TIGA PULUH SATU

7.1K 542 2
                                    


Kementrian hukum telah menjatuhkan hukuman mati pada mentri Mentri An Dong Li, mentri Tang Jie Xi, mentri Wang Yu Zang, mentri Zhang Yi Qi, pejabat Mu Jin Zui, pejabat Qi Mo Qing serta nona muda dari kediaman An, nona An Mi Rang.

Kaisar Xiao Nai bahkan langsung menurunkan perintah eksekusi hukuman mati dilaksanakan besok, ia bahkan tidak peduli dengan permohonan keringanan dari keluarga serta kerabat para mentri dan pejabat yang selama ini diam-diam ingin menusuknya dari belakang.

Selain hukuman mati yang mereka dapatkan, ternyata kejahatan mereka juga berimbas pada keluarga besar mereka. Selain menanggung malu, keluarga mereka pun tak luput dari hukuman atas kejahatan yang mereka buat.

Keluarga para mentri dan pejabat yang berkhianat serta nyaris membunuh kaisar Xiao Nai itu kini harus mendapat ganjaran, gelar bangsawan mereka dicabut, selain gelar mereka yang kini harus turun derajat menjadi budak masyarakat, mereka juga mendapat hukuman pengasingan setelah jangka hukuman menjadi budak selesai.

Sungguh tak mampu dibayangkan penderitaan apa yang akan mereka hadapi? Berencana membalaskan dendam atas kekejaman kaisar Xiao Nai pada mereka sangatlah percuma! Bahkan untuk memikirkan rencana balas dendampun sangatlah mustahil.

Mungkin bagi banyak orang hukuman mereka bukanlah apa-apa dibandingkan dengan kematian, sayangnya mereka salah. Hukuman yang mereka terima mungkin sebaliknya, jika boleh memilih lebih baik mendapat hukuman mati ketimbang harus merasakan penderitaan yang rasanya 'hidup namun serasa mati'. Karna hukuman yang mereka hadapi sebenarnya adalah neraka yang sesungguhnya!

.
.
.
.
.

"Yang mulia, sampai kapan anda harus menghindar? Hamba tak mampu seperti ini terus!" Rengek Baoling

"Ck, sejak kapan sikapmu seperti ini Baoling?" Dengus kaisar Xiao Nai memutar bola matanya jengah dengan perubahan sikap Baoling.

Tidak permaisurinya? Tidak pengawal pribadinya? Semuanya sama saja! Sama-sama membuat kaisar Xiao Nai kesal, jengah dan paling parahnya nyaris gila dengan perubahan sikap mereka yang tiba-tiba.

"Huh, anda mengalihkan kembali mengalihkan topik!" Ucap Baoling kesal

"Pengalihan anda sudah tidak mampan untuk hamba, yang mulia" jelas Baoling

"....."

Kaisar Xiao Nai menatap Baoling dengan tatapan datar, sebelum ia menjatuhkan kepalanya diatas tumpukan buku tebal diatas meja perpustakaan kerajaan.

"Argghhtt!!" 

"HAMBA TIDAK PEDULI!" teriak Baoling sudah diambang batas kesabaran yang semakin menipis.

"YANG MULIA INGIN DENGAR ATAUPUN TIDAK, HAMBA AKAN TETAP MENJELASKAN BAGAIMANA HAMBA MENDAPATKAN SEMUA BUKTI ITU SEBELUM HAMBA MELUPAKANNYA!" Putus Baoling sedikit berteriak.

Kaisar Xiao Nai cukup terkejut, namun ia kembali menetralkan debaran jantungnya yang berdetak kencang karna kaget akibat teriakan Baoling.

"Sebelum hamba memberikan bukti itu kepada anda, hamba pergi menemani yang mulia permaisuri Wei Wei yang saat itu ingin mengunjungi istana pheonix" kata Baoling mulai bercerita.

"Saat itu yang mulia permaisuri Wei Wei tidak banyak bicara, sepertinya yang mulia permaisuri tengah memikirkan sesuatu hingga kita tiba diistana pheonix yang mulia masih bungkam"

"Hamba tidak tahu, alasan apa yang membuat permaisuri ingin mengunjungi istana pheonix padahal setahuku ini sudah lebih dari sebulan yang mulia tidak menempatinya" jeda Baoling, mengambil nafas panjang "saat kami masuk ~~~

The Empress : Liu Wei Wei (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang