10 - Libur Pagi

4.5K 336 15
                                    

Dela mengintip dari sela pintu kamar Fadel yang tak dikunci. Lelaki tampan itu masih tertidur pulas, padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Untung hari ini tanggal merah, jadi gak papa. Fadel juga tadi sesudah sholat subuh langsung tidur.

"Del?" imbau Dela dengan suara pelan sambil membuka pintu kamar Fadel dengan pelan sekali. Nihil, lelaki itu tak mendengarnya dan masih sibuk dengan bunga tidurnya.

Dela tersenyum menang sambil mengendap-endap menuju meja yang ada di sebelah tempat tidur Fadel. Apa yang diincarnya? Hanya satu yang sedari kemarin bercabang-cabang di dalam kepalanya, yaitu apa isi hape Fadel sampai dia sok sibuk banget kemarin pas di Toko Crepe.

Fadel itu orangnya gak suka banget main HP, jarang update status di socmed, pokoknya HP-nya selalu nganggur, deh. Lah, kemarin kenapa tiba-tiba dia pengen main HP? Jujur aja ya, kemarin Fadel itu cuekin Dela terus selama di Toko Crepe karena sibuk sama sesuatu yang di HP-nya.

"Dingin..."

Dela terperanjat dan langsung melihat kearah Fadel yang bersuara. Mampus, apa dia dengar?! Gak, semoga enggak, ya. Dela bisa mampus nanti oleh Fadel. Enggak, Fadel gak main tangan, kok. Cuma Fadel nanti pasti ke-GRan ngirain Dela perhatian ke dia lah, dll. Kan ngerepotin banget.

Dela menghembuskan nafasnya lega ketika melihat Fadel dengan mata yang masih tertutup. Cuma ngigo dia?! Bikin serangan jantung aja!

"Udah kubilang, kalau subuh matiin aja AC-nya," gumam Dela meraih remote AC yang tergeletak di atas meja di sebelah tempat tidur Fadel.

Walaupun AC-nya udah dimatiin, tapi bocah yang masih mendengkur ini tetap kedinginan. Gimana gak dingin lah, celana nya cuma sampai lutut, baju kaos dengan lengan sampai siku. Dan selimut tebal nya pun di tendangnya ke lantai. La haula wala.

So, walaupun masih ada SETITIK kebencian untuk Fadel di lubuk hati Dela, Dela tetap baik. Dengan pelan-pelan, Dela menarik selimut yang terjatuh ke lantai tersebut untuk menutupi permukaan tubuh cowok yang sedang kedinginan ini.

"Dinginnya...," gumam Fadel lagi sambil menarik Dela untuk tidur di pelukannya.

HAH? APA-APAAN INI?!

Hampir rasanya Dela pengen teriak, suer! Tapi mau gimana lagi? Toh, yang salah bukan Fadel, ini salah dia juga. Ngapain menyelinap masuk kamar orang tanpa permisi? Emang sih Fadel yang meluk, tapi kan Fadel-nya gak sadar.

Dela berusaha keluar dari penjara ini dengan berusaha tanpa ketahuan.

"Masih dingin," ucap Fadel lagi kembali menarik Dela untuk tidur di pelukannya. Aih, mampus. Gimana caranya keluar ini?!

Dela memeramkan matanya berpikir keras bagaimana cara agar dia bisa keluar dari pelukan Si Fadel yang gak sadarkan diri ini.

Tangan Fadel yang memeluk Dela tersebut terasa dingin. Kulitnya dingin. Kakinya juga, bersentuhan dengan kaki Dela dan Dela bisa merasakan hal tersebut. Dan juga, aroma Fadel. Aroma parfum yang biasa di kenakannya benar-benar wangi. Pakai parfum apa sih, dia?

Dela kembali berusaha keluar dari tangan Fadel yang memeluknya erat.

Fix, kali ini berhasil!

Dela segera berlari menuju kamar bawah. Emangnya apa alasannya kesini tadi? Iya, dia pengen buka isi HP Si Fadel. Tapi, ternyata? Udah dikasih hukuman duluan.

"Fadel gila, goblok, bego...," maki Dela seraya berlari menuruni anak tangga menuju lantai bawah. Kenapa sih, dia? Kedinginan tapi malah bikin korban. Eh, tapi salah siapa juga yang berani masuk kamar orang tanpa permisi? Oke, sama.

FADELAWhere stories live. Discover now