DELAPAN

8.8K 657 1
                                    


DESAH desuh mulai menyebar dalam istana, topik perbincangan tidak lepas dari permaisuri mereka.

Kali ini mereka di kejutkan akan aksi junjungan mereka yang begitu telaten di dapur khusus keluarga kerajaan. Menurut para pencicip makanan, masakan permaisuri mereka begitu enak.

Dari tampilan luarnya saja sudah mengundang selera, apalagi rasanya. Mereka begitu iri betapa beruntungnya kaisar Xiao Nai mereka yang mencicipi masakan pertama permaisuri.

Yah, itu kali pertamanya permaisuri memasak. Selama ini permaisuri Wei Wei mereka di kenal akan sosok wanita yang sombong, arogan, manja, kejam, dingin, dan masih banyak kekurangan lainnya, hal yang mereka selalu pertanyakan bagaimana bisa kaisar Xiao Nai mampu bertahan dengan permaisuri Liu Wei Wei yang memiliki banyak sifat buruk? Hanya ada beberapa perilaku permaisuri terdahulu yang mereka banggakan, yaitu tutur kata lembut serta tata keramanya.

Namun melihat permaisuri mereka sekarang, mereka patut merasa bersyukur. Permaisuri mereka berubah total, mungkin karna efek hilang ingatannya atau apa yang jelas mereka menyukai permaisuri yang sekarang.

.
.
.
.
.

Setelah menyelesaikan masalahnya, Wei Wei kini melangkah kembali menuju ke istana pheonix bersama rombongannya.

Tidak ada jalan lain selain melewati taman yang menghubungkan antara istana Naga dan istana Pheonix, taman itu terasa sangat akrab dan tidak asing dengan dirinya.

Seketika Wei Wei merasa waktu berhenti berputar, semua orang yang ada di sekitarnya terhenti. Bahkan dedaunan yang jatuh pun ikut berhenti.

Menatap sekitarnya, semuanya juga tidak bergerak sama sekali. Mereka nampak seperti patung di tempat mereka berpijak, namun mengapa hanya ia yang masih bergerak?

Tiba-tiba, seorang wanita datang menghampiri Wei Wei. Wajahnya tak mampu kulihat dengan jelas, namun ia tahu wanita itu adalah wanita yang selalu menjadi bunga tidurnya. Wei Wei mengetahuinya, karna baju yang ia kenakan tidak pernah berubah. Baju nampak seperti baju putri kerajaan atau sebangsanya, warnanya putih gading, terdapat simbol naga dan burung pheonix di beberapa bagian yang di sulam dari benang emas dan juga perak. Jika tak salah menduga, wanita di hadapannya mungkin saja seorang permaisuri, selir atau putri kerajaan.

Satu hal yang kini baru Wei Wei sadari dari pakaian wanita misterius di hadapannya, terdapat noda di bahu sebelah kirinya. Entahlah itu noda apa, mungkin lumpur atau bisa jadi noda darah yang kini mulai mengering.

'Perhatikan sekitarmu, karna setiap pergerakanmu tengah di awasi' ucap wanita itu menyentak Wei Wei dari lamunan.

Setelah mengucapkan itu, wanita itu kembali menghilang disaat Wei Wei masih mengumpulkan kesadarannya. Kepergian wanita misterius itu membuat semuanya kembali normal sedia kala.

Waktu yang tadinya terhenti kini kembali berputar dan jalan seperti semestinya. Wei Wei mengedarkan pandangannya kesegala penjuru. Untuk sekian kalinya ia merasa ada yang aneh dan mengganjal. Wanita misterius itu seakan kembali memberinya peringatan, seperti terakhir kali ia datang dalam mimpinya waktu itu.

Tatapan Wei Wei kini berhenti pada sosok yang bersembunyi di balik pilar gasebo yang ada di taman, ia merasa tidak asing dengan sosok tersebut. Wei Wei merasa pernah melihatnya. Saat melihat sosok tersebut, ia merasa pernah mengalami hal yang serupa di tempat ini.

"Apakah ia tengah memata-mataiku?" Gumam Wei Wei yang melangkah tergesa mendekati sosok itu, namun sayang sosok itu lari secepat yang ia bisa karna tertangkap basah olehnya.

"Ada yang aneh!" Lirihnya

.
.
.
.
.

Disisi lain di istana Naga, kaisar Xiao Nai bersama dengan tabib istana khusus keluarga kerajaan Wei Yeng atau biasa di panggil tabib Yeng tengah berbincang serius.

Saat ini mereka berada di salah satu ruangan rahasia sambil menunggu dua bawahan kaisar Xiao Nai yang mendapat kepercayaan penuh sebagai mata-mata.

Tak berselang berapa lama, dua sosok pria yang tidak kalah tampan seperti kaisar Xiao Nai dan juga tabib Yeng memasuki ruang rahasia tersebut. Salah satu dari sosok pria tersebut mengenakan baju seperti prajurit perang, sedangkan satu sosok pria lainnya mengenakan pakaian seperti seorang pejabat.

"Akhirnya kalian datang" desah tabib Yeng.

"Tentu saja kami akan datang" jawab pria berseragam prajurit "karna kau pasti tahu, keputusan Xiao Nai adalah hal mutlak" lanjutnya yang menyebut nama kaisar mereka tanpa embel-embel gelar kerajaan.

"Astaga dimana sopan santunmu, Jendral Byu?" Gertak pria yang berpakaian pejabat tersebut.

"Ckckck, kita di sini datang sebagai sahabat bukan seorang bawahan" geram jendral Byu yang memang memiliki emosi yang sulit ia kendali.

"Sudahlah" kaisar Xiao Nai menegahi "Zhen memanggil kalian bukan untuk berdebat" lanjutnya.

"Tapi--"

"Sudahlah mentri Juan, lebih baik kita segera bahas masalah ini" potong tabib Yeng.

Mentri Juan pun bungkam, begitupun dengan jendral Byu yang menahan amarahnya dengan cara mengepalkan kedua tangannya.

"Kalian tau? Semalam ada seseorang yang hampir mencelakai Permaisuri Wei Wei" ucap kaisar Xiao Nai

"Jika saja malam itu Baoling (Pengawal pribadi kaisar Xiao Nai) tak memberitahuku, permaisuri Wei Wei pasti yang celaka" kaisar Xiao Nai diam sejenak "Kalian tau orang itu langsung kabur saat mengetahui keberadaanku? Dan naasnya aku yang mendapat celaka akibat dari bantingan permaisuri Wei Wei" tambahnya.

"Yang mulia, apakah anda tau ciri-ciri orang yang ingin mencelakai permaisuri?" Tanya tabib Yeng khawatir.

"Zhen tidak melihatnya, saat itu pencahayaan di perpustakaan kerajaan sangat minim" jawab kaisar Xiao Nai

"Mungkinkah sosok yang ingin mencelakai permaisuri Wei Wei adalah orang yang sama?" Tanya Mentri Juan.

"Maksudnya?" Tanya ketiganya serempak

"Ck, kalian tau semuanya terasa aneh dan ganjil. Bagaimana bisa permaisuri menceburkan dirinya dikolam saat tau air kolam saat akhir musim gugur sangat dingin?"

"Terlebih menurut saksi mata, ia mengatakan permaisuri menceburkan dirinya ke kolam karna hendak menolong seseorang? Padahal saat itu tak ada seorang pun yang tak sadarkan diri atau ditemukan mayat karna tengelam"

"Bukankah kita semua tau sifat permaisuri yang acuh? Bagaimana bisa permaisuri menolong terlebih disaat dirinya tidak pernah peduli sekitarnya. Permaisuri terkenal akan kekejamannya, jika kita pikir dari sudut pandang permaisuri apakah ia akan menolong? Mustahil ia mengorbankan nyawanya demi orang lain yang tak ia kenal. Terlebih kita semua tau permaisuri tidak pandai berenang. Tentu saja ini sudah sangat jelas bahwa ada yang merencanakan pembunuhan jauh-jauh hari terhadap permaisuri Wei Wei" Jelas mentri Juan panjang lebar.

"Bukankah itu terasa ada yang aneh dan mengganjal?" Tanyanya lagi.

.
.
.
.
.
.
.

TBC

The Empress : Liu Wei Wei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang