please ...remember me -2-

6.4K 361 56
                                    

*maaf ya karena ga bisa up semalam

William pov

Atas permintaanku, iskandar mengerjakan dengan baik apa yang kuperintahkan padanya.

Dibantu oleh beberapa orang suruhanku mereka mencari tahu siapa vanilla, dimana dia tinggal dan semua tentang dirinya, mempermudah iskandar untuk menemui vanilla di universitasnya dan menyampaikan pesanku untuk bertemu di kedai kopi tempat dimana kami pertama kali dipertemukan.

Mungkin aneh bagi vanilla menerima ajakan orang asing, tapi mau bagaimana lagi hanya itu caranya yang bisa kulakukan, aku memang mengharapkan kedatangannya dan sadar sesuatu tak baik sudah ku lakukan.

Penundaan ku pulang ke jakarta berawal dari keraguanku, aku menjadi amat plin plan dan pemikir berat mengenai masalah hati, ini perdananya bagiku!
Ku ketuk-ketuk jemariku di tepi meja kerja sambil menunggu mariana mengangkat panggilanku.

Tak lama suara riang istriku pun menyambut panggilanku dan tanpa basa basi ia menanyakan ketidak pulanganku, kami lumayan banyak berbicara ini dan itu hingga aku mencetak banyak kebohongan yang jarang sekali kulakukan, semuanya demi berlama-lama ditempat ini.

"Ya...maaf jika aku tak bisa pulang tepat waktu..jaga dirimu ya sayang dan...katakan pada javier untuk lebih memperhatikan kondisinya...dia tidak boleh lebih sibuk dari ayahnya
..setidaknya temani ibunya makan siang jika aku tidak ada" aku tersenyum lebar mengingat puteraku kian sibuk setelah dua bulan yang lalu ku mandatkan posisi terpenting di margot corporation.

Sebagai penerus margor javier memang harus bisa di andalkan, dia cerdas...supel dan tahu apa yang harus dilakukannya selama aku tak berada disana.

Masalah kerjaan aku tak pernah ambil pusing...namun masalah terberatku sekarang, puber yang menyerangku di usia matang dan lumayan menyusahkanku.

Aku tak menyangka akan mengalaminya pada orang lain dan bukan istriku!

Apakah rumah tanggaku akan hancur? Entahlah....aku tak seyakin itu, apalagi ketika iskandar mendatangiku membawa kabar vanilla yang membuat hatiku melonjak kegirangan.

"Nona vanilla menerima ajakan anda untuk datang ke kedai tuan...dia akan menunggu tepatnya jam 4 sore"begitulah berita baik disampaikan iskandar mengundang senyumku menguar diwajahku.

Aku berdiri dari tempat dudukku menghampirinya, menepuk kedua bahu iskandar seakan dia bawahanku yang memenangkan tender besar.

"Kerjamu sangat bagus...kau pantas menerima hadiah yang sudah ku janjikan"kataku dengan mata berkaca-kaca namun nampaknya pria yang umurnya tak jauh dariku ini tetap menolak hadiah yang sudah seharusnya menjadi miliknya.

"Tii..tidak usah tuan, terimakasih..saya saya sudah sangat senang bisa membantu anda"ujar iskandar, ia meringis lebar dengan nada tulus. Aku sudah cukup mengenal kepribadian banyak orang dan sosok seperti iskandar lah sosok yang kelak akan kusegani.

"Jangan membuatku berhutang budi padamu...aku mohon sebutkan apapun yang kau mau..."tawarku untuk kesekian kalinya.

"Tidak perlu tuan...saya tid..."

"Lin...kemari!"seruku memotong cepat, memanggil lina manager resort untuk standby diluar ruangan jika dugaanku terjadi.

Wanita oriental dengan pakaian sangat elegant itu muncul diiringi senyum termanis yang aku tahu sejak kedatanganku dia berupaya terus mencoba menggodaku. Tapi aku tak pernah perduli selama dia tak kelewatan batas dan mematuhi apa yang kuminta.

"Anda memanggil saya pak william?"
Tanyanya sambil merendahkan sedikit tubuhnya lalu kembali menegap. Ia memperhatikan dengan seksama wajahku seakan-akan aku objek menarik dimatanya.

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang