Almaqhvira (pengampunan)

6.5K 357 144
                                    

***maaf untuk keterlamabatan up karena kondisi aku masih kurang sehat untuk ngetik wattpad, ..cerita ini sebentar lagi akan ending. dan...terimakasih untuk vote, dan komentarnya ya readers (semua komentar kalian aku baca satu persatu tapi maaf aku nggak balesin satu satu, karena bingung mau bales kata2 apa hehe..dan takut menuhin notifikasi kalian) so far..kritik kalian membangun, komentarnya unik unik hehe, lucu, ngena, beragam dan juga buat aku jadi lebih semangat nulis.

ok...cukup cuap-cuapnya segitu aja, so..happy reading all...

...

PRELUDE

"Hapus air matamu...

Menangis sebanyak apapun...dia tidak akan pernah kembali.

relakan kepergiaannya walau ini berat untukmu ...

sudah menjadi takdirnya...ibumu akan

mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya...

...Di sisi Tuhan"

...jean...

Ucapannya mengubah cara pandangku dari lembah keterpurukkan, dari ketidak adilan yang memengaruhi fikiranku, jean benar tidak ada satupun manusia bisa menghindari ajalnya jika sudah waktunya..tidak ada yang bisa melawan kehendak Tuhan meski aku menangisinya sepanjang hidupku.

aku bersyukur karena jeanita rembulanku yang hilang membuat hatiku sedikit lebih baik, sedikit lebih tenang, yang kudengar darinya memang bukan petuah melainkan penyemangat, dorongan yang menimbulkan kepercayaan baru didalam diriku.

tak selamanya awan kelam menggelapkan alam semesta, tak selamanya cahaya menjauh dariku..tak selamanya dunia ini akan memusuhiku serta bertindak tidak adil.

semua orang tahu bahwa yang tak abadi akan kembali pada PenciptaNya, dan kepergian ibuku meninggalkan dunia fana ini bukanlah akhir untuknya, kebahagiaan seseungguhnya berada pada Tuhan..kebahagiaan utuh yang tak bisa ditemukan di dunia ini.

Aku percaya waktulah yang akan menjadi penyembuh setiap luka.

meski kehilangan tak hentinya menyakitiku, melukai tanpa ampun, mengabaikan tangisan dari setiap penderitaan, mengurangi kepercayaanku akan perjuangan cinta.

... aku bukan manusia kuat tetapi atas nama Tuhan aku merelakan semua itu terjadi padaku.

aku percaya Tuhan tidak akan pernah meninggalkanku sendirian disaat yang lain mungkin meninggalkanku.

Aku percaya..

***PRELUDE***

jeanita terus menggenggam tanganku sampai ke proses pemakaman yang berlangsung agak hening, wanita berambut di up do acak ini tak melepaskan tangannya dari jemariku sedikitpun, tubuhnya patuh mengikuti setiap pergerakkanku, jean mengikuti kemanapun kakiku melangkah.

Sikapnya tak ayal membuat sepasang mata kecokelatan diujung sana memperhatikan kami begitu dalam...begitu waspada mengawasi miliknya...pemilik dewi bulanku, JAMES.

Ya Tuhan...semoga saja james tak cemburu karena perhatian istrinya terlalu berlebihan padaku, demi Tuhan aku tak pernah menyangka jean akan muncul disaat masalah terberat mengujiku.

James satu dari para sahabatku yang sempat hadir, pria berbalut coat sama gelapnya itu mencoba mengerti keadaanku, ia cukup bijak dengan bersikap diam selama istrinya menempeliku seperti lem, aku tahu karakter pria seperti james adalah pria matang yang cukup pintar mengendalikan perasaannya apalagi disaat ia tak sepantasnya merasa cemburu karena bagaimanapun juga jean pernah menjadi bagian penting dalam diriku sebelum status pernikahan mereka atas permintaanku sendiri menghancurkan harapanku, melenyapkan sebagian mimpiku bersama jean.

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang