Criminal of Love -1-

8.1K 482 93
                                    


Terimakasih untuk viewrs, vote and comment teman2 sampai saat ini. Saya baca semua comment kalian...saya enggak bales di comment kecuali di percakapan. Karena...waktu saya mepet bgt hehe. (Sok sibuk ya tapi emang beneran sibuk)

Sedikit curhat boleh ya... hehe
Saya sempet2in nulis. Sambil jalan sambil ngetik, sambil ngobrol sambil ngetik, (pas lagi ngerjain project cafe) gila sih, jd suka ga fokus.. sampe akhirnya ditegor abis2an haha. Jujur saya greget juga mau nulisnya. semuanya nyicil2 waktu. Saya dedikasikan novel ini untuk kalian yang udah mau nyempetin waktu buat baca.  Maaf kalau masih suka typo, atau narasi yang membosankan...atau setingan tempat yang terlalu detail karena saya suka menjelaskan secara detail settingan lokasi...tapi saya akan perbaiki..dan maaf kalau ceritanya kurang berkenan ya.

     Untuk pembaca prelude.....kalian yang saya anggap teman tanpa ketemu hehe.. terimakasih.

Kalau bisa sih ketemu...kalau cafenya udah jadi boleh mampir (nah lho promo) >.< maaaf

   Dan.....selamat membaca.

*************PRELUDE*************

"Ketika kamu mencintai seseorang...jangan pernah lupa, waktu memang bisa merubah banyak hal..dan cinta bisa meninggalkan mu kapanpun...tapi ada yang tidak pernah bisa berubah.. waktu yang dilewati bersama... dan kenangan"

Javier Pov

         "Maaf....maaf kan aku vanilla...maafkan aku..." ucapku tulus.

Berkali-kali ku ucapkan kalimat itu ketelinganya, berharap dia mau memaafkan kesalahanku yang tidak layak mendapatkan pengampunan.

Sebenarnya aku tidak perduli apakah dia memaafkanku atau tidak...aku hanya ingin wanita lemah ini kembali tenang, sosoknya yang rapuh membuatku merasa berdosa karena berlaku kejam padanya.

    Kini dia terkulai tak berdaya di pelukkanku, pandangannya yang  lemah tersorot ke sudut lantai,  ku ayun-ayun tubuhnya dengan gerakan pelan, sambil mengusap kepalanya untuk merasa lebih baik.

     Sudah hampir satu jam lebih aku menimang-nimang wanita ini diatas pangkuanku, memberikan ciuman sayang dipuncak kepalanya, entah kenapa aku jadi terbawa suasana melakukannya, dan entah karena tak berdaya dia membiarkan bibirku menempel disana.

     Jika mengingat apa yang sudah kami  lakukan padanya, siapapun yang merusak harga dirinya sebagai wanita,  dibakar hidup-hidup sepertinya tidaklah cukup.

Kami pantas di hukum mati, dan terkubur bersama penyesalan.

     Bahkan kami semua tak layak disebut manusia, kami lebih pantas disebut racun atau sampah busuk.

Aku memejamkan mataku yang rasanya panas, sesaat air mataku menetes kepipiku dan beberapa tetesannya jatuh kepunggung tanganku sendiri, jujur saja aku jarang menangis setelah kejadian di panti asuhan atau saat bertemu mariana pertama kali atau ketika jean pergi meninggalkanku.

Air mataku terlalu pelit untuk banyak hal, tapi kali ini...menyaksikan dia yang sudah ku lukai, hatiku seperti dicabik-cabik, aku merasa malu atas ulahku.
    
     Aku tak menyangka merusak batu permata yang seharusnya dijaga tapi ku benturkan ke permukaan bebatuan karang.

    Tuhan...aku pantas mendapat hukuman, dan semoga aku diberikan kesempatan untuk menebusnya.

     Bajingan sepertiku memang tak layak mendapatkan kebahagiaan, lihat saja bagaimana vanilla terdiam seperti cangkang kosong, seperti hidup segan mati tak mau.

      "Maafkan aku vanilla...kau boleh membenciku...tapi...jangan sampai melukai dirimu"ucapku untuk kesekian kalinya, takut jika suatu saat dia melakuan hal mengerikan pada dirinya sendiri karena frustasi.  Jangan sampai!

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang