20 - Rahasia terbongkar

4K 318 14
                                    

Setelah beberapa jam di dalam pesawat, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Hokkaido, suhunya lebih dingin pada bulan ini dari perkiraan Fadel dan Dela. Walaupun Fadel udah pernah kesini sebelumnya, tapi entah kenapa, kini rasanya lebih menghujam daripada waktu dulu.

"Dingin ya, Del?" bisik Dela direspon dengan anggukan oleh Fadel.

"Eh Om, Om bisa bahasa sini, gak? Nanti malah berasa awkward gitu, lagi!" ucap Fadel saat mereka kini telah memasuki taksi menuju hotel. Om Edo memandang tajam ke arah Fadel.

"Enak banget ya kamu, ngeremehin Om. Walaupun gak bisa pakai bahasa Jepang, Om ini lancar pakai bahasa Inggris," ujar Om Edo menepuk dada. Fadel hanya menaikkan bahunya sambil memandang ke arah kaca mobil.

Setelah sampai di tujuan, mereka pun turun lalu memasuki hotel yang telah di pesan oleh Om Edo dari kemarin.

"Mr. Alfredo, right? Here you are," kata penjaga meja di depan menyambut Om Edo layaknya teman lama sambil menyodorkan kunci kamar. Om Edo hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Thanks,"

"Eh om, itu kamarnya cuma satu?" tanya Fadel. Om Edo mengangguk. "Hah?! Kenapa cuma satu?"

"Yah, apa salahnya? Dalam satu kamar ada tiga tempat tidur, kok," jawab Om Edo santai.

"Tetap aja, masa aku sama Dela satu kamar?!" teriak Fadel tertahan.

"Ah, lebay banget kamu. Biasa kok itu."

Biasa?! Jadi dia biasa sekamar sama perempuan pas masih muda? batin Fadel.

"Del, kamu ganti baju, terus tidur, ya. Pasti capek," suruh Om Edo sambil tersenyum ke arah Dela. Dela mengangguk lalu segera mengambil baju dari kopernya dan berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.

"Ah, capeknya," ujar Fadel merenggangkan tangannya sambil menghempaskan tubuh ke sofa di sudut kamar. Om Edo melakukan hal yang sama di sofa tunggal yang berhadapan dengan sofa yang Fadel duduki.

"Eh, rupanya ada kopi instan di sana? Lumayanlah, untuk ngilangin dingin," kata Om Edo bangkit dari sofa tersebut lalu berjalan menuju meja yang tak jauh dari posisi mereka kini.

"Om, Fadel mau nanya," ujar Fadel melepas syal yang di pakainya.

"Tanya apa?" kata Om Edo dengan tangan yang masih sibuk membuat kopi.

"Tapi, jangan bilang ke Dela kalau Fadel nanya soal ini."

Om Edo mengangguk lalu kembali ke tempatnya semula sambil membawa secangkit kopi.

"Om sama Tante Kinta... gak ada niat untuk rujuk?"

Om Edo terdiam.

"Gak," jawab Om Edo singkat.

Fadel mengernyitkan dahi. "Gak? Kenapa? Tapi, Dela pengen keluarganya utuh lagi," ucap Fadel. Om Edo menggeleng.

"Kamu masih belum ngerti gimana rasanya berumah tangga, Del."

Ceklek. Seketika suasana menjadi hening ketika Dela keluar dari kamar mandi dengan piyama berwarna biru garis-garis itu. Setelah itu, dia langsung naik ke tempat tidurnya dan menarik selimut.

FADELAWhere stories live. Discover now