DUA PULUH TUJUH

6.6K 549 0
                                    


    Dibawah aura membunuh kaisar Xiao Nai yang semakin mencekam. Tiba-tiba saja pintu aula kerajaan dibuka secara paksa, pelakunya tidaklah lain adalah jendral Byu yang baru saja pulang dari tugasnya.

"KALIAN TUNGGU APA LAGI?" Tanya kaisar Xiao Nai "TANGKAP SEMUA BEDEBAH TERSEBUT!" Titahnya yang langsung di angguki oleh jendral Byu.

Jendral Byu memerintahkan para prajuritnya memasuki aula, tak lupa para prajurit khusus yang sedari tadi bersembunyi diatas langit-langit aula pun ikut serta dalam pengepungan.

Para mentri dan pejabat, kecuali mentri Juan merasa bingung dan juga takut.

"Mentri An Dong Li, mentri Tang Jie Xi, mentri Wang Yu Zang, mentri Zhang Yi Qi, pejabat Mu Jin Zui, pejabat Qi Mo Qing. Kalian di tangkap atas kasus kejahatan dan pengkhianatan terhadap negara" ucap jendral Byu

"Apa maksudmu!" Teriak mentri Li tidak terima.

"Jangan mengfitnah kami dengan tuduhan palsu itu!" Teriak mentri Wang Yu Zu yang merupakan mentri protokoler.

"KALIAN INGIN BUKTI?" tanya kaisar Xiao Nai menyeringai kejam.

"TENTU SAJA, ZHEN AKAN BERIKAN"

.
.
.
.
.

Disisi lain Mi Rang semakin tersudutkan Wei Wei setelah merampas sebuah amplop yang merupakan bukti persekongkolannya dengan seorang dayang muda yang selama ini memata-matai Wei Wei bahkan pernah mencelakainya. Wei Wei semakin berjalan mundur hingga tanpa sadar kini ia sudah berdiri di tepi kolam taman teratai. Sekali saja ia melangkah mundur, tubuhnya pasti kan jatuh ke kolam yang entah berapa kedalamannya.

Wei Wei tidak habis pikir Mi Rang begitu licik, padahal jika dilihat ia begitu anggun dan lemah lembut namun siapa sangka apa yang selama ini ia perlihatkan hanyalah kepalsuan.

Rasa haus akan kekuasaan membutakan hati nurani Mi Rang, ambisinya yang ingin mendapat kekuasaan tertinggi membuatnya menghalalkan berbagai cara agar ia bisa mendapatkan keinginannya.

Wei Wei tersenyum miring. Mi Rang sangat mengikuti kepribadian Ayahnya, mentri Li. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sangatlah cocok mengambarkan kepribadian mereka berdua yang begitu berambisi dengan tahta serta kekuasaan tertinggi.

"BAGAIMANA BISA KAU TERSEYUM MENGEJEK SEPERTI ITU DISAAT DIRIMU SUDAH TERSUDUT, HAH?" Gertak Mi Rang yang terbakar amarah.

'Bagaimana bisa ia setenang ini? Bagaimana bisa aku tidak melihat tatapan ketakutan dan tubuh yang gemetar seperti terakhir kali saat aku mencelakainya?' Batin Mi Rang.

Wei Wei menatapnya dengan tatapan datar "MENGAPA? ADA YANG SALAH?" Tanya Wei Wei balik.

"PERLU KAU TAHU. DIMATAKU KAU BEGITU RENDAH DAN SANGAT MENJIJIKAN, BAGAIMANA BISA ORANG BUSUK SEPERTIMU MASIH SAJA HIDUP? DISAAT SEMUA ORANG MENDERITA DAN HARUS MEMBAYAR DENGAN NYAWA MEREKA HANYA UNTUK AMBISIMU ITU!" ucap Wei Wei setenang mungkin, namun pancaran matanya memancarkan aura membunuh.

"APA MAKSUDMU JALANG!" teriak Mi Rang tidak terima, ia dengan kasar mendorong Wei Wei cukup kuat sehingga Wei Wei tergelincir. Kepala Wei Wei tak sengaja membentur batu yang ada dikolam sebelum tubuhnya jatuh dan tenggelam.

BYURRR!

Tubuh Wei Wei menghantam air kolam cukup keras, sehingga menghasilkan suara yang begitu nyaring dan keras. Tepat saat Mi Rang mendorong Wei Wei sehingga jatuh kekolam, Baoling dan rombongannya datang. Baoling yang melihat itu langsung melesat dan memberi hantaman kuat kepada Mi Rang yang tertawa jahat saat melihat tubuh Wei Wei jatuh tak berdaya di kolam.

BUKKKK!

Tubuh Mi Rang terhuyung dan jatuh menghantam tanah, Mi Rang begitu terkejut mendapat serangan tiba-tiba dari seorang pria berwajah tampan yang berpakaian serba hitam.

"APA YANG KALIAN TUNGGU, TANGKAP MEREKA!" Teriak Baoling yang menatap Mi Rang nyalang.

.
.
.
.
.

Didalam kolam Wei Wei merasakan perasaan yang begitu femiliar, ia merasa seakan pernah merasakan kejadian serupa.

Mata Wei Wei masih saja terpejam, tubuhnya perlahan-lahan semakin tenggelam. Kesadarannya serta oksigen dikedalam kolam semakin minipis.

"Apakah aku akan mati?" Batin Wei Wei.

Tubuh Wei Wei semakin jatuh kedasar, kesadarannya semakin minim. Hingga sebuah cahaya tiba-tiba saja muncul di hadapan Wei Wei.

'Wei Wei, sadarlah!'

'Wei Wei!'

'Wei Wei, sadarlah!'

"Suara itu?"

Entah ada kekuatan dari mana, sehingga mata Wei Wei yang tadi terpejam kini telah terbuka. Di depannya Wei Wei melihat wanita misterius yang selalu menjadi bunga tidurnya itu kini tersenyum lega melihatnya.

'Kau harus kembali Wei Wei, tunjukan kebenaran yang sesungguhnya! Beri mereka (para korban) semua keadilan'

Tiba-tiba saja wanita misterius itu mengeluarkan sebuah cahaya di telapak tangannya, cahaya terang itu begitu menyilaukan sehingga Wei Wei harus menyipitkan matanya.

Wanita misterius yang merupakan roh dari permaisuri terdahulu itu kini mengarahkan tangannya ke kepala Wei Wei seraya berkata 'ini akan sedikit membantu untuk mengungkap kebenaran' gumamnya.

'Sekarang, kau harus menyelesaikan tugasmu. Biarkan semua orang tahu, kebenaran sesungguhnya' ucapnya lalu mendorong tubuh Wei Wei naik.

Reflek tubuh Wei Wei mulai berenang, walaupun sedikit kesusahan karna pakaiannya yang terasa sangat berat sehingga sedikit menghambat pergerakannya.

'Pergilah Wei Wei. Wakili aku untuk menunjukan kebenaran yang sesungguhnya, hingga para penjahat keji itu mendapat hukuman dan ganjaran yang setimpal'

'Bukalah mata semua orang, tunjukan keadilan bagi mereka yang menjadi korban. Sehingga aku bisa pergi dengan tenang'

'Maafkan aku, kurasa kau akan terdampar dimasa lalu selamanya'

.
.
.
.
.
.
.

TBC

The Empress : Liu Wei Wei (END)Where stories live. Discover now