prelude -iridescent and redemption part 5 / continue

Начните с самого начала
                                        

Dia bahkan datang?!

Wow!

Aku berdecak heran untuk seorang cateluna at thahir yang tak pernah singgah di acara margot kini memilih datang memenuhi undangan sepertiku?

Mataku tak lama mengagumi tanteku,  aku bisa jadi ponakan paling kurang ajar jika liurku tumpah karena melihat kesempurnaannya, setelah mataku berhasil teralih,  aku menatap tajam kesekeliling tepatnya menelisik ke seluruh undangan kelas golongan atas yang nampaknya kepadatan ini justru mengurangi citra golongan atas,  mereka sangat banyak...terlalu banyak tak ubahnya pasar malam.

Dan....wowww!

Aku kembali berseru dalam hati.

Melihat si pintar bersilat lidah diose mengekor dibelakang  ibunya, setelah beberapa menit aku berbasa basi dengan kedua wanita hebat di hidupku, aku segera menghampiri my king, daddy dan adikku yang jaraknya tak jauh dari mom, aku tidak kaget sewaktu mendengar taka sempat menyusahkan mereka.

Justru aneh kalau seorang imantaka tak mengikuti caraku yang sering menyedot banyaknya perhatian tanpa kami benar-benar mengundang perhatian.

Semua ku sapa...dengan rasa hormat termasuk menyapa kakek dan nenek yang keduanya langsung memberiku pelukan serta pertanyaan paling ku hindari.

Kenapa baru kelihatan? Jawabanku dari tahun ke tahun tetap saja klise!  terlalu banyaknya syuting, di tenggelamkan tugas-tugas dan sibuk mengelola usaha sampinganku sebagai owner beberapa cafe.

Walau kenyataannya  jadwal hidupku memang diwarnai tiga alasan itu, tapi hadirku sekarang bukanlah karena aku punya waktu luang dari  kepadatan kerjaku, yang membawaku kemari.. Justru Alasan konyol lainnya.

mataku bergerak meneliti kesetiap sudut.  Berbagai senyum dan tatapan menggoda dari para wanita-wanita bersliweran ke arahku, aku tidak suka terang-terangan menatap orang lain diluar syuting... Aku tidak suka berbaur orang yang tidak ku kenal selama kamera off,  aku benci tatapan dan harapan orang-orang untuk mengenalku.

Sayangnya banyak aturan-aturan dalam hidupku patah demi untuk mencari sosok renzo, aku menatap  mereka yang sebenarnya tidak benar-benar kulihat.

Mereka tiba-tiba menjerit kecil dan sibuk mengomentari tatapanku yang jarang terjadi,  entah membicarakan kehadiranku atau hal tak penting lainnya yang semoga saja tidak tembus ke media.  sesekali aku mencoba tersenyum asal entah pada siapapun agar usahaku mencari kakaku tidak terlihat jelas.

Tapi dimana renzo?   Dia tidak nampak dimana-mana.

Sebenarnya mudah saja mengenali sosok kakakku,  selain penampilannya yang juga paling menarik perhatian..  renzo pun memiliki postur tubuh tinggi layaknya model walau profesi sebenarnya adalah dokter.

Matanya agak sipit namun sangat tajam, dan hidungnya amat sangat mancung sehingga dia memiliki pipi tirus alami, bibirnya tipis kemerahan sepertiku karena dia bukan perokok.

Seluruh keluargaku tidak ada yang senang membakar uang dimulut!

    sebagai dokter tatanan rambutnya selalu rapih dan selalu dibiarkan segar entah dengan cara apa.

Untuk dua hal itu saja... Cukup memudahkanku untuk mengenali dimana sosok sempurna kakakku berada.

Sialnya,  sampai kak lorina datang dan adiknya kak regisa yang tampilannya selalu berbeda jauh itu berjalan disampingnya,  dua bidadari beda genre itu turut memeluk dan mencium pipiku..namun perhatian ku tidak teralihkan meski keduanya lumayan membuat dada pria naik turun,  aku terus mencari Kakakku yang masih pintar bersembunyi,  renzo pasti datang..dia tidak mungkin melewati moment penting gadis pujaannya.

PRELUDEМесто, где живут истории. Откройте их для себя