DUA PULUH SATU

7.4K 552 5
                                    


WEI WEI menatap kelima pria berwajah tampan yang baru saja masuk dengan tatapan garang. Tatapan matanya amat tajam, jika ada tatapan yang bisa membunuh maka tatapan permaisuri Wei Wei saat ini mungkin sudah membumi hanguskan mereka.

Kelimanya bergidik ngeri mendapat tatapan tersebut, terlebih saat ini Wei Wei sudah melipat kedua tangannya di depan dada pertanda dia sedang dalam suasana hati yang buruk.

"Mengapa kalian lama sekali?" Tanya Wei Wei dengan nada dingin dan menusuk.

"I-itu~~" kaisar Xiao Nai menyenggol lengan tabib Yeng untuk menjawab, namun tabib Yeng menggeleng amat keras menandakan ia tidak berani.

"Itu?" Beo Wei Wei yang menunggu jawaban.

"Maaf yang mulia, itu kesalahan hamba" ucap Baoling yang membuat satu alis Wei Wei terangkat "hamba sempat kesasar, mencari keberadaan kaisar Xiao Nai, tabib Yeng, mentri Juan dan jendral Byu" lanjutnya.

Kelima pria itu menahan nafas menunggu reaksi Wei Wei, Wei Wei menganggukan kepala seakan jawaban Baoling masuk akal dan dapat diterima.

"Ya sudah"

Akhrinya mereka mampu bernafas lega, mungkin setelah ini mereka akan mengucapkan terimakasih pada Baoling yang menyelamatkan mereka dari amukan Wei Wei yang semakin hari menunjukan banyak perubahan.

"Mari kita makan" ajak Wei Wei

Baoling hendak undur diri karna tugasnya sudah selesai, namun panggilan junjungannya menghentikan niat dan langkahnya.

"Kau juga termasuk Baoling" kata Wei Wei lembut.

Baoling terdiam kaku, ia berusaha keras memikirkan maksud permaisuri Wei Wei namun belum sempat ia mendapat tanggapan dari apa yang permaisurinya katakan. Baoling kini sudah di tarik oleh Wei Wei untuk ikut makan dan bergabung dengan keempat pria yang memiliki posisi tinggi namun berbeda-beda profesi tersebut.

"Tidak usah merasa tidak enak, Baoling" kata kaisar Xiao Nai "jika permaisuri memanggil untuk makan bersama, maka jabatan, posisi, harta dan kekuasaan yang di miliki dimata permaisuri adalah sama. Jadi tidak usah merasa sungkan, karna bagi permaisuri Wei Wei kita semua adalah keluarga" lanjut kaisar Xiao Nai yang terseyum lembut sekilas, ia menepuk bahu Baoling sebelum memintanya untuk duduk.

Baoling? Jangan ditanya. Ia terkejut luar biasa saat melihat sisi lain permaisuri serta kaisarnya yang membuat hatinya menghangat dan seketika senyum tipis terbit di wajahnya yang datar.

.
.
.
.
.

Setelah menghabiskan makan malam, mereka berenam berniat untuk bersantai sambil di temani teh hangat dan beberapa cemilan.

Saat kaisar Xiao Nai hendak memyuruh dayang Zhu membuat minuman dan cemilan, teriakan kepala kasim Ho mengurungkan niat kaisar Xiao Nai.

"Yang mulia..., nona An Mi Rang datang ingin berkunjung" teriak kasim Ho mengumumkan kedatangan Mi Rang.

Wajah kaisar Xiao Nai, tabib Yeng, mentri Juan, dan jendral Byu mengelap saat mendengar pengumuman itu. Tangan mereka sudah terkepal erat, hingga kuku kuku mereka memutih.

Wei Wei yang mendengar hal itu nampak cemberut, hatinya merontak ingin mengusir wanita itu karna telah menggangguk kebersamaan mereka. Terlebih lagi entah mengapa Wei Wei sangat membenci wanita itu, apabila selalu menunjukan sikap seolah-olah ia adalah istri kaisar Xiao Nai. Hal itu jelas membuat amarah Wei Wei melonjak dan ingin meledak.

"APA YANG INGIN DILAKUKAN WANITA ITU BERKUNJUNG TENGAH MALAM SEPERTI INI?" Geram Jendral Byu dengan wajah yang menunjukan ketidak sukaan.

"Dimana sopan santunnya sebagai nona muda kediaman An? Apakah ia tak berpikir waktu seperti ini, bukanlah waktu yang tepat untuk berkunjung!" Desis mentri Juan dengan nada terdengar kesal.

Tabib Yeng tak berkata apa-apa, ia berusaha keras untuk menahan emosi dan kewarasaannya yang sangat ingin membunuh, menguliti dan memotong-motong wanita itu.

"ZHEN TIDAK INGIN DIGANGGU, SURUH NONA AN MI RANG PULANG DAN BERKUNJUNG LAIN WAKTU" tolak kaisar Xiao Nai.

Mendengar penolakan kaisar Xiao Nai membuat kelimanya merasa senang, akhirnya kaisar Xiao Nai mengambil pilihan yang bijak.

.
.
.
.
.

Disisi lain, tepatnya di depan pintu peraduan kaisar Xiao Nai. Terlihat Mi Rang menahan kesal dan malu saat mendengar penolakan kaisar Xiao Nai.

Ia tidak percaya mendapat penolakan atau kunjungannya, padahal menurut mata-matanya kaisar Xiao Nai tengah menikmati waktu kebersamaannya dengan beberapa sahabatnya dan wanita jalang itu. Lantas mengapa kaisar Xiao Nai tak menerima kedatangannya dan malah mengusirnya dengan halus seperti ini.

Mi Rang dan rombongannya melangkah pergi dari istana Naga dengan perasaan marah, sedih, dan benci yang menjadi satu.

"KALIAN AKAN MEMBALAS SEMUANYA, KARNA MENOLAK KEDATANGANKU" gumam Mi Rang tidak terima.

.
.
.
.
.

Kaisar Xiao Nai menatap wajah Wei Wei yang tertidur pulas dalam dekapannya, wajahnya yang selalu nampak datar-datar saja kini mengalami banyak peningkatan. Perubahan yang di bawa Wei Wei padannya kadang membuat kaisar Xiao Nai senang dan juga takut secara bersamaan.

Kaisar Xiao Nai senang karna sikap Wei Wei kadang membuatnya bisa terseyum dan juga mengembalikan tawanya yang sejak dulu lama hilang. Oerubahan yang dibawa Wei Wei memberi kehangatan, kebahagiaan, juga kenyamanan, kaisar Xiao Nai kini merasa hidup dan kehidupannya menjadi berwarna. Namun disisi lain kaisar Xiao Nai juga takut apabila ingatan Wei Wei kembali maka kebahagiaan mereka hanya akan terjadi sementara, ia takut Wei Wei kembali menjadi pribadi yang dingin dan tertutup dan menghindarinya.

"Kuharap selamanya kita akan seperti ini" ucap kaisar Xiao Nai mengelus pipi Wei Wei yang mulus dengan ibu jarinya.

Kaisar Xiao Nai menarik jemarinya dari wajah cantik Wei Wei yang masih terlelap tanpa merasa terganggu akan perlakuan kaisar Xiao Nai.

"Maafkan Zhen apabila egois menginginkan kita seperti ini" ucapnya lagi lalu mencium kening Wei Wei dengan penuh perasaan.

Mendengar hal itu, Wei Wei nampak terseyum dalam tidur.

.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Hayooo.. chapter ini kurang apa? 😂

The Empress : Liu Wei Wei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang