24 - Kode

3.7K 302 5
                                    

"Kesehatan kamu seperti biasa, bagus," ujar Om Edo seraya melepaskan stetoskop dari telinganya. Fadel hanya mangut-mangut mendengar penjelasan Om Edo.

"Jadi, Fadel boleh pulang? Dela nungguin di rumah," ucap Fadel bangkit dari kursi tersebut seraya memasang jaketnya. Om Edo mengangguk.

"Bilang ke Dela, besok Om nginap di sana," ujar Om Edo ikut bangkit dari kursinya. Fadel mengangguk.

"Oke Papa mertua, ntar menantu bilangin," jawab Fadel lalu keluar dari ruangan Om Edo. Om Edo hanya bergidik.

Fadel senyam-senyum ketika melihat pesan Dela yang tak hanya satu di layar hapenya tersebut. Dela, gadis itu, tampaknya memang tak mau tidur tanpa kepulangan Fadel. Padahal, tadi Fadel menyuruhnya untuk tidur duluan. Ini sudah pukul 21.48 WIB.

CamelliaDela
• Del lama lagi gak?
• Del masih lama yaa
• Gak bisa tidur
• Del pulang cepet yaa

CFadel
•Iya Del....
• Tidur duluan aja gih
• Aku masih dijalan, bentar lagi juga nyampe

CamelliaDela
• Setengah jam kemudian baru di bales, untung belom tidur
• Yaudah aku tungguin di teras ya

CFadel
Dingin, jangan ya

CamelliaDela
• Kamu jgn ngetik sambil nyetir dong

CFadel
• Sh iyaiya

Fadel meletakkan hapenya tersebut di kursi kosong di sebelahnya.

Pikirannya tiba-tiba menerawang ke Cinta, gadis yang akhir-akhir ini tampak mendekat padanya. Jangan salah, sebenarnya Fadel udah tau tentang Cinta yang menaruh perasaan padanya. Fadel bukan tipe cowok bego yang gak peka sama tingkah cewek pas suka sama cowok. Dia udah biasa di perlakukan begitu. Pangeran sekolah loh, masa kalian lupa?

Cinta.

Cantik? Iya.
Baik? Iya.
Tipe idaman? Dapat dikatakan, iya.

Tapi, Dela memiliki semua itu dua kali lipat. Bagaimana mungkin, Fadel dapat membalas perasaan Cinta.

"Lama banget, sih?" teriak Dela ketika Fadel baru keluar dari pintu mobilnya. Fadel tersenyum hangat melihat wajah Dela dan mendengar teriakannya tersebut.

"Belum tidur?" tanya Fadel menarik tangan Dela untuk memasuki rumah. Dela menggeleng.

Jujur saja, dari tadi rasanya Dela kedinginan. Suhu malam ini lebih dingin dari biasanya. Namun, semua itu berubah ketika melihat ukiran senyum milik Fadel.

"Kenapa? Dingin?" tanya Fadel lagi ketika melihat Dela yang melipat kedua tangannya. Hal itu Fadel sadari ketika ia ingin memegang tangan Dela.

Dela mengangguk.

Fadel tersenyum ringan lalu menarik tubuh Dela agar masuk ke pelukannya.

Dela tersenyum. Rasa hangat tubuh Fadel terasa tersalurkan ke tubuhnya di sela pejaman matanya.

"Aku sayang sama kamu, Del," ujar Fadel mengelus rambut Dela dengan pelan sekali.

"Apalagi aku," jawab Dela. "Oh ya, tadi gimana hasil cek fisiknya?" tanya Dela melepaskan pelukan Fadel.

Malu.

"Ehm... bagus, kok," jawab Fadel mengangguk-anggukkan kepalanya. Tangannya menarik tangan Dela untuk mengikutinya ke lantai atas.

Ting

Fadel mengernyitkan dahinya lalu merogoh saku celana jeans-nya. Siapa yang ngirim pesan malam-malam begini? Lihat jam berapa sekarang.

FADELAWhere stories live. Discover now