29 - Hilang

3.6K 285 2
                                    

"MAKANYA, plis deh gak usah bikin orang khawatir." dengus Toni sambil menopang dagunya, memandangi Mei yang terkekeh pelan.

"Seorang Toni jadi khawatir?" tanya Mei dengan suara yang masih serak, akibat kondisinya yang masih belum sepenuhnya stabil.

"Ya iyalah," Ada jeda, "Semua orang khawatir. Dela, Fadel..."

Mei tersenyum miris ketika mendengar dua nama itu disebutkan. Pikirannya yang semula tenang, kembali menerawang jauh kepada sesuatu yang memang dari kemarin menghantui pikirannya.

Cinta. Gadis itulah biang masalah dari semua ketakutan Mei.

"Mei?" Toni menjentikkan jarinya pas di depan wajah Mei, membuat gadis itu mengedipkan matanya berulang kali untuk menghilangkan lamunannya.

"Apa?" Toni mengernyitkan dahinya heran, karena sedari tadi ocehan panjangnya hanya dibalas 'apa' oleh gadis di hadapannya.

"Kamu ngelamun?" tanya Toni menyodorkan segelas air putih yang semula terletak di atas meja bundar di sebelah ranjang Mei.

Mei hanya tersenyum ringan, lalu menerima gelas kaca tersebut. "Yah, ada masalah."

Toni tersenyum ringan, "Cerita aja ke aku."

Mei menghela napasnya. "Kamu… kenal Cinta?"

"Ya, cinta itu kasih sayang antara seseor--

"Ish! Bukan itu. Cinta, adik kelas yang sering nyariin Fadel." potong Mei. Toni memutar bola matanya, berpikir.

"Oh, dia." Toni menyeringai. "Aku rada kurang suka juga sih, lihat dia. Ganjen."

Mei mengangguk-angguk. "Yah, dia itu sebenarnya ada hubungan keluarga gitu dehZ, sama aku."

Toni membelalakkan matanya, "Serius?"

"Sejutarius deh buat kamu."

"Jadi, masalahnya?" Toni memasang wajah serius.

"Cinta itu suka ke Fadel." ujar Mei, membuat Toni memicingkan matanya.

"Kamu gak bohong, kan?"

Mei menggeleng.

"Tapi Fadel itu punya Dela. Ngapain dia malah ganjen pakai deketin cowok orang?" tanya Toni seraya menggaruk kepalanya.

Mei tersenyum. "Makanya."

🌹

"DIA ngomong apa aja?" tanya Fadel memastikan, matanya memandang tajam sambil menanyakan hal itu.

Dela menggeleng, "Gak ngomong apa-apa."

Fadel memicingkan matanya. "Dia walaupun badboy, itu cuma gayanya aja. Pas berantem mana pernah dia yang menang."

Dela hanya mengangguk. Terserahlah. Toh, dia tak tau mengenai Romi.

"Awas ya, kalau dia ngapa-ngapain kamu." ujar Fadel menyeringai, dengan tangannya yang mengepal kuat. Dela yang melihat itu, hanya bergidik ngeri.

FADELAWhere stories live. Discover now