DUA PULUH

7.1K 566 2
                                    


  JENDRAL Byu memasuki salah satu ruangan rahasia yang ada dibalik ruang kerja kaisar Xiao Nai di istana Naga, ruang rahasia itu berada tepat dibawah lantai kayu ruang kerja kaisar tersebut.

Setelah melewati beberapa lorong, akhirnya jendral Byu tiba di ruangan pertemuan. Disana sudah ada kaisar Xiao Nai yang menanti kehadirannya, jendral Byu tentu saja akan mengatakan semua informasi yang ia dapat dari kedua penjahat itu tanpa menambah atau mengurangi kalimat.

"Dimana kedua brengsek itu?" Tanya Jendral Byu pada kaisar Xiao Nai saat tiba di ruangan.

"Ck, aku mungkin terlalu memanjakanmu hingga kau lupa posisiku lebih tinggi darimu Ai Byu" kesal kaisar Xiao Nai.

"Ck" decak jendral Byu
"Sejak kapan kau mempermasalahkan itu, Xiao Nai? Bukankah dulu-dulu aku sering memanggilmu demikian?" Balasnya.

"Bukan karna itu Byu" jeda kaisar Xiao Nai "Zhen tak ingin nampak membeda-bedakan kalian, kau yang biasa berbicara tanpa sopan santun sedangkan Juan dan Yeng selalu berbicara dengan sangat formal" jelasnya "Zhen takut mereka berpikir yang tidak-tidak" tambahnya.

"Anda tidak usah khawatir akan hal itu, yang mulia" jawab mentri Juan yang baru saja datang bersama tabib Yeng.

"Kami tidak merasa demikian, biarkan tetap seperti ini. Hamba mohon jangan pinta kami mengubah karakter kami" kata mentri Juan lagi.

Kaisar Xiao Nai hanya mengangguk mengerti, sedangkan jendral Byu mulai memarahi keduanya karna terlambat.

"Tidak bisakah kau berhenti marah-marah, jendral Byu?" Tanya tabib Yeng dingin "kami baru saja sampai dan kau sudah memarahi kami, seperti induk ayam" lanjutnya kesal.

Jendral Byu tak menyangka akan mendapat balasan seperti itu dari seorang tabib Yeng yang merupakan orang yang paling sabar dan mampu mengontrol emosinya, namun melihatnya sekarang jendral Byu merasa ada yang aneh.

.
.
.
.
.

"Sudahlah, mengapa kalian malah berdebat? Kita di sini ingin berdiskusi mengenai hal yang terasa aneh dan menganjal yang terjadi diistana" kata kaisar Xiao Nai yang mulai menengahi perdebatan antara jendral Byu, tabib Yeng, dan juga mentri Juan.

Sayang perkataan kaisar Xiao Nai sama sekali tidak digubris mereka, hal itu jelas membuat kaisar Xiao Nai geram.

Brukk!

Kaisar Xiao Nai mengebrek meja dengan pukulan yang amat keras, ia berdiri dari tempat duduknya dan menatap ketiganya satu persatu dengan tatapan tajam yang membunuh.

"SUDAH KU BILANG UNTUK BERHENTI BERDEBAT! APA KALIAN TULI,HAH!!" teriak kaisar Xiao Nai yang naik beroktaf-oktaf.

Jendral Byu, tabib Yeng, dan mentri Juan bungkam seketika, aura yang di keluarkan kaisar Xiao Nai sangat menyeramkan. Aura kepemimpinan, keagungan, kekejaman, mengintimidasi dan aura membunuh menjadi satu padu yang membuat ketiganya bergidik ngeri.

"BAGUS!"

"JIKA KALIAN KEMBALI BERDEBAT, ZHEN YAKINKAN AKAN MENGEBIRI KEMALUAN KALIAN" ancam kaisar Xiao Nai.

Mendengar hal itu ketiganya langsung pucat pasih, mereka buru-buru menutup aset masa depan mereka dengan kedua tangan waspada.

Jika punya mereka dipotong, hal itu jelas adalah mimpi buruk. Tidak ada lagi yang namanya surga dunia, tidak ada lagi namanya masa depan dan keturunan dan hal itu tidak boleh terjadi !

"Baiklah mari kita lanjut pembahasan pertemuan kita" lanjut kaisar Xiao Nai dengan nada suara yang kembali normal.

"Baik, yang mulia"

.
.
.
.
.

"Katakan, apakah kau sudah mendapat perkembangan informasi dari kedua penjahat itu?" Tanya kaisar Xiao Nai pada jendral Byu.

Jendral Byu menyeringai.

"Tentu saja. Aku mendapat nama dalang dari balik rencana pembunuhan permaisuri Wei Wei" jawab jendral Byu "kau pasti amat sangat terkejut mengetahuinya" lanjut jendral Byu yang kini mulai serius.

"Apa maksudmu, jendral Byu?" Tanya mentri Juan yang bahkan tidak menutup rasa penasarannya.

"Dalang dari balik rencana pembunuhan yang mulia permaisuri Wei Wei adalah nona An Mi Rang" jelas jendral Byu

"APA?" teriak kaisar Xiao Nai, tabib Yeng dan mentri Juan kompak terkejut.

"Apa yang kukatakan? Kalian pasti terkejut" balas jendral Byu memutar matanya jengah.

"Lalu apa lagi yang kau dapat?" Tanya kaisar Xiao Nai yang semakin penasaran dengan kelanjutan penjelasan jendral Byu.

"Aku akan melanjutkannya, tapi kalian harus berjanji untuk tidak memotong penjelasanku!" Kata jendral Byu yang di angguki ketiganya.

"Nona An Mi Rang, memerintahkan kedua penjahat itu beserta rombongannya untuk membunuh permaisuri Wei Wei dengan imbalan yang banyak"

"Mereka tidak tahu alasan apa yang membuat nona An Mi Rang memerintahkan mereka membunuh permaisuri Wei Wei, karna nona An Mi Rang tidak menjelaskan alasannya" jendral Byu menarik nafas, lalu melanjutkan penjelasannya.

"Tapi kedua penjahat itu memberikanku sebuah bukti, bukti itu adalah surat perintah dari nona An Mi Rang kepada mereka" jelas jendral Byu yang menyerahkan selembar surat yang langsung disambar kaisar Xiao Nai.

"Ini memang tulisannya" kata kaisar Xiao Nai yang meremas surat itu.

"Kita tidak bisa bertindak lebih lanjut, sebab bukti yang kita miliki belum mampu menyeret nona An Mi Rang kejalur hukum" jelas jendral Byu "kita perlu bukti yang lebih kuat lagi untuk menyeretnya" lanjutnya.

"Yah kau benar jendral Byu" balas kaisar Xiao Nai "kita harus mencari bukti yang lebih kuat secepatnya, sebelum ia melakukan rencana yang lebih jauh lagi" lanjut kaisar Xiao Nai yang di angguki ketiganya.

"Anu~~"

Keempat pria yang berada diruangan rahasia menoleh kebelakang dengan posisi waspada, tangan mereka semua serempak memegang gangang pedang mereka.

Sikap waspada mereka tiba-tiba lenyap saat mata mereka menangkap sosok Baoling yang berdiri diambang pintu dengan raut wajah datar.

"Sejak kapan kau berada di situ Baoling?" Tanya jendral Byu

Baoling tidak menjawab, ia lebih memilih menghampiri mereka.

"Yang mulia permaisuri memerintahkan hamba memanggil yang mulia kaisar dan yang lainnya untuk makan bersama"

.
.
.
.
.
.

TBC

The Empress : Liu Wei Wei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang