DUA PULUH SEMBILAN

6.8K 531 3
                                    


Wei Wei tersenyum tipis lalu menurunkan busurnya, ia kini melangkah membela kerumunan yang masih terkejut akan apa yang baru saja mereka lihat.

Wei Wei terus melangkah pelan menghampiri kaisar Xiao Nai yang juga masih nampak terkejut. Baoling masih senang tiasa mengikuti permaisuri Wei Wei dari belakang, ia takut junjungannya jatuh karna kondisinya yang sangat lemah.

Baoling tidak habis pikir dengan permaisurinya, Wei Wei dengan kekeraskepalaannya sangat sulit Baoling bantahkan. Saat perjalanan mengantar Wei Wei ke istana naga, Wei Wei mengeleng keras. Ia terus saja keuh-keuh ingin keaula istana, karna firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk dan firasat Wei Wei terjawab.

Untung saja mereka tidak terlambat, walaupun saat ini Baoling sangat mengkhawatirkan kondisi tubuh Wei Wei yang bahkan belum sempat menganti pakaiannya yang basah.

Wei Wei tersenyum di hadapan kaisar Xiao Nai yang masih tertengun.

"Untung saja, hamba tidak terlambat" ucap Wei Wei sangat pelan namun masih mampu didengar kaisar Xiao Nai.

Kaisar Xiao Nai tersentak dari lamungannya dan kini menatap Wei Wei yang mengigil dihadapannya. Kaisar Xiao Nai melepas mantelnya dan memakaikannya kepada Wei Wei .

"BAWA MEREKA SEMUA PERGI DARI HADAPANKU" perintah kaisar Xiao Nai yang menyentak semua orang yang berada diaula.

Para prajurit menyeret semua penjahat itu menuju penjara, Jendral Byu memberi hormat terlebih dahulu sebelum melesat pergi mengikuti para anak buahnya.

"KALIAN BOLEH PULANG, BERISTIRAHATLAH. KITA AKAN MELANJUTKAN PEMBAHASAN INI DIRAPAT BESOK SIANG" titah kaisar Xiao Nai yang membuat mereka semua bubar.

Satu persatu dari mereka pun keluar meninggalkan kaisar Xiao Nai, permaisuri Wei Wei, Baoling, mentri Juan, dan para prajurit khusus di dalam aula.

Wei Wei masih berdiri dihadapan kaisar Xiao Nai, senyumnya tidak pernah pudar diwajah pucatnya.

"Hamba sudah menyelamatkan anda dua kali, yang mulia" gumam Wei Wei lirih.

Setelah itu tubuh Wei Wei terhuyung kedepan dan menabrak dada bidang kaisar Xiao Nai, kaisar Xiao Nai dengan sigap menangkap tubuh kecil itu yang ternyata kini telah hilang kesaradaran.

.
.
.
.
.

Dayang Zhu dan beberapa dayang lainnya terus saja keluar masuk istana naga dengan membawa beberapa selimut tebal, selimut itu tentu saja untuk permaisuri Wei Wei yang terus saja mengigil kedingan padahal ia sudah ditutupi beberapa lapis selimut yang menengelamkan tubuhnya.

Wei Wei baru saja sadar dan mengeluh kedinginan, ia tidak pernah berpikir akan masuk angin dan demam separah ini. Mungkin ini adalah karma akibat tidak mendengarkan nasehat orang lain yang jelas membuat Wei Wei menyesali hal itu.

Sakit membuat ia lemah, terlebih Wei Wei benci dirinya menjadi lemah dan menyusahkan banyak orang.

Tiba-tiba saja Wei Wei menangis sejadi-jadinya, ia merasa begitu merepotkan dan menyusahkan banyak orang. Wei Wei benci seperti ini, ia benci tak mampu berbuat apa-apa dengan kondisinya seperti ini.

Tangis Wei Wei semakin kencang, semua orang kelabakan dengan perubahan emosi permaisuri mereka yang tiba-tiba. Mereka tidak tahu apa penyebab Wei Wei menangis atau bahkan cara menghentikan tangis dan menenangkan Wei Wei. Jika terus seperti ini mereka takut mendapat amukan dari kaisar Xiao Nai, memikirkan hukuman apa yang akan mereka dapatkan sudah membuat mereka bergidik ngeri.

"Yang Mulia, mengapa anda menangis? Apakah kami melakukan kesalahan ada menyakiti anda?" Tanya dayan Zhu hati-hati.

Wei Wei mengeleng di tengah tangisnya "ka-kalian tidak melakukan kesalahan" jawabnya segugukan.

"Lantas apa yang membuat anda menangis yang mulia?" Tanya dayang Zhu khawatir, cemas serta takut yang menjadi satu.

Belum sempat Wei Wei menjawab, kaisar Xiao Nai memasuki ruangan dan bertanya "Apa yang terjadi?" Tanyanya dingin.

Dayang Zhu mundur beberapa langkah dengan tubuh gemetar, ia terus menunduk dalam lantas menjawab "hamba tidak tahu yang mulia, tiba-tiba saja yang mulia permaisuri menangis" jelas dayang Zhu.

Kaisar Xiao Nai menghampiri Wei Wei di atas peraduan dengan tumpukan selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

"Kalian boleh pergi, tinggalkan kami berdua" titah kaisar Xiao Nai

"Zhen akan menenangkan permaisuri dengan cara Zhen!" Lanjutnya menyeringai

.
.
.
.
.
.
.

TBC

The Empress : Liu Wei Wei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang