the last....(final) -1-

7.6K 389 53
                                    

Hallooooooo....

Maaf ya aku upnya lama banget... :(

Totalitas sibuk kerjaan dan masa masa istirahat (penyembuhan) hehe, dan sibuk olah raga biar jaga kondisi paska sakit(lho curhat lagih haha)

Btw ga kerasa sudah mencapai bagian

Prelude (FINAL)

(Ohya karena ini bulan puasa. Mohon maaf kalau saya ada salah..baik di cerita..atau salah tulisan...atau apapun yang tidak berkenan dihati para pembaca..dan terimakasih sebesar besarnya atas dukungan kalian selama ini. Semoga para pembaca tetap setia mau meluangkan waktunya membaca karya saya...)

Karya saya yang mungkin tidak menarik ...

Ohya...setelah prelude akan ada penggantinya, (masih pembuatan..hehe novel yang saya buat khusus pembaca setia aku)

Ok segitu aja deh....selamat membaca.....readers.

Happy reading..... prelude final -1-

PRELUDE

"ingat...antar almaqh pulang sebelum jam Sembilan malam.."William mengingatkan jam berapa aku harus mengembalikan putri kesayangannya, ALMAQHVIRA anak kecil yang selalu tersenyum manja disampingku, senyumnya membuat William dan Claudia Nampak berat hati melepaskan, tapi mendengar alasanku BISA MEMBUJANG kedua orang tua ini seketika luluh dan akhirnya memberikan izin mutlak untuk membawa adik kesayanganku pergi denganku menemui dia yang tidak ingin menemuiku.

"tenang saja..aku akan mengantar adikku lebih cepat"kataku menjawab dengan anggukan ringan penuh keyakinan, aku harus meyakinkan William putrinya aman selama berada ditanganku, lagi pula ayah ku tahu betapa besarnya rasa sayangku pada almaqh selama ini, dan aku tak pernah mangkir dengan janji-janjiku sebelumnya, Itu yang membuatnya percaya, oh mungkin.

William menghela nafas kecil menghampiri almaqh putrinya yang mengayun-ayunkan tanganku dengan tenang, pria gagah ini berjongkok didepan putrinya, meraih salah satu tangan almaqh lalu menciumi tiap ruas jemari kecil itu dengan rasa sayang yang membuatku reflek tersenyum sumringah.

Aku suka pemandangan dimana Rasa cinta seorang ayah pada anaknya terpampang jelas didepan mataku...rasa sayang William yang dulu selalu diberikan padaku sekilas mengingatkan bayangan mariana...ibuku. Semoga Tuhan memaafkan kesalahannya...semoga dia tenang disana...damailah ibuku.

"almaqh...ingat pesan ayah, jangan telat makan, jangan makan sembarangan...cuci tanganmu terlebih dulu, berdoa sebelum melakukan apapun...jangan pernah merepotkan kakakmu.. dengarkan apa yang dia katakan padamu dan selalu mengingatkannya untuk mengantarmu pulang sebelum jam 9 malam, dan...." William melengos ke arah Claudia yang mendadak muncul dari ambang pintu, langkah kecil wanita anggun itu begitu lembut dengan membawa keranjang bunga berisi mawar putih yang diselipkan ke tangan putri semata wayangnya.

"berikan ini pada kak vanilla..dia sangat menyukainya, sampaikan salam dari ayah dan ibu ya sayang "sambung William sekilas melirikku, tatapan jernih claudia melebar lalu menimpali ucapan suaminya dengan senyum merekah
"sampaikan juga..kami sangat merindukannya" ucapnya tersenyum tersenyum tulus..
William ikut tersenyum sekemudian membelai tangan claudia yang singgah dibahunya.

jujur akhir-akhir ini aku sangat terkesan pada orang tuaku yang sangat mendukung kisah cintaku namun selalu dibuat merana oleh pernikahanku yang hanya rencana dan rencana di tiap tahunnya...bahkan sebenarnya bukan rencana lagi melainkan kebohongan belaka dari panggung sandiwaraku selama 7 tahun

jika mereka tahu bahwa aku dan vanilla sudah tak pernah berhubungan selama tujuh tahun...matilah aku, mereka akan menginterogasiku secara detail, tanpa perduli mengapa selama ini aku berbohong, menghadiahiku banyak rentetan pertanyaan yang pastinya membuat kepalaku pecah.

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang