SEMBILAN BELAS

7.1K 538 5
                                    


  DISEBUAH ruangan yang gelap dan lembab, menggema suara erangan kesakitan yang terdengar memilukan di sepanjang lorong bawah tanah.

Ruangan tersebut merupakan ruangan rahasia prajurit khusus kerajaan Yun. Selama ini tidak ada yang tahu kerajaan Yun selain memiliki prajurit tentara dengan kemampuan rata-rata, kerajaan Yun juga memiliki prajurit khusus yang selalu bekerja dalam bayang-bayang mengawasi dan mengintai siapa saja dengan gerak gerik mencurigakan.

Prajurit khusus tersebut dibawa kepemimpinan Jendral Byu yang diketuai oleh Baoling yang merupakan tangan kanan kaisar Xiao Nai, kemampuan mereka tidak diragukan lagi. Selain mengawasi dan mengintai, tugas mereka sebenarnya adalah membunuh. Boleh dikatakan prajurit khusus ini ibarat algojo atau malaikat maut yang mencabut nyawa.

Saat ini disalah satu ruangannya tengah melaksanakan introgasi kepada kedua penjahat yang nyaris hampir mencelakai permaisuri Wei Wei. Dibawah perintah kaisar Xiao Nai, jendral Byu mendapat kepercayaan untuk mengintrogasi dan mengorek informasi kepada keduanya.

Sayang sampai saat ini keduanya masih bungkam, hingga tak ada pilihan lain. Jendral Byu dengan terpaksa harus mengambil jalan yang jahat dan licik, demi mendapat jawaban atas insiden yang hampir melenyapkan nyawa permaisuri Wei Wei.

"BAWA MEREKA MASUK!" Perintah jendral Byu dengan suara yang tinggi namun terkesan dingin.

Dua anak buah jendral Byu yang tidak lain berprofesi sebagai prajurit khusus itu membawa dua sandra yang akan mereka manfaatkan untuk mengancam kedua penjahat untuk buka suara.

Kedua penjahat tersebut terbelalak kaget saat melihat siapa yang baru saja memasuki ruangan dengan paksa, mata mereka nampak dibendeng rasa sedih, senang, juga amarah yang mulai berkecamuk.

Ingin rasanya mereka berdua menolong keluarganya yang kini terseret kelubang penyiksaan yang lebih menyiksa dari kematian karna ulah mereka, namun sayangnya mereka tak memiliki daya untuk melawan disaat tubuh mereka sudah mencapai ambang batas.

Hal yang membuat kedua penjahat tidak habis pikir, bagaimana cara mereka menemukan keluarganya? Padahal mereka yakin tempat persembunyiannya kini sangatlah aman! Lantas bagaimana mereka menemukannya?

"TIDAK USAH MENAMPAKAN EKSPRESI KAGET SEPERTI ITU" jendral Byu mencibir.

"JANGANKAN TEMPAT YANG KALIAN TINGGALI, BAHKAN JIKA ITU LUBANG TIKUS ATAU LUBANG SEMUT SEKALIPUN. KAMI AKAN MENEMUKAN KALIAN! KARNA KAMI BUKANLAH PRAJURIT SEMBARANG " jelas jendral Byu singka.

"JADI? APAKAH KALIAN MASIH INGIN BUNGKAM?" Tanya jendral Byu

Kedua penjahat tersebut masih kukuh dengan pendirian mereka.

"BAIKLAH, JIKA SEPERTI ITU" ucap jendral Byu menarik satu sudut bibirnya keatas

"BUNUH KELUARGA MEREKA! JANGAN BERI KEMATIAN YANG CEPAT, BERIKAN MEREKA KEMATIAN YANG LAMBAT DAN AMAT MENYAKITKAN. AKU INGIN MENDENGAR SUARA KESAKITAN MEREKA YANG TERDENGAR MENYENANGKAN"

Kedua penjahat menegang kaku, keringat dingin membasahi sekujur tubuh mereka. Mereka jelas tahu maksud dari ucapan jendral Byu, dimana kematian akan lebih baik dari pada penyiksaan seperti itu.

Ini semua salah, tak seharusnya keluarga mereka yang menanggung penderitaan akibat perbuatan mereka.

"Tu-tuan Zi .. selamatkan kami, jangan biarkan kami mati" isak seorang wanita berusia 30-an yang kini memeluk kedua anaknya dengan erat.

"A-ayah.. selamatkan Yu Zu" pinta seorang anak berusia 8 tahun yang merupakan keluarga satu-satunya dari salah satu penjahat tersebut.

Pedang tajam dan mengkilat itu telah terayun keatas dan kini siap menebas, sebelum pedang itu menyentuh harta paling berharga mereka. Dengan buru-buru mereka menghentikannya.

"TUNGGU!!" Teriak salah satu penjahat dengan sisa kekuatannya.

"A-aku yang akan menjawabnya, ta-tapi bebaskan anakku!" Pintanya.

Senyum menyeringai jendral Byu pun terbit, akhirnya selama seminggu iapun dapat menepati janjinya pada kaisar Xiao Nai.

"Lepaskan mereka!" Titah jendral Byu

.
.
.
.
.

Jendral Byu menggeram, ia memukul meja dengan keras sehingga menghasilkan bunyi 'Bukk!' Yang cukup nyaring.

Kedua tangannya terkepal kuat hingga kuku-kukunya memutih, jendral Byu tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Amarahnya membuncah ingin segera meledak, jendral Byu jelas tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Sayangnya saat ini ia kekurangan bukti untuk menyeret Brengsek itu pada kematian.

"BUNUH MEREKA SEMUA, JANGAN SAMPAI ADA YANG MENGETAHUI HAL INI!" Titah jendral Byu yang kini meninggalkan ruangan.

"KA-KAUUUU~~"

Kedua penjahat itu meronta dari kursi penyiksaan, mereka merasa dikhianati setelah mengatakan semuanya dan ini balasannya? Sulit mereka percaya.

Sebelum keduanya bertindak lebih jauh, para prajurit khusus melaksanakan tugas mereka. Mereka membunuh mereka dengan sekali tebas, itu adalah sebuah tehnik rahasia yang langsung memotong pembuluh darah dengan ayunan kuat sehingga dengan satu tebasan korban mereka dipastikan mati.

Suara erangan kesakitan menggema, suara teriakan penuh rasa keputus asaan yang terdengar memilukan dan menyayat hati. Suara itu perlahan hilang seiring dengan berhembusnya nafas terakhir kedua penjahat dan keluarganya.

.
.
.
.
.
.
.

TBC

The Empress : Liu Wei Wei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang