TIGA PULUH

6.9K 530 3
                                    


Kaisar Xiao Nai terus berusaha membujuk Wei Wei agar berhenti menangis, ia melakukan berbagaimacam cara mulai dari bersikap lemah lebut bahkan menjurus kemanis sekalipun hasilnya tetap saja sama.

Kaisar Xiao Nai mengeram kesal, ia bahkan harus memutar otaknya untuk menghentikan tangis Wei Wei yang tak kunjung reda.

'Sampai kapan ia akan menangis seperti ini?'

'Mengapa air matanya terus saja mengalir, bahkan tidak ada tanda bahwa air mata itu akan mengering?' Batin kaisar Xiao Nai

Kaisar Xiao Nai memijit pangkal hidung mancungnya, kepalanya saat ini berdenyut hebat dan nyaris ingin meledak rasanya. Ia tidak tahu lagi cara apa yang ia lakukan untuk membujuk Wei Wei yang tangisnya tidak urung jua berhenti.

"Wei Wei mengapa kau begitu cengeng sekali?" Tanya kaisar Xiao Nai yang nampaknya sudah mencapai ambang batas kesabarannya.

Wei Wei yang mendengar pertanyaan bernada kesal itu semakin menangis kencang, ia sangat begitu sensitif apabila tengah sakit dan hal inilah yang paling di benci Wei Wei.

"Argghhtt" geram kaisar Xiao Nai

"Astaga mengapa kau semakin menangis kencang? Katakan apa yang membuat mu sangat kekanakan seperti ini permaisuri Wei Wei?" Tanya kaisar Xiao Nai dengan nada frustasi dengan volume suara yang naik beberapa oktaf

Wei Wei tidak menjawab, perlahan tangis kencangnya berubah menjadi isakan. Hal itu semakin membuat kaisar Xiao Nai merasa bersalah.

"Maaf" gumam kaisar Xiao Nai.

Wei Wei masih menangis segugukan, ia bahkan tidak tau mengapa tangisnya tak kunjung reda. Ia juga merasa bersalah telah membuat banyak orang kesusahan dan juga khawatir akan kesensitifannya hari ini.

"Wei Wei, katakan apa yang kau inginkan agar kau memaafkan zhen?" Tanya kaisar Xiao Nai melembut.

"We-i Wei hanya ingin dipeluk!" Jawab Wei Wei segugukan.

Kaisar Xiao Nai melongo bak orang bodoh, permaisurinya menangis setengah hari hanya karna ingin di peluk? Yang benar saja! Kaisar Xiao Nai berpikir hal buruk atau ada yang membuatnya sangat sedih sehingga istrinya itu terus saja menangis.

Kaisar Xiao Nai bahkan nyaris frustasi dan mengamuk saat ia baru saja pulang dari rapat mengenai hukuman untuk para pengkhianat itu, kini mendapatkan permaisurinya yang baru saja sadar atau entah baru saja bangun dari tidurnya tengah menangis sejadi-jadinya.

"Apakah yang mulia tidak ingin mengabulkannya?" Tanya Wei Wei yang menghapus air matanya kasar.

Wajahnya kini masih nampak pucat, hidung mungil nan mancungnya nampak merah, matanya yang bulat kini menyipit akibat bengkak. melihat hal itu membuat kaisar Xiao Nai gemas sendiri. Kaisar Xiao Nai lalu menarik Wei Wei dalam dekapannya, mencium puncak kepala Wei Wei dengan sayang. Perlahan namun pasti tangis Wei Wei pun reda dan berubah menjadi nafas yang teratur menandakan ia telah tertidur, mungkin karna akibat dari kelelahan menangis.

.
.
.
.
.

Ternyata kesensitifan Wei Wei yang tiba-tiba siang hari tadi, kini telah terjawab. Wei Wei tengah mendapat tamu bulanannya sehingga perasaannya begitu sensitif, disentil sedikit saja Wei Wei bisa berubah menjadi cengeng, berubah jadi pemarah atau yang paling parahnya berubah menjadi orang yang sangat mengesalkan.

Contoh besarnya yang menimpa kaisar Xiao Nai malam ini hanya karna ia terlambat datang untuk makan malam bersama yang sudah menjadi rutinitas dan kegiatan yang amat di wajibkan Wei Wei, ia harus mendapat amukan kemarahan Wei Wei yang memukul, mencubit bahkan merajuk untuk tidak berbicara dengannya setelah makan malam.

Melihat aksi Wei Wei yang begitu mengejutkan membuat kaisar Xiao Nai harus ekstra sabar menghadapi permaisurinya yang begitu sensitif akibat tamu bulanannya, namun kesabaran kaisar Xiao Nai kini sudah mencapai batasnya. Sampai empat hari berlalu dari aksi bungkam permaisuri Wei Wei padanya, tak sekalipun Wei Wei mengeluarkan sepata katapun bahkan saat memasuki hari ke lima. Hal itu jelas membuat kaisar Xiao Nai menjadi seseorang yang seakan kehilangan harapan hidupnya, sangat kacau.

Karna kondisinya yang buruk, kaisar Xiao Nai bahkan selalu menunda penjelasan dari Baoling mengenai dari mana Baoling mendapatkan bukti yang ia berikan tempo hari. Ini semua akibat permaisurinya, kaisar Xiao Nai baru sadar bahwa Wei Wei memiliki potensi berbahaya untuk dirinya dan hidupnya padahal selama ini ia tidak pernah kacau dan menderita sampai seburuk ini hanya karna wanita.

"Wanita sungguh membahayakan!"

.
.
.
.
.
.
.

TBC

The Empress : Liu Wei Wei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang