Please...remember me -3-

7.4K 426 66
                                    

William pov

'kucing kecil melawan serigala... sama saja mencari mati!'

Tapi aku tidak bisa meremehkan kucing kecil seperti cateluna. Dia mampu menjungkir balikkan dunia siapapun jika wanita itu tidak menyukainya.

Aku tertawa sinis menatap tajam lawan bicaraku "apa maksudmu?!"tanyaku pura-pura bodoh, yang kutanya ikut tertawa dia menyilangkan kakinya disertai pandangan kasihan.

"Semua wanita menginginkanmu..termasuk aku. Itu maksudku..."dia memperjelas tujuan dan maksud kedatangannya menemuiku.

Namun tetap saja seberapa besar usaha cateluna memainkan permainan denganku, pada akhirnya aku yang akan menang!

Ku hela nafas sambil mencondongkan tubuhku sedikit maju agar dia merasa tak nyaman tapi ternyata dugaanku salah. Cateluna malah menyambut gestur tubuh menantangku lebih frontal, tubuhnya jauh lebih maju dan menatapku bagai mangsa didepan mata.

"Kau memiliki mata paling tajam dan paling menarik yang pernah kutemui..mata inilah yang membuatku jatuh cinta pertama kalinya padamu william.."selorohnya mengumbar pengakuan, dimana mata ini selalu mengabaikannya namun menjadi daya pikat tersendiri untuknya, cateluna mendesah dengan nafas tersembur segar diwajahku. Pakaiannya yang ekstra ketat dengan bagian dada super rendah menonjolkan gunung kembarnya yang bagi pria manapun sangat menggoda.

Aku pun tergoda...tapi tak tertarik menyentuhnya sama sekali.

"Sayangnya mata ini tak pernah tertarik melihat wanita sepertimu cateluna..."kataku pelan namun kasar.
Cateluna membeku dan mulutnya mendecak jengah "karena kau terlalu percaya diri cateluna.."sambungku tak perduli kata-kataku kini diluar jalur kesopanan.

Sudah kubilang aku tak akan pernah sanggup bermanis-manis pada orang yang tidak kusukai apalagi memiliki maksud lain.

"Ohya..tapi sayangnya sejak dulu aku memang begitu...bagaimana ya?!"rengek cateluna melancarkan suara manja yang perutku rasanya mulas.

Ku tunjuk keningnya "kau pintar tapi salah menggunakan bagian ini..."kataku mengetuk keningnya lalu menekan telunjukku mendorong kening serta wajahnya menjauh hingga cateluna terjungkal pelan kesandaran sofa.

Dia mendesis geram, tak menyangka aku bisa sekasar itu pada wanita. Jujur saja ini yang pertama kalinya untukku..tapi anehnya tak ada penyesalan karena menurutku dia pantas mendapatkannya.

Cateluna menoleh ke sekeliling menahan amarah, wajahnya berubah masam namun anehnya masih bisa menyunggingkan senyum licik di sudut bibirnya.

"Kau dorong aku sampai ke dasar jurangpun...rahasiamu tetap ada padaku..kalau kau ingin menghancurkan ku diluar sana dengan orang-orangmu..aku sudah lebih dulu mengadu pada pihak kepolisian untuk memantau diriku karena seseorang akan menyerangku...aku yakin seorang william margot tentunya tak akan mau berurusan dengan hukum, jadi..jika mulutku ini sampai membuka rahasiamu...kau akan lebih hancur william" cateluna tersenyum puas menjabarkan bagaimana kartu AS ada ditangannya.

Sengaja membuatku tak berkutik dengan rahasia itu, ucapannya ada benarnya dan ada salahnya.

benar aku akan hancur karena rahasianya jika mariana atau javier sampai tahu..tapi salah jika aku takut berurusan dengan polisi, aku jauh lebih berpengalaman dalam masalah hukum, dan dia hanya lawan kecil untukku!

"Katakan apa maumu?!"

"Sudah berapa kali kubilang aku hanya ingin dirimu william! Dirimu!"

" selain aku !, kau tahu aku sudah berkeluarga cateluna..!"

Dia mengerucutkan bibirnya lalu memajukan lagi tubuhnya tanpa menyerah kalau aku sudah mencoreng harga dirinya tadi.

"kalau begitu ceraikan istrimu..!"

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang