Mr and Mrs Scandal -1-

9.6K 446 29
                                    

Javier POV

ingatan itu membenak pahit, terbungkus rasa bersalah tanpa ada pintu maaf, seketika mataku bagai melihat oase...saat sosok gadis cantik itu berdiri mengenakan gaun merah sepanjang mata kaki dengan belahan punggung dan bagian dadanya yang  bukan main terumbar sexy.

Tidak...

itu nyata bukan oase..Dia ada  di depanku...dia nyata... yang memanggilku.

Jeanita?!

Tampilannya memang berbeda...membuatku pangling dan linglung walau hanya tak melihatnya selama setengah tahun.

Dia kah jeanita yang dulu bersamaku?

Wanita yang ku jebloskan dan kembali ku rebut dari keluarga  sialan itu namun tetap saja tak bisa memilikinya? Wanita yang ku hidupi dengan kekayaan margot namun pada akhirnya dipersunting temanku..?!

Kenyataan itu membuatku sesak,ingat...dia adalah Milik temanmu...temanmu. ku ulang kalimat yang menusuk-nusuk kepalaku.

Menelan ludah melewati batang tenggorokkan entah mengapa rasanya berat, mata itu bagai magnet  yang tak pernah sirna kemampuannya. Meluluh lantahkan hatiku ketika sorotnya mendekat, walau ragu aku ikut melangkah menyusuri hatiku yang belum pernah tuntas.

Mungkin...tidak akan tuntas sampai kapanpun! Karena aku sudah berjanji sampai kapanpun akan mencintainya.

Jeanita...nama itu terngiang tanpa jeda mengiringi langkahku, pandangan amat kurindukan itu melemahkan pertahananku.

Aku terus melangkah melewati para tamu yang sibuk mengobrol, tak perduli pada tatapan cateluna yang menyipit di belakang sana.

Jean tetaplah menawan...sayangnya ketika  melihat dari dekat,  tak ada aura bahagia yang semestinya. Aku merenung memandangi lama wajah sedihnya, Seolah hari ini memang ditakdirkan untukku menyaksikan luka yang kutoreh padanya..luka itu tidak pernah sembuh.. dia tidak terlihat bahagia sama sekali.

  Jean memakai topeng kebohongan...topeng yang selalu ku ajarkan untuk mengelabui lawan yang ingin ikut campur. Jelas topeng itu tidak berlaku untukku...! dan jean tahu benar senyum tipisnya hanya basa-basi agar suasana tak menjadi canggung.

Kupandangi terus kecantikkannya yang tak pernah berkurang sama sekali, mata cokelat hijau kekuningan...tiga gradasi sempurna itu milikku dulu. Meski sekilas  ada raut harap setengah bimbang diwajahnya.

Wajah polos itu berhasil berubah menjadi wanita dewasa yang membuat hatiku meleleh bagaikan cairan besi panas, namun kontras saat mulutku justru membeku tanpa kata.

Masih kutatapi sosoknya dari ujung kepala sampai ke ujung kaki...
Ya Tuhan ....benarkah ini jeanitaku yang malang itu?

Sang Dewi bulan sepanjang malamku...?

virus mematikan dalam setiap kenanganku..?

dia yang kucinta tapi tak bisa kumiliki...dia yang dulu sudah kulukai..dan sampai sekarang masih  terluka?

Jeanita....
Dewi bulanku..?!

Kami berdiri sangat dekat, terlalu dekat hingga hembusan nafasnya tercium menggoda..sejak kecil harum jean seperti permen, lalu semakin beranjak dewasa tubuhnya seperti aroma bunga lavender..ia mempunyai aroma yang memabukkan. Aku tak berdaya jika pandangan matanya ikut bersengkongkol menawan hatiku. Hanya jean...cinta pertamaku yang bisa melakukannya, padaku.

Kami saling memandang sedih tanpa ada yang menyapa, seakan berbicara dalam tatapan mata...sudah lebih dari cukup. sampai cateluna berjalan perlahan mendekat, menghampiri posisiku berdiri dengan wajah tak bisa kumengerti. Aku tak perduli dan terus mengabaikan sosok dibelakangku, arah mataku hanya tertuju pada seorang gadis dewasa yang kini mulai tersenyum tipis namun tubuhnya bergetar.

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang