Punishment and loyalty (part 2 complete)

7.2K 391 51
                                    

Heiii terimakasih yang udah baca prelude..
terimakasih untuk komentarnya..votenya.
Untuk kesetiaan menunggu...maaf kalo banyak ngecewain ya..banyak typo. Lama di up..suka ngaret up..atau bla2 yang aku ga sadar.

Semoga ga bosen..☺

Part ini sengaja dibuat pendek.. pelengkap dari part 2 punishment and loyalti.

Kenapa aku suka lelet up nya... ?aku lagi sibuk banget banget *curhat lagi, sempet sakit karna banyak kerjaan.. tapi demi para pembaca. Aku usahain up walau ga nentu ya *mohon di maklumi 😣* penulisnya jg manusia dan banyak kegiatan lain... jangan ditanya up kapan. Pasti aku up. Kadang kalo dipaksa nulis disaat aku ga mood...ceritanya jadi ga ngena. Dan kadang bertele2.. dan jadi aneh. Hahaha

Jadi....selamat membaca...

selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Harus kuakui... aku lemah!

Aku tak ada bakat dalam menduakan wanita...

Aku tak bisa membagi hatiku..

Namun aku sadar kelemahanku...aku tak bisa menjaga hati yang sebelumnya. Hati yang tak ada lagi jawaban bahkan harapan!

Belum lama ini aku terpenjara cinta jeanita...kini datang lagi hati yang lebih kuat dan membuatku takut.

Membuatku ragu...

Apakah aku sanggup menerimanya..sanggup mencintainya?

Mencintai gadis disampingku yang selalu tersenyum, dan telah menerima banyak luka dariku.

Semoga Tuhan tak menakdirkan dirinya untukku.. semoga

Aku sadar siapa diriku..aku terlalu buruk untuknya.. aku tak pantas untuknya!

Semoga Tuhan tidak mendengar debar di hatiku yang nyaris gila saat vanilla memanggilku..saat matanya menjamah ke dalam jantungku, jangan sampai wanita ini jatuh hati padaku.

Jangan Tuhan!

Aku tak ingin menjadi pria cengeng yang berharap untuk kedua kalinya. Cukup jeanita...! Jangan adalagi...

...tetapi membicarakan namanya hati jika sudah tergoda ..binasalah pertahananku.

***prelude***

Javier Pov

Siapa yang kuat melihat wanita cantik..polos, masih sangat muda berceloteh riang dengan cokelat penuh dimulutnya. Makanan ringan yang sengaja kubelikan demi penyangga perut vanilla sampai menuju restoran langgananku rupanya menjadi boomerangku sendiri.

Cara makannya amat biasa..seperti perempuan lainnya, selayaknya manusia memakan makanan manusia umumnya. Tapi anehnya mengapa berbeda dimataku..entah kenapa tiba-tiba aku merasa gemas dan ingin menjilat cokelat yang menempel dibawah bibir mungilnya.

"vanilla..."

"Ya...?"dia menoleh. Aku mengulum ludahku, mengerlingkan mata. Berusaha fokus.

"Ada...ada cokelat..disana.."aku menegurnya yang asik mengunyah sambil membolak-balikkan majalah menunjuk ke bagian wajahnya yang terkena cokelat lewat ujung mataku, andre supir pribadiku dibali yang sengaja ku minta untuk membawa kami berpergian dengan catatan tak mengadu yang macam-macam pada jose (kepala pelayan keluarga margot) ikut melirik ke vanilla yang buru-buru mengusap wajahnya.

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang