Eternity -2-

5.9K 391 91
                                    

Shawn Pov

"Kenapa tidak makan?
rasanya aneh ya?...atau kau mau kubuatkan yang lain ?"tanyaku bingung.

Biasanya orang sakit..akan merasakan hambar atau tak berselara. Tapi kasusnya lain jika itu cateluna..tubuhnya seperti mayat hidup. Dia harus makan dengan cara apapun!

"Mau yang lebih lunak?"tanyaku lagi.

Dia terdiam memandang ke arah lain dengan tatapan kosong, meski kedua tangannya memegang erat garpu dan pisau, bersiap untuk makan.

Cateluna tak menyentuh sama sekali...pandangannya kabur entah kemana, aku yang duduk dihadapannya saja dianggap seperti angin.

Tidak di anggap keberadaannya..!sampai kuulang kata-kataku dengan agak keras "mau kubuatkan yang lain? cateluna....Cateluna!"

Dia terkesiap dan nafas berat menyembur dari hidungnya.

"Ya..?!"

"Ada apa? Kenapa kau malah melamun? Makananmu bisa dingin..."kataku heran, menunjuk roti panggang dengab mataku.

Cateluna berusaha mengatur nafasnya sambil meringis malu dan kembali fokus pada makanan yang memang sudah dingin.

Aku terus memperhatikan gerakan tangannya yang berusaha menusuk roti panggang yang sudah ku iris-iris, namun lama kuperhatikan. Dia tak memakannya juga.

Hanya menancapkan garpu dibagian roti tanpa menggerakkan kemulutnya.

Ada apa sih?!

"Cateluna.."

"Ya..?!"dia menjawab cepat dengan bahu gemetar, terkesiap dua kali.

"Makanlah..."kataku lembut.

"Ya.."jawabnya lirih, lalu menundukkan kepalanya.

Detik-detik terlewati dan ia mengabaikan perintahku...ia menundukkan kepalanya sangat lama lalu kutemukan linangan air mata jatuh dipipinya, menetes ditangannya. astaga!

Dia menangis? Apa menyuruhnya makan membuatnya tertekan sampai dia menangis?!

"Kau menangis?! Ada apa?!"tanyaku resah, keluar dari ranah dudukku. Menghampiri cateluna yang buru-buru menghapus air matanya.

"Ada apa?"tanyaku makin bingung, air matanya tak berhenti mengalir meski ia menghapusnya berkali-kali.

Ada apa denganmu cateluna?!

Dia menggeleng pelan, meraih lenganku saat aku memeluk sebagian tubuhnya.

"Kenapa kau menangis?"

"Entahlah...aku merasa aneh..rasanya aku ingin terus menangis..sakit...mungkin karena aku merasa luka-lukaku terlalu perih..dan dadaku terasa sesak..."dia menceritakan apa yang dirasanya.

Apakah lukanya sesakit itu? Aku sudah meminta dokter memeriksanya semalam. Dia baik-baik saja.

Beliau bilang penangan william dalam menyembuhkan lukanya sangat tepat. Pria sialan itu memberinya obat pereda sakit dan memasangkan infus ditangannya.

Tapi mengapa dia masih merasa sakit? Dokter saja tidak mengatakan ada yang fatal. Walau disiksa pun..cateluna sering kali kuberika obat dan vitamin.

Ya...terkecuali luka aneh didadanya..sejak awal aku ingin bertanya luka apa ini?

Kamera yang kupasang tidak melihat jelas apa yang terjadi dengan cateluna saat mariana merokok dan sosoknya menghalangi camera.

Atau jangan-jangan dia menyundut rokok itu kedadanya? Ya bisa jadi. Tetapi semua akan lebih terungkap jika aku mendapatkan semua buktinya.

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang