23 - Fadel bikin bete

3.8K 291 7
                                    

"Aku menang lagi." kekeh Fadel sambil melirik ke arah wajah Dela yang ada di hadapannya. Dela hanya mengerucutkan bibirnya sambil memasukkan dadu ke dalam cangkir kecil tersebut.

"Kok aku gak pernah menang ya kalau lawan kamu?" tanya Dela menopang dagunya lalu menatap Fadel. Fadel menyeringai.

"Ya, dong. Kamu kan odong," kekeh Fadel menjentik kening Dela.

"Enak aja!" bantah Dela memutar bola matanya kesal. Emang apa hubungannya odong sama kemenangan?

Fadel tersenyum. "Kamu ingat sama Romi?"

"Romi?" Dela mengernyitkan dahinya. Fadel mengangguk.

"Yang waktu itu kita temuin, pas jam sebas malam."

Dela mengangguk. "Kenapa dia?"

"Dia pindah ke sekolah kita," jawab Fadel seraya menyeruput es kelapa muda yang ada di hadapan mereka berdua.

Dela membelalakkan matanya. "Pindah? Kapan pindahnya?" tanya Dela mengernyitkan dahi.

"Tadi. Aku juga baru tau dari Toni," jawab Fadel menghela napasnya. Dela terdiam.

Bukannya apa-apa, hanya saja dia takut jika Fadel nanti berteman dengan Romi, dan akhirnya Fadel malah ikutan kayak Romi, dengan kelakuan yang buruk begitu.

Yah sebagai cewek, kita gak mau punya pacar yang bad boy dong ya, girls?

"Mikirin apa, sih?" tanya Fadel penuh selidik sambil menatap sarkastis ke arah Dela. Dela menyeringai.

"Kepo," ujar Dela memeletkan lidahnya.

"Seriusan, barusan kamu mikirin apa?" tanya Fadel lagi.

"Kamu jangan terpengaruh sama dia, ya, kalau dia ngajak kamu ke arah yang gak bener," ujar Dela membuat Fadel menahan tawa.

"Takut punya pacar bad boy? Iya?" tawa Fadel sambil menoel hidung mancung Dela. Dela mengulum senyumnya.

"Bukannya takut, tapi GAK SUKA," ujar Dela menyeruput es kelapa mudanya, melalui sedotan yang berbeda.

"Ya, siapa juga yang mau jadi bad boy," kekeh Fadel tersenyum miring. Dela yang salah tingkah, mengalihkan pandangannya. "Cie salah tingkah, cie," ujar Fadel lagi seraya tertawa.

Dela mengambil bantal di sofa yang di dudukinya kini sambil melemparnya ke arah Fadel.

"Iya ampun ih," Fadel menghalangi bantal tersebut dengan tangannya. "Kenapa, sih? PMS?" tanya Fadel penuh selidik.

Dela memukul Fadel. "Apaan, sih?"

Fadel menahan tawa.

"Jangan ketawa," ucap Dela memandang sengit ke arah Fadel. Fadel tersenyum.

"Iya gak ketawa kok, Sayang." jawab Fadel tersenyum manis ke arah Dela. Dela kembali mengalihkan pandangannya, salah tingkah. "Ih, jadi kamu kayak gitu ya, kalau salah tingkah?" kekeh Fadel.

"Udah ah Del!" teriak Dela sembari bangkit dari duduknya untuk pergi meninggalkan Fadel.

Fadel tertawa.

FADELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang