14 - Khawatir

4.4K 328 14
                                    


Fadel menembus kerumunan di gedung serba guna ini. Gadis yang di carinya di balkon istana tersebut memandang ke arahnya.

"Hei, Juliet. Aku Romeo. Pastinya kau sudah mengenalku," ujar Fadel mengulurkan tangannya. Dela tersenyum sambil membalas uluran tangan Fadel.

"Tentu aku sudah mengenalmu," jawab Dela dengan senyum yang masih terukir.

"Yap, bagus! Kita istirahat," potong Pak Odi sambil bertepuk tangan dari ujung sana. Fadel dan Dela menghembuskan napasnya dengan lega.

Beberapa minggu lagi itu tak cukup untuk latihan pentas drama. Mereka harus latihan dengan cepat, untung mereka sudah pernah ikut pentas drama ini, kalau nggak, wah pasti udah kalang kabut.

Fadel mengambil tas ranselnya lalu segera berjalan keluar dari gedung serba guna, di ikuti oleh Dela. Sesekali dia melirik jam tangannya, dan berdecak kesal.

Pukul 17.00 WIB.

Dela yang melihat hal itu pun jadi heran akan kelakuan Fadel yang tak seperti biasanya. "Kenapa kamu?" tanya Dela mengernyitkan dahi sambil menyamakan langkah kakinya dengan langkah Fadel.

"Nothing," jawab Fadel. "Ehm, mungkin aku bakal pergi nanti malam Del, pulang larut malam," lanjut Fadel. Dela mengernyitkan dahi.

"Ke mana?"

Fadel hanya diam tanpa respon untuk pertanyaan Dela.

Fadel tak pernah pergi-pergi selain ke rumah Toni. Fadel juga tak pernah pulang sampai larut malam.

"Pokoknya, jangan tunggu aku," kata Fadel akhirnya. Dela yang mengerti hanya diam tanpa jawaban untuk pernyataan Fadel.

Setelah lama berjalan dan terjebak dalam suasana yang semakin aneh ini, Fadel dan Dela pun sampai ke rumah. Fadel segera berlari menuju kamarnya, seakan ada sesuatu yang ia kejar.

Dela hanya diam sambil menghempaskan tubuhnya ke sofa di ruang santai. Benaknya mencari jawaban atas kelakuan Fadel untuk hari ini. Hari ini dia aneh. Lebih banyak diam, lebih banyak melamun, dan lebih hanya menjawab setiap pertanyaan Dela dengan singkat.

Bukannya khawatir, Dela hanya penasaran dengan penyebab atas sikap Fadel tersebut. Pasalnya selama ini, Fadel memang tak pernah kayak gitu ke Dela.

Setelah duduk untuk menghilangkan penat yang menikam tubuhnya sedari tadi, Dela bergegas menaiki anak tangga menuju kamarnya.

***

Fadel's POV

Waktu begitu cepat berlalu. Tadinya yang 17.00 WIB, kini sudah pukul 23.00 WIB, karena aku tidur dulu tadi.

Aku melihat-lihat isi lemari pakaianku dengan rinci, mencari apakah yang akan ku kenakan untuk malam nanti. Kepalaku cukup pusing untuk hari ini, karena seseorang yang bernama Romi itu.

Romi, namanya. Seorang anak dari teman bundaku. Tidak, lebih tepatnya anak dari sahabat bundaku.

Dia bad boy. Berandalan. Dan sikapnya amat buruk kurasa, tetapi orang tuanya tak tau kalau anaknya memiliki sifat yang sedemikian buruk. Orang tua nya memang sepasang suami istri yang sama-sama super sibuk, maka anaknya tak pernah terurus. Entah berapa bungkus rokok yang habis olehnya dalam sehari, aku pun tak tahu.

FADELAWhere stories live. Discover now