Just wild and young -1-

8.9K 366 47
                                    


Vanilla Pov

- Aku tak meminta banyak.. cukup satu kebahagiaan...agar aku tahu bagaimana rasanya dicintai..- vanilla

Siapa jeanita?

Mengapa mendengar namanya saja membuatku gelisah tanpa alasan.

Apa maksud dari ucapan william? Bahwa putranya mungkin masih mencintai wanita itu..?

Cinta pertamanya?!

Oh Tuhan ada apa denganku...? Hatiku benci ketika dihinggapi rasa penasaran tentang javier.

Pria absurd yang sudah memperawani bibirku...pria spontan yang sulit ku tebak tindak tanduknya padaku... pria itu mempunyai kisah mistery lainnyq selain jati diri yaitu mysteri cintanya yang berlabuh dihati wanita lain.

Bukan kakakku...bukan wanita yang ku kenal...tetapi wanita asing.

Ekor mataku meminta penjelasan dari ucapan william yang melenggang pergi, mariana mengedarkan pandangannya ke arah lain agar wajah kami tak bertemu, jelas ia tak siap memberikan penjelasan apapun.

William meninggalkan kami mengikuti langkah putranya keluar dari kediaman kakak ku. Membiarkan istrinya diserang rasa gelisah saat tinggal bersamaku.

"Siapa jeanita?"tanyaku lagi, mariana terdiam beberapa detik mencari jawaban yang enak didengar. Ujung bibirnya sempat berkedut dengan mata mengerling bingung, takut salah bicara mungkin.

"Siapa dia sebenarnya? Ada hubungan apa diantara mereka?" Aku bertanya-tanya, gemas campur takut.

Perhatian mariana teralih ke manik mataku, sosok wanita polos yang terlanjur penasaran akan putranya itu membuat ia perlu mengorek kisah lama. Walau semula ragu, setelah melirik perutku mariana mendesah berat, gurat wajah tegangnya pun kembali normal begitu jemari lentik itu mengusap perutku, risih tapi tak ada pilihan selain diam seperti orang bodoh, toh ini semua resiko dari kebohongan.

"dia memang cinta pertama javier...tapi tenang saja nak...jean sudah menikah, aku juga sudah menganggapnya seperti anakku sendiri, emh... Bukankah kalian pernah bertemu di pesta ulang tahun william..seingatku kalian sudah berkenalan..apa kau lupa?" Mariana mengingatkan memory yang tak pernah singgah diingatanku hingga aku terpaksa menggeleng lemah.

"Aku...aku lupa..."kataku datar.

Bahu mariana terangkat tinggi, ia mendesah lebih ringan, lebih lega.

"Pokoknya jangan dengarkan william...mungkin suamiku hanya senang menggoda kalian...lagipula javier sudah mengakui dia mencintaimu an dan dia sangat bahagia atas kehamilanmu, itu sudah lebih dari cukup sayang..jadi tidak mungkin kalau sampai detik ini dia masih menyimpan rasa untuk jean...dengarkan aku luna.. mereka hanya berteman...dan kau satu-satunya wanita yang pantas menjadi ibu dari cucu-cucuku... ingat itu sayang"papar mariana menempatkanku di posisi paling penting dalam keluarga margot dan pilihannya yang dianggap tepat.

Aku terharu akan tetapi hatiku masih tak tenang meski mariana menjelaskan siapa jeanita atau bagaimana ia menyayangiku.

Mungkin gila kalau aku menyebutnya cemburu! Cemburu pada pria yang baru kutemui tiga hari yang lalu...tidak tidak!! jangan konyol vanilla!

Javier costa al mario margot...dia tunangan kakakmu! Pria malang itu korban dari cateluna yang nasib cintanya terombang ambing ...jangan sampai terbebani lagi oleh rasa dihatimu yang tak beralasan vanilla!

Sadar suasana menjadi canggung karena pertanyaanku, aku berusaha menetralkan kembali keadaan dengan duduk manis dan mulai mencicipi beberapa makanan yang sudah disediakan didepanku, deretan jenis makanan sehat beraroma lezat itu memanjakan lidahku kecuali susu bayi yang ku minum tadi...oh tidak aku tidak akan mau mencobanya lagi! , tak kala hidangan itu memancing air liurku menetes keluar.

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang