. Ia menghela napas beratnya. Kemudian memandangi Salsa dengan rasa sedih.

"Sa " panggilnya, dengan nada serius. "Sadar gak, kalau semuanya rencana kamu, malah ngebuat Nara semakin menjauh ?"

Salsa langsung terkesiap, ia tidak percaya kalau Fadil mengetahui maksud nya. Membuatnya berfikir, kalau Sheila pasti sudah memberi tau pacarnya itu.

"Aku paham kenapa Nara bersikap begitu. Karena dia merasa gak pantas buat bersanding sama kamu " ujar Fadil lagi.

"Nara cuma takut " gumam Salsa. Membuat Fadil yang mendengar nya menjadi tersenyum mengejek. Bukan itu jawaban yang benar, Fadil tau dengan jelas kalau Salsa tau jawaban yang lebih tepat.

"Bukan takut, dia pengecut "

"Fadil!" Sentak Salsa dengan nada tinggi. Jelas ia tidak suka kalau ada yang meremehkan Nara. "Loe teman nya kan ? Gak seharusnya loe ngomong gitu, meremehkan sahabat sendiri. Apa karena Noah, lebih akrab sama loe?!"

"Sa, itu sama sekali gak ada hubungan nya. Nara atau Noah, mereka berdua sama-sama sahabat ku. Mungkin aku lebih dekat dengan Noah, itu karena kami kenal sedari kecil. Jadi, aku tau baik buruknya Noah. Dengan Nara, walau kami belum ada lima bulan kenal, tapi aku sedikit sudah bisa mengenal Nara dengan baik !!" Jelas Fadil padanya.

"Sa, aku baru paham bagaimana perasaan Nara. Pasti sangat sulit untuk nya. Dan aku juga mungkin akan melakukan hal yang sama jika ada di posisi Nara sekarang " lanjut Fadil.

"Enggak! Loe salah. Nara cuma -"

"Salsa, fikirin lagi. Gimana kalau posisi kalian di balik. ? Kamu seorang anak pembantu, dan tiba-tiba mencintai anak majikan nya sendiri? Apa yang akan kamu lakukan ?" Ujar Fadil dengan sedikit lelah. " Minder kan ? Malu ? Atau merasa tidak pantas ? Itu yang di rasakan Nara.!"

Salsa terdiam, tidak bisa lagi berkata apapun. Tiba-tiba saja ia merasakan sesak dalam dadanya. Rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya. Hingga setetes air mata Salsa jatuh, membuat Fadil kaget.

"Tapi, gue sayang sama dia. Gue gak sama sekali memandang rendah dia. Tapi, kenapa dia gak mau ngasih kesempatan sekali aja untuk kami bersama ?" Ujar Salsa dengan nada rendah.

Fadil & SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang