EMPAT

9.5K 757 14
                                    

 
  WEI WEI tidak habis pikir mengapa ia bisa terjebak dan terdampar disini, ini sudah seminggu dan Wei Wei tak kunjung kembali didunianya. Sudah banyak buku diperpustakaan kerajaan ini yang ia baca, namun tak ada satupun yang mampu memberinya sebuah alasan atau jawaban mengapa Wei Wei masih berada disini.

Kemana lagi Wei Wei harus mencari? Ia lelah, sangat. Sudah seminggu Wei Wei mencari namun ia masih belum menemukan titik terang. Tentu saja keberadaannya disini pastilah memiliki alasan, bukan?

"Yang mulia. Ini sudah larut malam, seharusnya anda segera beristirahat" kata dayang Zhu memperingati.

"Aku masih belum menemukan apa yang kucari" jawab Wei Wei yang masih sibuk membaca di bantu oleh cahaya lilin.

"Yang mulia.. anda bisa melanjutkannya besok, ini sudah sangat larut" bujuk dayang Zhu lagi.

"Aku tak ingin membuang-buang waktuku di tempat seperti ini, aku harus segera kembali" balas Wei Wei yang membuat dayang Zhu mengernyit bingung.

"Apa maksud anda, yang mulia?" Tanya dayang Zhu bingung.

"Aku tidak bisa menjelaskannya, intinya aku harus segera kembali keduniaku" jawabnya.

Dayang Zhu tidak bertanya lebih lanjut lagi, ia berpikir apa yang Wei Wei lakukan adalah efek dari lupa ingatannya. Terlebih tabib Yeng telah mengatakan kemungkinan ia akan bertingkah aneh diluar kebiasaannya, namun nyatanya tidak seperti itu.

"Astaga aku sangat ngantuk dan mataku sudah sangat berat" keluh Wei Wei saat kembali menelusuri buku-buku di rak perpustakaan kerajaan.

Wei Wei menghela nafas berat, hari berlalu begitu cepat sehingga ia tak menyadari waktunya yang terbuang percuma hanya karna ia terjebak dalam lingkaran kebingungan yang menimpanya. Selama seminggu Wei Wei menghabiskan waktunya beradaptasi dengan kenyataan yang menamparnya beberapa hari lalu, kenyataan yang membuatnya tercengan bahwa Wei Wei terlempar di masa lalu.

INI GILAAAA!

Yah, gila. Dulunya Wei Wei pikir ini hanyalah adaptasi sebuah sejarah masa lalu yang di jadikan film atau drama klosan, namun nyatanya ini bukanlah rekayasa. Asli!!!

Awalnya Wei Wei berpikir ia tengah menjadi pemeran utama dalam syuting film atau drama klosan ini, namun selama seminggu ini ia tidak menemukan kru cameramen, staf kreatif film atau drama, produser, sutradara bahkan sang penulis naskah. Hal ini baru ia sadari saat Wei Wei bahkan tidak memegang naskah dialog, atau mendengar teriakan penuh amarah sutradara mengatakan 'Cut' apabila Wei Wei melakukan banyak kesalahan dalam actingnya, namun itu tidak pernah terjadi selama seminggu. Ini sudah cukup menyadarkannya bahwa ini memang di masa lalu bukan syuting film atau drama yang selalu Wei Wei pikirkan.

Pasrah?

Yah, hanya itu yang saat ini dapat Wei Wei lakukan sekarang sebelum menemukan jawaban serta alasan keberadaannya disini.

.
.
.
.
.

Seorang wanita melangkah anggun mendekat menghampirinya, dari tempat Wei Wei berpijak kini ia tak mampu melihat wajahnya dengan jelas karna jarak yang lumayan jauh.

Namun semakin ia mendekat, Wei Wei masih tak mampu melihat wajahnya. Wajah wanita itu nampak buram padahal jarak Wei Wei dengannya sangat dekat, Wei Wei bahkan telah memincingkan matanya ataupun menguceknya namun tetap saja sama. Wajahnya buram dan sangat sulit bagi Wei Wei untuk mengenali wanita tersebut.

Saat ini Wei Wei tak tahu ia dimana, yang jelas saat ini Wei Wei berada di suatu tempat yang penuh dengan hamparan padang rumput hijau yang tumbuh dengan lebat, ditempat yang luas itu hanya ada satu buah pohon ceri yang sedang berbunga.

Hal yang menjadi pertanyaan Weu Wei sekarang mengapa wanita dengan wajah samar itu menghampirinya, dan bagaimana bisa ia beradi di tempat sepi namun sangat nyaman tersebut?

"Berhati-hatilah" ucap Wanita itu dengan nada misterius, ia lalu melewati Wei Wei dan tak lupa menepuk bahunya.

Ucapannya seakan memperingati Wei Wei dan jelas hal ini menjadi tanda tanya besar dalam benaknya. Wei Wei merasa tengah jatuh dalam permainan teka teki yang sangat misterius, ini sangat rumit terlebih ia tidak memiliki apapun. Wei Wei saat ini merasa kesal setengah mati karna dalam situasi ini ia merasa sangat bodoh disini, padahal nyatanya Wei Wei tidak sebodoh itu.

Bagi Wei Wei apa yang ia alami kini lebih rumit dari rumus matematika dan fisika yang pernah ia pelajari dulu.

Tersadar, Wei Wei segera mencari wanita tersebut untuk menanyakan maksud dari ucapannya. Wei Wei mengedarkan pandangannya disegala arah dan ia menemukannya. Wei Wei mengejar dan berusaha meraih dan menggapainya, sayang ia terlambat. Wanita itu terlalu cepat, padahal Wei Wei yakin langkahnya masih sangat ringan dan anggun bukankah hal itu mustahil padahal ia sudah berlari mengejarnya.

"Tunggu" teriakku

"HEIII TUNGGU!!"

Tukkk!!

"Aww" ringis Wei Wei.

Wei Wei tersadar dirinya masih berada di perpustakaan, dengan kesadaran yang belum pulih ia mencari sosok wanita itu disini namun Wei Wei tak menemukannya.

"Apakah aku hanya mimpi?" Tanyanya pada diri sendiri

"Tapi mengapa terasa nyata" gumamnya.

Wei Wei melangkah meninggalkan rak-rak buku yang menjulang tinggi di perpustakaan, entah mengapa peringatan yang wanita itu katakan padanya membuat firasatnya tidak enak.

Wei Wei melangkah cepat menuju tempatnya semula dimana dayang Zhu dan beberapa dayang dan pengawal menunggunya, selama perjalanan menuju tempatnya semula Wei Wei tidak habis pikir merutuki kebodohannya yang bisa-bisanya tidur sambil berdiri dengan badan yang bersandar di rak-rak buku.

Entah karna malam semakin larut, Wei Wei merasa hawa dingin yang menusuk hingga tulang membuat bulu kuduknya meremang. Mungkin hanya perasaannya saja, Wei Wei merasa ada yang mengikutinya dari belakang.

Saat Wei Wei hendak menoleh kebelakang, tubuhnya lebih dulu di sergap dari belakang. Mulutnya di bungkam agar ia tak mampu berteriak, Wei Wei meronta dengan brutalnya karna merasa sulit bernafas.

Siapa yang berani ingin menyelakainya? Mungkinkah ini maksud dari wanita itu? Yah mungkin seperti itu, tapi alasan apa yang membuatnya ingin menyelakai dirinya?

Entahlah. Nanti saja Wei Wei pikirkan itu, sekarang ia harus menghajar orang yang berani mengusiknya. Dengan gerakan cepat Wei Wei menggigit tangan orang yang berani membungkam mulutnya sekuat tenaga hingga orang tersebut menjerit kesakitan, tak menyia-yiakan kesempatan Wei Wei menarik lengan orang tersebut dan membantingnya kasar.

"Kau salah memilih lawan, perlu kau tau aku ahli tekondow bahkan sudah mendapat sabuk hitam" ucap Wei Wei bangga.

Akibat keributan yang Wei Wei ciptakan membuat dayang Zhu dan pengawal berbondong-bondong menghampirinya dengan raut wajah khawatir.

"Yang mulia, apakah anda baik-baik saja" tanyanya

Wei Wei mengangguk "aku baik-baik saja, tapi tidak dengan orang itu" tunjuknya pada orang yang baru saja ia banting.

Seorang pengawal menghampiri orang tersebut dan betapa kagetnya ia.

"ASTAGA! YANG MULIA KAISAR!!" Teriaknya panik

Kaisar?

Mati aku!

.
.
.
.
.
.

TBC

The Empress : Liu Wei Wei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang