The choice -1-

8.2K 411 88
                                    


Vanilla pov

Walau pada kenyataannya Dunia luas..semua tahu sebenarnya Dunia itu sempit!

.....prelude.

Jika aku menoleh kebelakang...ada rasa yang tak pernah terjawab dihatiku untuk pria yang tak pernah ku tahu siapa dia... jika aku melihat kedepan mengikuti debaran di dadaku saat ini... ada lubang luka yang semakin membesar dan mempertahan rasa suka ku padanya..sama saja membunuhnya hidup-hidup.

Jadi apa yang harus kupilih?

Hatiku di masa lalu atau... pria yang menulis sesuatu ditanganku?

****

Aku terbelalak membacanya, kata-kata yang ditulisnya memicu mataku membulat melihatnya dengan heran.

Kepala pria yang menunduk dibawah tudung putih, yang sebagian wajahnya tersiram mentari pagi hingga menyulitkanku melihat bagaimana ekpresinya.

"please...remember me..." aku membaca lagi kalimat ditanganku sambil menatapnya dalam-dalam, aku berusaha mencermati apa maksud dari tulisan ini ..walau aku bingung apa yang perlu kuingat tentang javier? Dan mengapa dia memintaku untuk mengingatnya..?

"Apa maksudnya ini...? Untuk apa kau menulis ini javier ...?"tanyaku heran sedikit menahan nafas, mataku berpindah dari tulisan di tanganku ke sosok dihadapanku secara bergantian, terus menerus.

Sampai beberapa detik berlalu tanpa ada jawaban, rasa penasaranku belum juga terjawab. pria di depanku menghela nafas pelan lalu menarik pinggangku hingga wajah yang tadinya tidak terlihat begitu jelas kini terlihat amat sangat jelas.

Mengapa kau senang membuat fikiranku kacau javier hanya dengan menyentuh bagian tubuhku?!

Dari jarak sedekat ini aku tahu dia tampan...tatapannya tajam...aroma nafas dan tubuhnya memikat...pria yang selalu membuat jantungku berdetak sangat cepat...

tapi...

Meksipun mirip

dia bukan javier.

Bukan pria di hatiku..bukan pria yang membuat pagiku terasa manis melebihi manisnya permen.

Dia pria lain yang berani menyentuh tubuhku.

"A..anda...."

"hallo...." ucapnya halus, menyerupai bisikkan angin.

"....vanilla" sambungnya melengkapi sapaannya menyebutkan namaku.

ujung mulutku berkedut menatap nyalang lawan bicaraku yang meredupkan pandangannya, sepasang mata tajam yang luluh oleh kesedihan.

"...ke..kenapa anda..."

"aku...aku merindukanmu vanilla "

"apa?!"

"Aku sangat merindukanmu..."

Merindukanku? Dia..?!

"Tu..tunggu..ke..ke..kenapa...kenapa anda berbicara seperti itu..ng..a..aku..aku.."

"Kedaikopi tempat kita pertama kali bertemu...Hujan yang datang tiba-tiba dan sangat deras...Topi dan Payung yang kau hargai seratus rupiah.. mawar putih yang kau terima tujuh tahun silam di surabaya....apa kau tidak mengingatnya? Apa kau sudah melupakan pria vanilla?"

Apa....?!

Aku memang terkejut saat rahasiaku dan nama asliku terbongkar william..akan tetapi...

PRELUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang