Flashback

"Yang mulia, mengapa kita kesini?" Tanya Baoling memberanikan diri.

"Aku ingin mencari sesuatu" jawabnya

"Sesuatu?" Ulang baoling.

"Yah, sesuatu yang disimpan ditempat yang gelap dan lembab. Saat kau melangkah diatasnya akan menghasilkan suara sumbang, menurutmu tempat seperti apa itu?" Tanya Wei Wei meminta pendapatnya.

Baoling mengikuti langkah permaisuri Wei Wei sambil berpikir, selama hidupnya baru kali ini ia mendapat pertanyaan yang sulit.

"Mungkin tempat tersebut sebuah ruangan yang disembunyikan di balik papan" jawab Baoling asal.

"Jika seperti itu, kita harus mencari papan yang menghasilkan suara sumbang atau aneh!" Putus Wei Wei akhirnya.

Mereka kini telah tiba di peraduan Wei Wei diistana pheonix, mereka mulai mencari dari sudut kesudut namun nihil.

"Yang mulia, kita sudah mencari di semua sudut namun semua lantai di peraduan anda menghasilkan suara yang sama" kata Baoling memelas

"Apakah mungkin tempat itu disembunyikan di lantai yang tak mampu kita jangkau?" Gumam permaisuri Wei Wei.

"Seperti dibawah lemari itu atau dibawah ranjang peraduan?" Tebak permaisuri Wei Wei.

"Mungkin saja!" Lanjut permaisuri Wei Wei yang membenarkan pendapatnya sendiri.

"Baoling, bantu aku mengeser ranjang itu" perintah Wei Wei yang dianguki malas-malasan oleh Baoling yang mulai lelah.

Merekapun menyatukan tenaga mendorong ranjang peraduan, suara derit dan gesekan kaki peraduan dengan lantai istana pheonix yang terbuat dari kayu itu mengema di ruangan. Mereka berhasil mengeser ranjang peraduan. Baoling meminta izin istirahat sejenak, sedangkan Wei Wei melanjutkan pencariannya.

Wei Wei mulai mengetuk - mgetuk lantai dengan sabar, walaupun sebenarnya kesabarannya pun sudah mencapai batas.

Tok tok tok

Tok tok tok

Wei Wei terus mengetuk dan berpindah menuju sisilan hingga ia mengetuk satu papan yang menghasilkan suara berbeda.

Tuk tuk tuk

Wei Wei bahkan mengulang beberapa kali di tempat yang sama, karna merasa mungkin pendengarannya salah. Namun hingga lima kali ia moncoba, suaranya tetap sama. Suara yang dihasilkan terdengar sumbang seakan dibawah lantai tersebut terdapat sebuah ruang rahasia atau lubang.

Setelah yakin, Wei Wei membuka papan itu dengan cara memukulnya dengan sekuat tenaga sehingga menghasilkan bunyi 'Bukk!' Yang cukup keras. Hal itu mengagetkan Baoling yang matanya sempat terpejam.

Baoling menghampiri Wei Wei dengan kesadaran yang belum kembali sepenuhnya, saat ia menghampiri permaisurinya. Ia melihat permaisurinya tengah membaca sesuatu, entah apa itu.

Setelah cukup puas membaca apa yang Wei Wei cari, ia segera menghadap ke arah Baoling yang menatapnya bingung. Mungkin efek dari kesadarannya yang belum pulih atau efek lelah dan mengantuk yang membuatnya seperti itu.

"Berikan ini pada yang mulia kaisar Xiao Nai. Setelah kau memberikannya, segera susul aku ditaman teratai" perintah Wei Wei yang kini segera bergegas meninggalkan Baoling sendirian.

Flashback end.

"Seperti itu ceritanya, yang mulia"

Kaisar Xiao Nai kini sudah mengangkat kepalanya dari tumpukan buku diatas meja perpustakaan, salah satu tangannya ia lipat didepan dada sedangkan yang satunya ia gunakan untuk mengusap dagunya.

"Tapi Baoling, bagaimana bisa buku catatan kejahatan dan kriminal para mentri dan pejabat serta semua bukti lainnya ada pada permaisuri Wei Wei?" Tanya kaisar Xiao Nai.

Baoling mengangkat bahunya pertanda tidak tahu "jika anda ingin tahu, ada baiknya yang mulia lansung bertanya pada permaisuri" kata Baoling

Kaisar Xiao Nai seketika tertunduk lesu mendengar saran dari pengawal pribadinya itu. Bagaimana bisa kaisar Xiao Nai bertanya pada permaisurinya disaat permaisurinya saat ini bungkam dan enggan menemaninya bicara.

Sungguh malang nasibnya!

.
.
.
.
.
.
.

TBC

Yang sabar anaknya emak :v

The Empress : Liu Wei Wei (END)Where stories live. Discover now