LIMA BELAS

7.9K 620 4
                                    


Wei Wei meminta dayang Zhu untuk menyiapkan makan malam yang banyak karna ia sungguh sangat lapar, sebelum dayang Zhu keluar dari ruang tersebut Wei Wei meminta dayang Zhu menyampainkan pintanya pada kasim Ho untuk mengambilkan satu wadah air hangat serta beberapa kain bersih.

Wei Wei berniat mengobati luka kaisar Xiao Nai dan juga tabib Yeng yang kini nampak membiru dan bengkak, Wei Wei bahkan bersikuku ingin mengobati mereka dengan ancaman apabila mereka menolak ia akan ngambek dan mogok bicara kepada keduanya.

Tentu saja ancaman Wei Wei membuat mereka berdua mengangguk patuh, seakan-akan mereka hanya dua ekor anjing yang ketakutan dengan majikannya.

Jendral Byu dan juga mentri Juan terkekeh saat melihat kaisar Xiao Nai dan tabib Yeng yang nampak lemah jika sudah menyangkut permaisuri Wei Wei. Ancaman permaisuri Wei Wei bagi mereka memang nampak sangat kecil dan sangat sepele namun berakibat sangat besar dan dahsyat bahkan membuat kedua pria tersebut patuh.

Raut wajah ketakutan kaisar Xiao Nai dan tabib Yeng yang berada di bawa aura mengintimidasi permaisuri Wei Wei adalah hiburan untuk jendral Byu dan mentri Juan yang tidak akan menyia-yiakan kejadian langka ini. Kejadiaan ini jelas akan menjadi senjata kuat mereka ketika meledek kaisar Xiao Nai dan juga tabib Yeng nantinya.

Keduanya pun tertawa jahat dalam hati membayangkan kemurkaan dua sahabatnya apabila meledek mereka dan mengingatkan dengan kejadian ini.

Entah jendral Byu dan mentri Juan harus mengakui apa yang dikatakan para penghuni kerajaan benar adanya, mereka merasa amat sangat bersyukur atas hilangnya ingatan permaisuri Wei Wei yang membawa berkah dan perubahan pada kerajaan yang kini menjadi berbeda dan juga berwarna.

Egoiskah mereka?

.
.
.
.
.

Kepala kasim senior, kasim Ho memasuki ruangan dengan membawa seember air hangat dan beberapa kain bersih sesuai permintaan Wei Wei ia menaruh bawaannya di hadapan permaisuri Wei Wei dan terseyum pada kasim Ho.

"Terimakasih" ucap Wei Wei tulus.

Semua orang yang mendengar ucapan tersebut tertengun, selama ini permaisuri Wei Wei tidak pernah bersikap seperti ini. Permaisuri Wei Wei dulu sangatlah sombong dan arogan, alih-alih menjawab terimakasih biasanya permaisuri Wei Wei akan marah atau memaki karna pekerjaan mereka tidak pernah nampak sempurna dimatanya. Ada saja cela bagi permaisuri Wei Wei untuk menjatuhkan harga diri mereka, bahkan ia dengan kejamnya tanpa belas kasih terus menindas hingga mereka jatuh pada titik yang paling rendah dalam hidup mereka.

Namun melihat perubahan permaisuri yang sekarang jelas membuat mereka amat sangat senang dan bersyukur walaupun mereka sadar cepat atau lambat ingatan permaisuri Wei Wei kembali dan semuanya akan seperti dulu, sayangnya semua yang mereka pikirkan sama sekali tidak akan terjadi karna dalam raga permaisuri Wei Wei bersemayam jiwa yang berbeda.

Kasim Ho tersenyum lembut dan pamit undur diri.

Wei Wei memanggil kaisar Xiao Nai hanya dengan gerakan tangan, kaisar Xiao Nai tak mampu menolak dan mulai melangkah mendekat. Kaisar Xiao Nai duduk di peraduan dengan jarak cukup jauh dari jangkawan Wei Wei, ia melakukan itu karna pikirannya telah berkecamuk tentang hal buruk yang akan di lakukan permaisurinya.

"Mendekat!" Kaisar Xiao Nai pun maju sesuai dengan titah permisurinya.

"Lebih dekat, yang mulia!"

Wei Wei mulai mengeram saat melihat kaisar Xiao Nai hanya menyeret tubuhnya dua kali kedepan, namun sayang jarak dengan Wei Wei masih amat jauh.

"Ck" Wei Wei berdecak gemas, ia lalu menarik Kaisar Xiao Nai lebih dekat padanya. Perbuatan Wei Wei jelas membuat kaisar Xiao Nai terkejut, degup jantungnya mulai berdetak tidak karuan.

Wei Wei mulai mengompres wajah kaisar Xiao Nai dengan jarak amat sangat dekat, kaisar Xiao Nai bahkan harus menahan nafasnya dengan jarak sedekat itu.

Selama Wei Wei diangkat menjadi permaisuri kerajaan Yun, mereka belum pernah sedekat ini. Jangankan hanya jarak yang amat dekat, bersentuhan secara fisik atau melakukan hubungan suami istri pun belum padahal sudah berbulan-bulan mereka menikah namun kursi putra mahkota masih saja kosong padahal ia sudah sangat menantinya.

Wei Wei menarik wajahnya menyisahkan jarak, entah mengapa hati kaisar Xiao Nai merasa kecewa. Wei Wei telah selesai mengobati luka kaisar Xiao Nai, namun kaisar Xiao Nai bahkan tidak menyadarinya sama sekali karna terlalu asik dan lamunan juga terlalu larut dalam pesona permaisurinya.

Setelah mengobatinya, Wei Wei juga mengobati tabib Yeng yang merupakan kakak kandungnya dengan penuh kasih.

"Terimakasih, telah mengkhawatirkanku gege" ucap Wei Wei tulus di sela kegiatannya.

Tak kerasa air mata tabib Yeng jatuh membasahi pipinya, ia buru-buru menyekanya sebelum semua orang melihatnya.

Tabib Yeng sadar selama ini ia tak begitu akrab dengan adiknya, karna adiknya selalu saja membentengi dirinya dengan tembok tinggi yang tak mampu ia tembus bahkan kaisar Xiao Nai pun sama dengannya.

Namun melihat perubahan adiknya yang penuh kasih sayang, rasa peduli, serta rasa cinta sebagai seorang adik. Boleh kah ia egois agar adiknya tetap seperti ini dan tidak pernah kembali kesifatnya yang dulu?

.
.
.
.
.
.
.

TBC

The Empress : Liu Wei Wei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang