2 - Tukaran

8.1K 537 54
                                    

"IYA, Mei! Aku juga gak pengen satu rumah sama cowok. Apa lagi, aku belum pernah jumpa sama anaknya Tante Lara." ucap Dela sembari mengiris-iris bawang dengan pisau.

"Masa gitu sih, Del? Mana tau kamu jadi fall in love sama dia! Lagian, dia pasti ganteng, kok. Tante Lara sama Om Roy kan gak ada yang jelek," kekeh Mei dari seberang telepon. Dela menggembungkan pipinya sebal.

"Aku gak bakal tertipu sama tampang." balas Dela seraya tertawa garing. "Dan lagi, kamu kapan pindah ke sini? Katanya bulan ini."

"Iya, minggu depan! Yang sabar ya soyong, muachh."

"Ih, jijay! Udah, aku sedang masak. Bye." ujar Dela memutuskan sambungan telepon. Tangan nya kembali mengocok telur yang ada di mangkuk, lalu ditumpahkan ke wajan.

Dela emang gitu. Walaupun ada asisten rumah tangga, dia tak mau dimasakin, tetap mau masak sendiri aja. Tau kenapa? Yah, soalnya Dela itu cewek yang perhitungan. Kalau si mbok yang masak, pasti banyak uang yang keluar. Soalnya, mama terus nyuruh si mbok buat masakin makanan yang mewah-mewah. Padahal kan uang bener-bener harus dihemat. Uang gak cuma dipakai buat makan, tapi juga keperluan sekolah Dela. Mama cuma trasnfer sekali sebulan walaupun banyak dan kadang bersisa. Kalau habis? Dela malas banget buat minta lagi ke mamanya.

"Non mau ke mana, Minggu pagi gini?" tanya Pak Carsuki sembari mengambil cangkir di sebelah rak piring.

"Dela ada kursus, Pak," jawab Dela sembari tersenyum. "Mau Dela buatin kopinya?"

"Eh, nggak usah, Non. Ehm, gak sekalian Bapak antarin aja ke sana?"

"Gak usah, Pak. Lagian kan ini hari Minggu, bapak juga harus ada waktu bebas, kan?"

Pak Carsuki tersenyum mengangguk lalu permisi keluar dari dapur.

Kursus English lebih tepat nya. Dela susah banget kalau di pelajaran Bahasa Inggris, makanya dia sampai bela-belain ikut walaupun gak ada teman di sana. Kelas 10 kemarin malahan nilai bahasa inggrisnya cuma pas-pas KKM.
Kalau misalnya nilai bahasa inggrisnya bagus, pasti dia bisa naik peringkat ke 1. Dari kemarin dia juara 2 melulu. Si Fadel malah 3! Tapi, Fadel bukan lemah di bahasa inggris, dia lemah di matematika.

Dela keluar dari rumah sembari berjalan menuju tempat pemberhentian bus. Sesekali, lelaki-lelaki ganjen yang nongkrong di kedai kopi atau di pangkalan ojek menggoda-godanya. Gak heran Dela digodain. Wajahnya cantik, kulit putih dan orangnya modis. Perwarisan sifat dari ibunya tersebut membuatnya menjadi seorang yang mendekati kata sempurna.

Tapi walaupun cantik, Dela bukan cewek terkenal di kalangan cowok sekolahnya. Dela kan, orangnya sombong dan galak sama cowok. Siapa yang suka kalau punya cewek yang kayak gitu?

Dela berdecak kesal sembari mencari tempat berdiri di bus berwarna kuning ini. Tempat duduk tak ada lagi yang kosong, terpaksa dia berdiri aja, itu pun berdesakan. Dela sempat kesal liat cowok-cowok yang gak mau ngalah buat duduk di kursi bus. Cowok apa cewek sih, itu? Operasi transgender aja gih!

"Eh, aku lupa bawa hape gak, ya? bisa gawat kalau lupa bawa." gumam Dela sembari membuka resleting tasnya.

Brukk!

Shit! Sopir nya nge-rem mendadak. Hape Dela terjatuh ke lantai bus, dan si empunya hanya mendengus kesal sembari berjongkok, berusaha mengambil hapenya kembali.

Tak hanya hape Della. Hape laki-laki yang di depannya pun ikut terjatuh daei saku jaket lelaki tersebut, dan lelaki itu pun ikut berjongkok, melakukan hal yang sama.

"Oh, kamu?" ucap lelaki tersebut menahan tawa.

"Kamu mulu," kata Dela mengambil hapenya dengan cepat. Fadel hanya menyeringai sambil ikut mengambil hapenya yang jatuh.

FADELAWhere stories live. Discover now