Chapter 31

5K 293 0
                                    

Kulepaskan wanita itu meski enggan, sambil merogoh saku jas putih yang masih kukenakan. Jantungku berdebar kala kulihat pemberitahuan dua e-mail masuk secara bergantian. Kuusap layar ponsel itu beberapa kali, hingga kudapati sebuah informasi yang sebenarnya kutunggu sedari pagi tadi. Deretan kalimat yang tertera di sana, membuat segalanya jauh lebih melegakan sekarang.

"Apa?" Amanda berusaha mengintip isi e-mail yang sedang kubaca.

"Papanya Aldo setuju dengan negara yang aku pilih untuk sembunyi dan menghilang. Ia bahkan sudah mempersiapkan segala kebutuhanku selama di sana. Rumah beserta isinya dan juga mobil. Bahkan, ia membuatkanku rekening khusus di salah satu bank dengan saldo yang lumayan sebagai ganti rugi, karena putra kesayangannya telah menjadikanku boneka latihan tinjunya," jawabku. "Dan begitu juga dengan papaku. Dia memang belum meneleponku, tapi pihak rumah sakit miliknya sudah mengirimkan email bahwa mereka tak sabar menanti kehadiranku untuk bekerja di sana."

"Hah?! Apa kamu bilang?!" mata Amanda membeliak. Aku yakin, jika ia tidak hati-hati, kedua bola mata itu bisa benar-benar melompat keluar. "Apa Jordy tahu?!" Amanda tiba-tiba kembali seperti orang naik darah.

Aku menggeleng pelan.

"Kamu gila, Rei!" umpat Amanda yang lagi-lagi menghilang di balik tirai karena terlalu kesal.

Aku menatap sahabatku itu dengan nanar, kemudian beralih pada Ibu Bagas dan Medina yang hanya bisa diam melongo melihat tingkah Amanda yang ajaib. "Uhm, saya tidak bisa melakukan apa-apa selain membawa kalian ke tempat yang lebih aman. Semoga kehidupan kita akan jauh lebih baik dari sekarang," kataku sambil menatap mereka berdua bergantian.

"Kemana kita akan pergi, Nak?" tanya ibu Bagas dengan kening berkerut. Ia sepertinya cemas.

"Philadelphia, Amerika Serikat, Bu," jawabku yang sekali lagi harus tersentak kaget karena Amanda tiba-tiba menyibak tirai.

"Kabar buruk, Rei! Keluarga korban yang berniat mendonorkan jantung untuk Bagas membatalkan prosedurnya."


***


Terima kasih sudah membaca Married by Accident.

Jangan lupa vote dan comment, ya! :)

[TAMAT] Married by AccidentWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu