25 - Giliran Dela yang sakit

4K 343 5
                                    

"Kenapa, sih? Kok pucat?" tanya Fadel mengernyitkan dahinya, sambil memandang detail wajah gadis itu, Dela, yang baru saja memasuki mobilnya.

Dela hanya menggeleng sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi depan tersebut, lalu memejamkan matanya.

"Del, kamu beneran pucat, loh," ulang Fadel lagi sambil mendekat ke arah Dela, untuk merasakan panas dahi Dela dengan telapak tangannya.

"Aku gak papa. Udah, ah." ucap Dela sambil menepis tangan Fadel dari dahinya.

"Panas. Kamu ngapain makanya bisa demam?" tanya Fadel lagi. Dela hanya diam, tanpa memberi respon terhadap pertanyaan Fadel.

Setelah hening akibat Dela yang mulai terlarut dalam panas suhu tubuhnya, Fadel segera beralih ke stirnya tanpa berbicara apa-apa lagi.

Tak lama berselang, gadisnya itu telah tertidur di kursi sebelahnya dengan dahi yang kian berkerut, mungkin karena tak enak badan yang dirasakannya.

Sebelum sampai di rumah, Fadel sempat membeli obat penurun panas untuk Dela.

"Del, kita sampai," ucap Fadel dengan nada rendah sambil memegang bahu Dela.

Dela hanya menggeliat sedikit, lalu membuka matanya yang sedikit memerah.

"Mau digendong?" tawar Fadel dengan lembut kepada Dela, namun dibalas dengan gelengan.

"Sakit perut," ringis Dela memegangi perutnya.

Iya, Dela sedang datang tamu bulanan, makanya sakit perut.

"Makan apa emangnya tadi?" tanya Fadel sambil memeluk Dela dari samping, agar gadis tersebut tak hilang keseimbangan.

Dela hanya menggeleng, tanpa respon untuk pertanyaan Fadel.

"Mbok, siapin makan siang Dela, ya. Setelah itu, anterin ke kamarnya." pinta Fadel saat menaiki anak tangga.

Si Mbok yang tengah menyapu lantai, mengangguk meng-iyakan permintaan Fadel.

"Ganti baju dulu. Aku juga mau ke atas, ganti baju. Mau ditemenin makannya?" tanya Fadel mengusap rambut Dela.

Dela mengangguk, dan direspon dengan senyuman oleh Fadel.

Tanpa banyak bicara lagi, Fadel segera menaiki tangga menuju kamarnya.

Setelah melempar tasnya ke sembarang arah, ia segera menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.

Cinta. Gadis itu sungguh mengusik pikirannya.

Lalu, ada pula Romi. Lelaki brengsek yang menginginkan Dela.

Fadel mengusap wajahnya gusar.

"Ah, bodo." gumam Fadel segera bangkit dari baringnya untuk berganti pakaian dan turun ke bawah.

"Non, ini makanannya. Dimakan ya, Non, biar cepet sembuh." ujar si Mbok meletakkan nampan berisi sup ayam sesuai request Fadel semalam di atas meja kecil di sebelah ranjang Dela.

"Makasih, ya, Mbok." kata Dela sambil tersenyum tipis ke arah si Mbok.

"Sup ayamnya dikabulin ya, oleh Mbok." kekeh Fadel segera menghentakkan ekornya ke tepian tempat tidur, membuat Dela sedikit terhentak.

"Apaan sih, dihentak gitu." kata Dela menyandarkan tubuhnya ke kepala tempat tidur. Fadel tersenyum.

PMS?

"Yaudah, mau makan di mana? Kamar aja?" tanya Fadel meraih nampan yang diletakkan si Mbok di atas meja kecil tadi.

"Ehh, biar aku sendiri aja." sanggah Dela sambil menarik pelan nampan yang Fadel pegang.

FADELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang