Prelude - iridescent and redemption / part 6-

744 43 3
                                    

"ulahmu...? "tanya renzo menatap tajam.

Satu ujung bibirku terangkat miring, menjentikkan jari dengan senyum puas, menjawab lantang.

"Binggo! "

     mengakui kalau akulah dalang dibalik hancurnya seluruh tatanan ruang dan meja kerja si pasifnisme renzo keefe al calief margot.

Kakakku yang teramat sialan! Yang pantas mendapatkannya!

Renzo menggelengkan kepalanya, tak percaya pengakuanku yang baru saja didengarnya,  keluar tegas dari mulutku.

kalau akulah pencipta keonaran pada ruang pribadi favoritnya yang selalu terjaga kerapihannya,  kebersihannya, serta kenyamannya hingga tak satupun berani masuk merusak aturan-aturannya.

termasuk mom ataupun dad,  para pekerja dan terakhir.. taka si bontot serta kucing kesayangan renzo.. cherri.

Termasuk juga diriku yang beberapa jam lalu masih menghormati semua ketetapan kakakku, sebelum kejadian kemarin malam mengugurkan segala yang ku banggakan.

Mematikan rasa hormatku padanya selama ini.

Jemari putih renz menyugar frustasi rambutnya yang tertata rapi, yang selalu di tarik kebelakang kini menjadi tak berbentuk, hingga wajah kelamnya terlihat jelas betapa ia diliputi hawa amarah.

Yang terlihat dimataku sekarang...seorang pria matang dengan rona merah padam, menahan nafas sarat emosi yang ditahannya mati-Matian,  wajah itu berputar   kesekeliling meja sampai tatapan penuh amarah itu kembali tertuju  padaku.

Tatapan kecewa renzo padaku yang jauh di luar dugaannya, dari caranya diam renzo tengah berfikir apakah aku memiliki alasan yang tepat dan masuk akal hingga bisa diterima hingga dia mau memaafkanku.

Ingat... Aku melakukannya dengan sangat disengaja,  jadi tidak perlu ada kata maaf! Aku akan muntah dan jijik sampai ke bokong jika renz melakukannya.

"ya... Memang aku pelakunya! "aku memantapkan jawabanku sekaligus mementahkan bayangan renzo tentangku selama ini.

    Jauh dari bayangannya seorang adik yang anteng dan cuek bebek sepertiku, yang tidak punya banyak waktu sedikitpun dalam ikut campur masalah apapun, selalu tak mau ambil pusing tentang hidupnya.

Kini berulah untuk pertama kalinya, kreasiku yang luar biasa hasil dari jerih payah tangan-tangan penghancurku itu menguji urat-urat si pasif keluar, sangat menghibur amarahku hingga aku tersenyum amat lebar.

Akan ku ingat dimana hari ini aku sudah membuat keonaran dalam sejarah hidup seorang renzo keefe al calief margot.

Sumpah demi dewa dewi di atas surga sana.

Tidak ada sedikitpun penyesalan diwajahku... !

  aku malah berniat melakukan hal-hal jahat lainnya atau lebih gila sampai emosiku redam!

Sayangnya... Niatku hilang saat renzo sudah mulai terpancing.

    "kyle! "teriak renzo geram meneriaki namaku,  mengepalkan kedua tangan dibawah lipatan kemeja putih kuat-kuat seiring rahangnya yang mengeras, begitu melihat wajahku terhias senyum mengejek detik itu pula amaranya meluap.

aku langsung meloncat mundur, menarik pintu secepat kilat saat binder besar diraihnya, lalu dilempar jauh melayang ke udara dan nyaris saja mengenai wajahku kalau saja kurang dari satu detik itu kepekaanku terhadap bahaya tumpul.

Akan jadi apa wajahku?!

...fyuh...!!!

Ku hela nafas secara kasar, dan menggeleng heran. Tadi itu mengerikan! 

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang